Kodim dan Pemkot Semarang Wujudkan Desa Wisata

Wadanramil 07 Gunungpati Kapten Inf Susanto menyerahkan perlengkapan penunjang homestay kepada salah seorang warga binaan desa wisata.

SIGIJATENG.ID, Semarang – Impian mewujudkan desa wisata di Kota Semarang tercapai sudah. Desa Kandri dan Jatirejo di wilayah Kecamatan Gunungpati kini telah menjadi Desa Wisata yang luar biasa. Dimana di dua wilayah kelurahan tersebut memiliki desa dengan tema-tema unik, pertanian, perkebunan dan kerajinan.

Seperti di wilayah Jatirejo, terdapat Kampung Cabai, Kampung Batik dan Kampung Herbal. Kampung Cabai misalnya, terdapat sentra perkebunan cabai dan saat ini tengah panen. Wisatawan pun bisa bermalam di homestay yang telah disediakan warga dengan harga terjangkau. Selain menginap, seharian wisatawan bisa mengeksplore seluruh desa untuk berkegiatan pertanian, berkerajinan hingga beternak bersama warga.

Di Kampung Batik juga terdapat aktifitas warga membatik. Di kampung ini wisatawan juga dapat belajar membantik dari proses membuat pola batik, membatik hingga proses pewarnaan sampai jadi kain batik.Desa Wisata merupakan konsep terobosan Walikota Semarang Hendrar Prihadi dalam mengoptimalkan potensi Kota Semarang di bidang kepariwisataan. Terobosan ini mendapat dukungan dari berbagai institusi diantaranya Kodim 0733 BS Semarang, Yayasan Wahana Bhakti, PKWI Jateng, PDUI Jateng dan Rotary Club Semarang.

Dandim 0733 BS Semarang Kol Inf M Taufiq Zega mendukung program Desa Wisata mengingat keterkaitan dengan Ketahanan Desa, dimana dengan adanya terobosan ini maka akan terjadi pemberdayaan masyarakat desa dari berbagai aspek. Antara lain ketahanan di bidang perekonomian, pangan serta sosial budaya. Semua aspek ini akan berimbas pada pembangunan berskala lokal regional maupun nasional.

“Oleh karena itu kami membantu Pemerintah Kota Semarang dalam membentuk mental dan kepribadian, mengingat nantinya akan menjadi pusat perhatian wisatawan yang tentunya juga dari luar negeri. Dengan adanya landasan kepribadian yang mencirikan sikap adiluhung bangsa Indonesia ini lah, maka Desa Wisata ini benar-benar bisa menjadi miniatur gambaran masyarakat Indonesia yang ramah, santun dan suka kekeluargaan,” ungkap Dandim 0733 BS Semarang, Minggu (7/1/2018).

Saat ini menurut Ketua Yayasan Wahana Bhakti, dr Budi  sudah ada 130 Homestay yang merupakan rumah-rumah warga. Rumah warga tersebut telah dibangun dan direnovasi disesuaikan peruntukannya sebagai Homestay. Antara lain dilengkapi dengan AC, Televisi, kamar mandi dengan kloset duduk, springbed, sofa atau meja kursi serta WIFI.

Perlengkapan homestay merupakan bantuan dari Pemkot dan pihak-pihak yang mensupport, seperti Rotary Club Semarang, Yayasan Wahana Bhakti, dan lainnya.

Kodim 0733 BS Semarang dalam program Desa Wisata telah menggerakkan prajuritnya bersama masyarakat dua desa membangun embung atau sumur resapan sejumlah 138 unit di lokasi tak jauh dari homstay. Sumur resapan menurut Dandim 0733 BS Semarang akan bermanfaat sebagai penyimpan cadangan air. Selain itu juga untuk menahan atau menampung air agar tidak ‘lari’ ke Semarang bawah menjadi problem banjir.
“138 embung atau sumur resapan ini masih menjadi contoh, ke depan akan kami galakkan sebagai program upaya pencegahan banjir dan menyuburkan lahan di wilayah Semarang atas. Kami perlu menjaga daerah-daerah resapan, mengingat potensi kerawanan banjir di wilayah Semarang bawah masih tinggi”, lanjur Kol Inf M Taufiq Zega.
Sementara Wadan Ramil Gunungpati, Kapten Inf Susanto, Minggu (7/1/2018) ikut nyambangi rumah-rumah warga yang digunakan untuk Homestay. Wadan Ramil melakukan pengecekan distribusi bantuan dan pengerjaan sarana homestay yang belum selesai, seperti pembuatan kamar mandi.

“Dari 138 unit homestay, hampir 90 persen sudah ready. 10 persennya kini tinggal pengerjaan kamar mandi, yakni penggantian kloset jongkok menjadi kloset duduk”, ungkap Kapten Inf Susanto.
Ny Ponari, warga Kandri yang rumahnya menjadi Homestay mengaku merasa senang. Sebab dengan adanya homestay yang bakal ditempati wisatawan maka akan menumbuhkan perekonomian warga. “Selain dapat uang sewa homestay, saya juga akan buka warung di sekitar sini. Banyak warga sekarang yang buka warung makan khas desa, seperti pecel gendar dan lontong petis”, ungkap Ny Ponari. (rafif/*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini