Memeriahkan Malam Tahun Baru Islam 1445 H, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Ikut Berpartisipasi di Kampung Sabrangan Gunungpati

KKN MIT-16 Posko 02 UIN Walisongo Semarang

SEMARANG (sigijateng.id) – Masyarakat Kampung Sabrangan RW 03 Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati menggelar ‘Tradisi Slametan’ (syukuran) yang dilaksanakan di pertigaan jalan untuk menyambut perayaan Satu Suro (Tahun Baru Islam) yang bertepatan pada hari Rabu (19/7/2023).

Tradisi slametan ini dikenal sebagai bentuk tolak bala serta memohon keselamatan kepada Allah SWT. Masyarakat Kampung Sabrangan beserta Mahasiswa KKN MIT 16 Posko 02 berkumpul di pertigaan jalan Kampung Sabrangan yang bertempat di RT 03 RW 03.

Pada momentum perayaan Satu Suro masyarakat Kampung Sabrangan secara sukarelawan membawa makanan seadanya berupa nasi dan lauk pauk serta jajanan dan minuman yang akan digunakan dalam tradisi slametan perayaan Satu Suro.

Prosesi selamatan diawali dengan pembukaan oleh ketua RW 03 Sholihin Purnomo dan dilanjutkan dengan sambutan.

“Dengan adanya hidangan makanan yang seadanya ini semoga menjadi bentuk rasa syukur kita terhadap apa yang sudah diberikan” ucap Sholihin dalam sambutannya.

Acara mauidhoh hasanah dilakukan oleh sesepuh Kampung Sabrangan Sukaryo. Dalam mauidhoh hasanah, Sukaryo menyampaikan terkait cara menyambut tahun baru Islam.

“Untuk menyambut tahun baru Islam itu yang pertama kita ucapkan Alhamdulillah sebagai wujud syukur, yang kedua kita melihat tahun sebelumnya dengan mengucapkan kalimat astagfirullah karena kalimat ini merupakan wujud introspeksi, dan yang ketiga kita akan menghadapi tahun yang baru dengan mengucapkan kalimat bismillah karena kalimat ini mengandung makna yang mengawali sesuatu dengan niat positif karena Allah SWT,” ujarnya.

Salah satu warga, Nandi, mengatakan sebelum acara selesai, tak lupa masyarakat Kampung Sabrangan bersama-sama membaca doa awal tahun. Kemudian masyarakat setempat melakukan makan bersama sebagai bentuk rasa syukur dan secara langsung masyarakat semakin guyub.

“Masyarakat Kampung Sabrangan selama ini sudah sibuk bekerja, jadi kelihatan sepi di lingkungan masyarakat. Pada momentum malam suro ini menjadi kesempatan untuk masyarakat berkumpul semua di suatu tempat, karena dengan adanya makan bersama seluruh masyarakat bisa mempererat silaturahmi melalui obrolan yang mereka bentuk” tuturnya. (desti/*)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini