Molor dari Rencana Sebelumnya, Kloter 37 Embarkasi JKS Bakal Jadi Penutup Gelombang 1 Kedatangan Jemaah Haji di Madinah

Jemaah haji Indonesia saat tiba di Bandara AMMA Madinah. Foto : vian adye / sigijateng.id

Madinah (sigijateng.id) – Kedatangan jemaah haji Indonesia gelombang 1 di Arab Saudi dijadwalkan akan berakhir pada kloter pamungkas Kamis (8/6/2023) besok.

Di hari terakhir itu hanya akan ada satu kloter, yakni kloter 37 embarkasi Jakarta Bekasi sebanyak 374 jemaah.Jadwal tersebut molor jika dibandingkan dengan rencana semula.

Pada awal-awal keberangkatan gelombang satu jemaah haji dari Tanah Air, kloter terakhir dijadwalkan sudah tiba di Madinah lewat Bandara Amir Mohammad bin Abdul Azis (AMAA) pada 7 Juni dini hari.

Lalu, dilanjutkan dengan gelombang kedua jemaah haji yang mendarat di Bandara King Abdul Aziz (KAA), Jeddah, untuk kemudian langsung ke Mekah.

Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu, total terdapat 548 kloter jemaah haji diberangkatkan dari Tanah Air.

Sekira 264 kloter merupakan gelombang satu yakni yang singgah dahulu di Madinah. Molornya kedatangan jemaah di Madinah tidak terlepas dari keterlambatan keberangkatan kloter karena permasalahan di maskapai.

Menurut catatan Kementerian Agama, keterlambatan penerbangan masih terus terjadi sampai hari ke-13 keberangkatan jemaah haji Indonesia ke Arab Saudi, baik dalam penerbangan Garuda Indonesia maupun Saudia Airlines.

Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab meminta maskapai penerbangan untuk serius dalam memperhatikan kenyamanan jemaah haji. Hal itu ditunjukkan dengan sikap yang lebih kooperatif dan informatif.

“Maskapai, baik Saudia Airlines maupun Garuda Indonesia, harus lebih kooperarif dalam menginformasikan setiap perubahan atau keterlambatan penerbangan. Maskapai juga harus lebih solutif,” tegas Saiful Mujab dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (5/6/2023).

Tingkat perubahan dan keterlambatan jadwal penerbangan jemaah haji Indonesia tahun 2023 sudah cukup tinggi, angkanya lebih dari 15 kali keterlambatan atau perubahan jadwal.

“Masing-masing maskapai yang menempatkan perwakilannya di asrama haji, tidak hanya untuk menyiapkan jadwal, namun juga untuk menjelaskan dan meminta maaf ke jemaah bila ada perubahan jadwal penerbangan,” jelas Saiful.

“Sebab, jadwal yang disepakati sebelumnya sudah disosialisasikan ke jemaah. Saya minta hal ini menjadi perhatian serius bagi pihak maskapai agar keterlambatan tidak terus terjadi,” imbuhnya.

Saiful kembali mengingatkan maskapai bahwa perubahan jadwal penerbangan mengakibatkan efek domino yang mengganggu pemenuhan layanan kepada jemaah, baik di asrama haji, maupun di Madinah dan Mekah.

Sebab, hal itu berkaitan dengan masa tinggal jemaah, kapasitas, dan rotasi jemaah di asrama haji. Terlebih lagi layanan di Arab Saudi yang telah dikontrak untuk melayani jemaah haji sesuai jadwal, menjadi tidak efisien.

“Kami harap potensi perubahan jadwal bisa diminimalisir. Jika ada perubahan jadwal, dalam kontrak sudah disebutkan bahwa pemberitahuan minimal 2×24 jam sebelum keberangkatan. Jangan mendadak atau bahkan baru diberitahukan setelah terjadi,” sebut Saiful.

“Saya minta komiten maskapai, baik Saudia Airlines maupun Garuda Indonesia, terhadap kesepakatan yang sudah tertuang dalam kontrak,” tandasnya. (Vian)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini