PTMSI Jateng Kecewa dengan KONI Jateng, Tidak Ada Anggaran Kejurprov Tenis Meja

Foto Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) tingkat Jawa Tengah di Kabupaten Rembang resmi bergulir pada Selasa siang (20/12/2022). Lebih dari 400 atlet dari seluruh Kabupaten / Kota di Jateng ikut ambil bagian dalam kejuaraan yang digelar di GOR Mbesi Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.. ( foto rembangkab.go.id)

SIGIJATENG.ID  – Ketua Pengurus Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Provinsi Jawa Tengah (Jateng)  Dr Drs Rukma Setyabudi kecewa dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jateng, lantaran anggaran untuk menggelar Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Tenis Meja Yunior Tahun 2023 tidak ada.

“Kami menyesalkan tata kelola anggaran KONI Jateng dan merasa aneh mengapa tidak bisa mengeluarkan anggaran. Padahal, laporan terakhir ada sisa anggaran atau Silpa sampai 10 Miliar,” ungkap Rukma sekaligus matan Ketua DPRD Provinsi Jateng, Jumat (6/10/2023).

Rukma Setyabudi mengatakan awalnya PTMSI mengajukan permohonan bantuan biaya penyelenggaraan Kejurprov Tenis Meja Yunior 2023 ke KONI Jateng. Kemudian KONI Jateng menyurati PTMSI pada tanggal 26 September 2023 terkait balasan mohon bantuan biaya penyelenggaraan Kejurprov Tenis Meja Yunior 2023 di Boyolali.

Dalam surat bernomor 410/UM/IX/2023, KONI Jateng tidak bisa memberikan bantuan dikarenakan tidak ada pos anggaran untuk keperluan Kejurprov. Surat tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum KONI Jateng, Bonna Ventura Sulistiana, SH MH.

Rukma menegaskan Kejurprov merupakan agenda rutin tahunan dan semestinya alokasi anggaran sudah disiapkan. Ia pun sangat menyesalkan tata kelola anggaran KONI Jateng. Apalagi, pengajuan proposal untuk meminta anggaran Kejurprov juga sudah dikirim ke KONI Jateng jauh-jauh hari.

Selain itu, persiapan gelaran Kejurprov Tenis Meja pun sudah dilakukan jauh-jauh hari dan undangan ke kabupaten/kota guna menyiapkan atlet dalam mengikuti Kejurprov juga sudah disebar.

Jika Kejurprov gagal, Rukma merasa malu mengingat surat undangan sudah dikirim.

“Malu bila acara rutin tahunan ini gagal terlaksana mengingat surat undangan sudah dikirim dan khawatir dengan nasib atlet yang tidak adanya Kejurprov yang menghambat regenerasi atlet,” ujarnya.

Menurutnya jika sampai tidak sampai pos anggaran Kejurprov Junior di KONI berarti pelaksanaan program di KONI tidak berjalan dengan baik. Penyusunan anggaran tidak mampu dikelola secara baik, terlebih dalam upaya pembinaan regenerasi atlet tidak berjalan.

Sementara, Wakil Ketua Umum II KONI Soedjatmiko yang sekaligus sebagai ketua Tim Verifikasi bantuan kepada Pengprov Cabang Olahraga, menegaskan bahwa prioritas penggunaan anggaran untuk tahun 2023 adalah untuk Penyelenggaraan Porprov dan persiapan menghadapi babak kualifikasi PON (Pra-PON).

”Jadi event-event khususnya kategory Yunior yang digelar oleh cabang olahraga menjadi beban dan tanggung jawab Pengprov cabang olahraga itu,” kata Soedjatmiko.

Pernyataan tersebut menanggapi adanya kekecewaan dari Ketua Pengprov PTMSI Jateng Rukma Setyabudi akibat tidak mendapat bantuan anggaran untuk penyelenggaraan Kejurprov Tenis Meja Yunior 2023.

Soedjatmiko membenarkan tidak ada pos anggaran untuk penyelenggaraan Kejurprov yunior. ”Karena alokasi dana memang untuk di prioritaskan untuk Porprov dan Pra-PON,” tegasnya.

Mengenai kontribusi tenis meja terhadap olahraga Jateng, dosen FIK Unnes itu juga mengakui. Namun dia menegaskan, KONI memiliki anggota 69 cabang olahraga, 35 KONI Kab/Kota dan 6 badan fungsional. Karena itu, dalam menyalurkan dana bantuan dilakukan asas keadilan dan prioritas.

“Adil artinya kita tidak serta merta membantu cabang olahraga tertentu dengan angka yang besar. Prioritas maksudnya cabang-cabang olahraga dengan potensi prestasi tinggi akan mendapat bantuan anggaran lebih besar dari yanhg lain,” jelasnya. (aris)

Berita Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini