Sepanjang Januari 2024, BNPB Catat 137 Kali Terjadi Kejadian Bencana

Ilustrasi Bencana alam. Foto: Istimewa

Jakarta (sigijateng.id) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 137 kali kejadian bencana terjadi pada 1 hingga 23 Januari 2024. Dari jumlah tersebut, sebanyak 900 ribu orang terdampak dan mengungsi.

“Kita bisa lihat dulu gambaran bencana di Indonesia dalam periode bulan pertama tahun ini di awal tahun ini ya, ada 137 kali kejadian bencana ini per tanggal 23 Januari ya,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam Disaster Briefing, sebagaimana dikutip pada Kamis (25/1/2024).

Namun, Aam sapaan Abdul Muhari mengatakan jumlah kejadian bencana tersebut masih ada yang belum dilaporkan daerah kepada BNPB. Dia pun mengatakan jumlah kejadian bencana yang tercatat BNPB hanya 30 sampai 50% saja.

“Meskipun sebenarnya ini ada beberapa kejadian bencana ini tidak seluruhnya terlaporkan ke BNPB. Artinya kalau kita mendefinisikan bencana itu adalah kejadian atau fenomena alam dampak kerugian baik korban jiwa maupun korban harta ekonomi, itu sebenarnya yang terlaporkan itu paling tidak cuma 30 sampai 50%,” ujarnya.

Aam mengatakan dari 137 kejadian bencana dimana jumlah masyarakat yang terdampak dan mengungsi sudah lebih dari 900 ribu jiwa. “Jadi dari 23 hari pertama ini kita sudah 137 kali bencana kejadian bencana dengan jumlah masyarakat yang terdampak hingga mengungsi itu sudah 900 ribu jiwa, cukup signifikan.”

“Dan ini memang periode-periode kita di periode musim basah ya Desember, Januari, Februari, Maret sampai nanti April kita akan tetap mungkin secara dominan menghadapi atau memberikan atensi khusus kepada potensi bencana banjir, angin atau cuaca ekstrem yang disertai hujan dan tanah longsor. Dan jangan lupa juga ada gelombang ekstrim di beberapa tempat,” terang dia.

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meminta seluruh wilayah siaga bencana hidrometeorologi saat puncak musim hujan pada Februari 2024.

“Berdasarkan prediksi curah hujan pada tahun 2024 oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Jawa Timur menjadi salah satu wilayah dengan puncak musim hujan di bulan Februari,” jelas Suharyanto, Selasa (16/1).

Dia menegaskan prediksi tersebut harus diatensi secara serius, sejalan dengan kejadian bencana hidrometeorologi basah seperti banjir dan tanah longsor yang telah terjadi pada beberapa wilayah pada Januari 2024.

“Prediksi ini wajib ditindaklanjuti dengan langkah-langkah mitigasi dan kesiapsiagaan daerah,” tegasnya.

Selain Jawa Timur, adapun wilayah lainnya dengan prediksi dilanda puncak musim hujan di bulan Februari 2024 meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan.

Suharyanto mengemukakan beberapa langkah mitigasi yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak dari ancaman bencana hidrometeorologi basah. “Pertama lakukan penanaman vegetasi dan pemangkasan ranting pohon yang rentan patah, kemudian memperkuat tanggul sungai dan lereng serta pembersihan drainase,” terangnya. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini