Selama Libur Lebaran 2024, TWC Borobudur di Magelang Masih Jadi Magnet Wisatawan Domestik Terfavorit

Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur di Kabupaten Magelang. Foto: Istimewa

Magelang (sigijateng.id) – Candi Borobudur selalu menjadi primadona kunjungan wisatawan, baik wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Keunikan budaya dan sejarah menjadi daya tarik destinasi wisata Candi Borobudur.

Pada tahun 2020 dalam RPJMN 2020- 2024 Pemerintah telah menetapkan 10 (sepuluh) Destinasi Wisata Prioritas, salah satunya adalah Borobudur.

Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko masih menjadi magnet bagi wisatawan domestik untuk mengisi libur Lebaran 2024.

Buktinya, tercatat ada sebanyak 63.437 pengunjung yang datang untuk berlibur bersama keluarga maupun kerabat, sambil menyelami keagungan dan kedalaman makna luhur dari cerita sejarah leluhur bangsa ini.

Dari jumlah kunjungan itu juga diketahui, jika wisatawan yang datang berasal dari berbagai daerah seperti wilayah Jabodetabek, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara dan lainnya.

“Pengunjung didominasi group keluarga yang memposisikan Candi Borobudur sebagai tujuan wisata utama di musim libur lebaran,” kata Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis InJourney Destination Management PT TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, Hetty Herawati, Rabu (17/4).

Hetty pun secara detail menyebut, puncak kunjungan terjadi pada Jumat (12/4) dengan jumlah pengunjung di kisaran 15.000 orang. Dan kuota 1.200 orang yang disediakan untuk naik struktur Candi Borobudur selalu terpenuhi setiap hari sepanjang musim libur lebaran 2024.

“Wisatawan bisa menikmati kemegahan Candi Borobudur dari kejauhan sambil menikmati atraksi pertunjukan seni budaya masyarakat serta lokakarya edukriya bersama pengrajin lokal Borobudur,” katanya.

Namun begitu, Hetty menuturkan, jika dicermati angka kunjungan ke destinasi TWC cenderung menurun dibanding tahun 2023, sejalan dengan penurunan kunjungan secara umum.

“Banyak faktor yang kemungkinan menjadi penyebabnya. Antara lain, perubahan tren perjalanan, faktor ekonomi nasional, bertumbuhnya destinasi wisata lokal. Meski demikian, minat berwisata tetap tinggi dan masih positif untuk mendukung peningkatan perekonomian nasional,” tuturnya.

Pengembangan daerah wisata tidak melulu hanya terkait pengembangan pariwisata. Pengembangan industri penunjang pun penting disiapkan agar destinasi wisata juga memiliki nilai tambah yang lain.

Sebagai informasi, dikutip dari borobudurpark.com, Dinasti Sailendra membangun Candi Borobudur antara 780-840 Masehi. Peninggalan Budha terbesar di dunia ini ditemukan oleh Pasukan Inggris pada tahun 1814 dibawah pimpinan Sir Thomas Stanford Raffles.

Area candi berhasil dibersihkan seluruhnya pada tahun 1835. Borobudur dibangun dengan gaya Mandala yang mencerminkan alam semesta dalam kepercayaan Buddha. Struktur bangunan ini berbentuk kotak dengan empat pintu masuk dan titik pusat berbentuk lingkaran. UNESCO menetapkan Candi Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia di tahun 1991. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini