Kronologi Dua Santriwati di Grobogan Ditemukan Sudah Tak Bernyawa Saat Banjir Bandang

Evakuasi Jenazah kedua Santriwati korban banjir. (Foto sugiono sigi jateng)

GROBOGAN (Sigi Jateng) –  Mengejutkan banyak orang.Pada saat banjir melanda Grobogan, dua santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) Manbaul A’laa Purwodadi, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah yang dilaporkan hilang sejak hari Jumat (15/03/2024) lalu akhirnya ditemukan.

Namun saat ditemukan, kedua santri itu sudah dalam kondisi tak bernyawa. Kedua korban tersebut ditemukan dengan tempat yang terpisah, tetapi tidak terlalu jauh di daerah Desa Karanganyar. Dua santri tersebut masing masing bernama Nurul Fajriyah (19 tahun) warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Purwodadi dan

Shofiyatul Lailiyyah, (18 tahun) merupakan warga Desa Tunggak, Kecamatan Toroh.

Kapolsek Purwodadi AKP Dedi Setyanto menjelaskan, kedua jenazah yang ditemukan di area persawahan Desa Karanganyar tersebut diduga tenggelam dan terseret arus banjir pada hari Jumat lalu sekitar pukul 10.00 wib.

“Kedua santri itu ditemukan hari ini, Senin sekitar pukul 06.30 WIB,” trrang Kapolsek, Senin (18/03/2024).

Dikatakan AKP Dedi Setyanto,  bahwa hasil dari keterangan Tarwina (31 th) warga yang berada di lokasi kejadian, sebelum peristiwa terjadi, saat ia berada di dalam rumah sempat mendengar ada suara minta tolong berulang kali dari luar rumah, namun saat diintip dari jendela ia tidak melihatadanya seorang pun. Sehingga ia kembali lagi menjauh dari jendela karena saat itu kondisi banjir disekitarnya mencapai 1 meter lebih.

Sementara, Nurhadi (58 tahun) orang tua salah satu korban menyampaikan bahwa, saat hari Jumat (15/03/2024) sekitar Pukul 09.00 Wib pagi, anak putrinya sempat memberi kabar melalui telephon jika akan pulang dengan naik becak bersamaan dengan temanya yang dari desa Tunggak. Untuk memastikan kondisi perjalanan anaknya, beberapa menit kemudian Nurhadi menghubungi balik pada korban dengan menanyakan sudah sampai dimana perjalananya.

Kemudian korban menjawabnya jika ia bersama temanya sudah sampai di perempatan Glugu dan sudah turun dari becak. Untuk menuju rumah ia akan jalan kaki melintasi area banjir. Karena korban tak kunjung datang, kemudian ayah korban menelpon kembali sekitar pukul 10.00 wib. Namun saat itu telepon anaknya sudah tidak aktif lagi.

Karena ayah korban sudah putus komunikasi dengan anaknya, kemudian ayah korban menghubungi pihak Ponpes Manba’ul A’laa dan para kerabat keluarga yang lain, namun keberadaan kedua Korban tetap tidak diketahui. Atas huilangnya dua Santriwati tersebut kemudian Nurhadi (orang tua korban) melaporkanya ke Polsekta Purwodadi, Sabtu (16/03/2024).

“Peristiwa tersebut dilaporkan pada hari Sabtu, kemudian pihak kepolisian langsung melakukan koordinasi dengan BPBD Grobpgan dan Instansi terkait untuk melakukan pencarian di lokasi kejadian,” jelasnya.

Kedua korban baru ditemukan setelah dalam waktu tiga hari pada proses pencarian. Kemudian jenazah kedua satri itu dievakuasi dan dibawa ke RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi untuk dilakukan pemeriksaan.

Dan hasil dari pemeriksaan tubuh kedua korban sudah dalam keadaan membengkak karena kemasukan air. Selain itu tidak ditemukan tanda – tanda penganiayaan. Setelah dilakukan pemeriksaan, kedua jenazah diserahkan kepada masing masing orang tua korban.

“Keluarga kedua korban tidak menghendaki untuk dilakukan outopsi pada jasad korban dan tidak akan menuntut dalam bentuk apapun atas meninggalnya korban,” kata kapolsek.

Selanjutnya jenazah dibawah ake rumah masing masing orang tua korban untuk dilakukan prosesi pemakaman. (gik)

Beirta Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini