Langit Pekalongan Dilintasi 3 Ribu Penerbangan Saban Hari, AirNav Terima 12 Laporan Pilot Soal Balon Udara Terbang Liar

Penerbangan balon udara raksasa saat Syawalan di Kota Pekalongan menjadi perhatian AirNav Indonesia. Foto: Istimewa

Pekalongan (sigijateng.id) – Penerbangan balon udara raksasa saat Syawalan di Kota Pekalongan menjadi perhatian AirNav Indonesia. Termasuk gelaran Festival Balon Udara Tambat 2024 yang digelar Pemerintah Kota Pekalongan.

Tradisi ini tidak hanya menjadi simbol syukur dan kegembiraan pasca-Hari Raya Idul Fitri, tetapi juga menarik perhatian karena potensinya mengganggu keselamatan penerbangan. Terutama di rute W45, salah satu jalur terpadat di Indonesia.

Tiap tahun, lembaga penyelenggara navigasi penerbangan nasional itu berusaha tidak ada balon udara raksasa liar yang terbang di langit Pekalongan.

AirNav Indonesia menerima laporan dari pilot yang melihat balon udara terbang liar. Sejak pagi ini sudah ada 12 pilot report di wilayah udara Pekalongan dan sekitarnya.

“Hari ini 12 laporan dari pilot bahwa ada balon yang terlihat oleh mereka. Terlihat mungkin jaraknya cukup jauh,” kata Direktur Keamanan Keselamatan dan Standarisasi AirNav Indonesia, Ahmad Nurein Aulia saat menghadiri Festival Balon Udara yang ditambatkan di Lapangan Mataram, Kota Pekalongan, Rabu (17/4/2024).

Meski demikian, bila dibandingkan 2023 lalu, tahun ini laporan balon udara terbang liar menurun. Tercatat tahun lalu ada 68 laporan pilot.

Dijelaskannya, dari adanya laporan pilot itu, pihaknya segara mengarahkan pesawat untuk menghindar dari wilayah udara balon itu terbang.

“Tugas kami kalau sudah terlihat adanya balon (liar) seperti ini, kami akan menghindarkan pilot supaya tidak melewati daerah itu, supaya pesawat aman,” ungkapnya.

“Bisa dibayangkan kalau balon (liar) banyak sekali, itu kan tugas kami menghindarkan (pesawat) itu menjadi sangat penting, seperti kalau kita lihat di jalan menghindari sekali lubang kan harus kiri kanan,” kata dia.

“Kalau satu pesawat masih bisa, tapi kalau banyak pesawat yang harus menghindari balon itu, sudah menjadi tugas yang sangat berbahaya,” sambungnya.

Padahal, menurutnya, udara di Kota Pekalongan menjadi jalur padat penerbangan di Indonesia.

“Pekalongan ini adalah salah satu jalur padat di Indonesia, sehingga menerbangkan balon liar itu bisa menimbulkan kepanikan yang luar biasa,” tambahnya.

Untuk itu, pihak Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau BUMN yang lebih dikenal dengan AirNav Indonesia, beberapa tahun belakangan ini terus aktif menyosialisasikan potensi bahaya tersebut.

Kemudian untuk mengenalkan cara lain agar bisa menikmati balon-balon udara, yaitu dengan cara ditambatkan. Dengan balon yang ditambatkan, tidak akan mengganggu keselamatan penerbangan.

Sementara itu, Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid, menyebut sebelum adanya festival balon tambat Pekalongan, pihaknya selalu menyita 300-400 balon udara liar siap terbang dari warga.

“Ini bisa membahayakan kita. Apalagi ternyata lalu lintas langit Pekalongan paling padat nomor 2, dengan 3.000 penerbangan tiap harinya,” jelasnya. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini