Malapetaka Disebut di Depan Mata, Jokowi Ultimatum Perusahaan Tambang yang Beroperasi

Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Festival LIKE, Indonesia Arena GBK, 18 September 2023. ( Foto : Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta (sigijateng.id) – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mendadak memberikan ultimatum kepada perusahaan tambang yang sedang menjalankan operasinya di Indonesia.

Presiden Jokowi meminta agar perusahaan tambang langsung memperbaiki lahan setelah tambang berakhir. Presiden Jokowi bahkan mewanti-wanti agar lahan tambang jangan dibiarkan ditinggal tanpa adanya proses pemulihan lahan atau reklamasi pasca tambang.

Presiden pun menyebut, pihaknya akan terus memantau satu per satu. “Tapi hati-hati saya ingatkan kalau di sini ada perusahaan tambang yang hadir, setelah nambang diperbaiki lahan itu setuju? jangan ditinggal dibiarkan, akan saya cek satu satu,” tuturnya saat memberikan sambutan pada Festival LIKE di Indonesia Arena GBK, Jakarta, sebagaimana dikutip pada Rabu (20/09/2023).

Ultimatum yang diberikan Presiden Jokowi itu berkaitan dengan adanya ‘malapetaka’ atau ancaman perubahan iklim di dunia. Oleh karena itu, Presiden Jokowi menyebut, kini ada peraturan yang dirilis terkait setiap perusahaan tambang harus memiliki pusat persemaian (Nursery Center).

“Dan sekarang ada Permen (Peraturan Menteri) baru keluar, setiap perusahaan tambang harus memiliki pusat persemaian,” ucap Jokowi.

“Harus punya Nursery Center, sehingga habis nambang langsung tanam supaya tidak terjadi kerusakan lingkungan. Wajib, karena Permennya baru keluar,” tegasnya.

Dalam acara itu, Presiden Jokowi juga mengingatkan masalah iklim yang menerpa dunia belakangan ini. Ia memberikan pesan kehati-hatiannya atas ancaman perubahan iklim tersebut.

“Hati-hati hati-hati, ancaman perubahan iklim sudah nyata dan sudah kita rasakan dan dirasakan semua negara di dunia. Suhu bumi semakin panas cuaca juga semakin panas kekeringan ada di mana-mana bukan hanya di Indonesia saja,” tegasnya.

Hal ini, kata Jokowi mengakibatkan munculnya berbagai macam krisis, salah satunya pangan. Banyak negara kini kesulitan untuk mendapatkan pangan, baik dari produksi dalam negeri maupun impor.

“Akhirnya ada krisis pangan, beberapa negara kekurangan pangan baik itu gandum, beras,” ujar Jokowi.

Persoalan ini semakin rumit ketika belasan negara memilih untuk menahan ekspor, khususnya beras.

“Yang biasanya negara-negara itu mengekspor berasnya 19 negara sekarang sudah setop ngerem ekspornya, tidak diekspor lagi sehingga banyak negara yang harga berasnya naik termasuk di Indonesia sedikit naik,” terang dia. (Red)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini