Berkontribusi Turunkan Kemiskinan, Baznas Jateng Ajak Semua LAZ Maju Bersama Kelola Uang Zakat Umat Islam

Ketua Baznas Jateng Dr KH Ahmad Darodji. ( foto dok baznas)

SEMARANG (sigijateng.id)  – Dana zakat profesi yang dibayar oleh para ASN (PNS) di lingkungan Pemprov Jateng kemudian dikelola oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Tengah memiliki kontribusi menurunkan jumlah penduduk miskin di wilayah ini melalui program bantuan produktif. Harapannya, umat Islam non ASN yang kaya juga mau membayarkan zakatnya, baik zakat malam mal dan fitrah  melalui LAZ-LAZ (lembaga amil zakat) yang dibentuk oleh masyarakat.

Demikian dikatakan Ketua Baznas Jateng Dr KH Ahmad Darodji di Semarang, kepada belasan wartawan Sabtu (30/3/2024).

“Zakat itu terbukti bisa membantu menurunkan angka kemiskinkan dengan cepat. Hasilnya sudah begitu nyata di masyarakat,” tegas Kiai Ahmad Darodji.

Dikatakan Kiai Darodji, pada tahun 2023 Baznas Jateng berhasil mengampulkan dana zakat sebagaimana yang ditargetkan yakni Rp90 miliar. Kemudian pada tahun 2024 ini, target bisa mengumpulkan dana hingga Rp 100 miliar. Sebagaimana aturan yang ada, Baznas tingkat provinsi Jateng hanya memungut uang zakat profesi dari para ASN di lingkungan pemprov. Kemudian Baznas kota/kabupaten mengelola zakat profesi para ASN di lingkungan kota/kabupaten bersangkutan.

“Untuk pendistribusian atau penyalurannya, Baznas menyalurkan 50 persen dana terkumpul, kemudian 50 persen lainnya disalurkan UPZ (Unit Pengumpul Zakat) OPD.  Misal UPZ OPD Dinas Pendidikan berhasil mengumpulkan uang zakat dari ASN di OPS tersebut sebesar Rp5 miliar, maka Rp2,5m dikelola dan disalurkan Baznas, kemudian Rp2,5 miliar dikelola dan disalurkan sendiri oleh UPZ Dinas Pendidikan,” terang dia.


Kiai Darodji menyebut komposisi penyaluran zakat Baznas Jateng relatif berimbang, yakni 50 persen untuk bantuan konsumtif dan sisanya program produktif. Bantuan konsumtif menyasar warga yang memang kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, terutama bagi mereka yang menjadi korban bencana alam.

Ia menyebut ribuan paket bantuan konsumtif telah disalurkan untuk para korban banjir di Demak dan Kudus.

Darodji menyebutkan bahwa 4-5 tahun lalu, persentase penduduk miskin Jateng berkisar 13 persen, namun saat ini turun menjadi 10,7 persen.

“Baznas melalui program bantuan produktif punya andil dalam penurunan angka kemiskinan tersebut,” ujarnya.

Ia memberi contoh sejumlah pelaku usaha skala mikro setelah mendapat bantuan dari Baznas, usahanya kemudian berkembang.

Dari yang semula warungnya hanya ada empat kursi bertambah menjadi enam kursi. Dari yang semula tidak punya pegawai, kini punya 3 – 4 pekerja.

Indikator tersebut menunjukkan bahwa bantuan produktif yang digulirkan Baznas membuahkan hasil. Ada belasan ribu penerima bantuan dari Baznas.

Salah satu kunci sukses program bantuan itu karena Baznas juga menerjunkan para pendamping agar pelaku usaha fokus mengelola bantuan untuk tujuan pengembangan usaha.

“Kalau hanya dikasih bantuan lalu tidak ada pendampingan, uang bantuan malah digunakan untuk beli HP,” ujar Kiai Darodji.

Kia Darodji menyebutkan potensi zakat, infak, dan sedekah di Jateng mencapai Rp1 triliun dalam satu tahun. Adapun Baznas Provinsi Jateng pada 2024 menargetkan bisa menghimpun Rp100 miliar, karena Baznas Jateng hanya mengurus zakat para ASN di lingkungan Pemprov Jateng.

Adapun 35 Baznas di kabupaten dan kota diperkirakan menyerap Rp300 miliar. Selanjutnya, yang Rp600 miliar adalah dari umat Islan non ASN yang dihimpun oleh lembaga amil zakat (LAZ) yang dibentuk masyarakat, termasuk oleh ormas-ormas Islam milik NU dan Muhammadiya yakni Lazisnu, Lazismu.

“Kami ingin, Baznas dan LAZ-LAZ yang  ada ini bisa bekerja bersama, maju bersama-sama mengumpulkan dan menyalurkan zakat umat Islam,” pungkas Kiai Darodji. (aris)  

Berita Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini