Dewan Dorong Pemkot Semarang Perbaikan Pasar Tradisional Agar Jadi Lebih Nyaman

Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang, Johan Rifai, baru-baru ini

SEMARANG (sigijateng.id) – Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang mendorong pemerintah kota Semarang untuk melakukan perbaikan sejumlah pasar tradisional agar representatif dan menjadi lebih nyaman. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang Johan Rifai, yang menanggapi usai Pemerintah Kota Semarang memperoleh dua penghargaan yaitu sebagai daerah tertib ukur dan SNI pasar rakyat dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI, baru-baru ini.

Selain itu, pihaknya mengatakan, sangat bersyukur jika Kota Semarang terpilih dan mendapatkan penghargaan sebagai kota atau daerah tertib ukur di Indonesia. Karena telah menerapkan ukuran yang sebenarnya saat melayani pembeli oleh pedagangnya. “Sehingga Kota Semarang layak mendapatkan penghargaan tersebut,”terangnya, Selasa (14/11/2023).

Sedangkan penghargaan selanjutnya, yang diperoleh Pemkot Semarang yaitu kategori SNI pasar rakyat. Menurutnya, pengertian SNI yaitu pasar tradisional yang sesuai standar. “Dan kita juga patut bersyukur atas penghargaan ini. Meski, sebenarnya harus ada banyak perbaikan terutama di pasar tradisional kota Semarang agar layak dan menarik lebih banyak pengunjung untuk datang meramaikannya.

“Tentunya butuh anggaran yang tidak sedikit untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung di pasar tradisional. Sehingga kedepannya bisa lebih ramai seperti dulu lagi yang saat ini kondisinya belum optimal. Karena pengunjung masih sepi, pedagang banyak yang tutup, belum begitu ramai,”paparnya.

Harapannya, dengan penghargaan yang didapatkan oleh Pemkot Semarang ini bisa makin mengoptimalkan lagi kenyamanan dari pasar tradisional dan memberikan anggaran yang cukup untuk perbaikan pasar yang dinilai sudah tidak layak. “Karena anggaran perbaikan tidak banyak jadi sifatnya hanya tambal sulam saja. Sehingga belum menarik orang untuk datang. Misalnya, Pasar Johar juga masih ada kekurangan di sana- sini, seperti kebocoran, maupun dari segi ukuran lapak pedagang yang belum representatif,”ujar Politisi Partai PKS ini.

Dikatakannya, lebih lanjut, jangan sampai ada kesan pasar tradisional selama ini kotor dan becek. “Kalau kondisi pasar tradisional bagus dan menarik, akan membuat konsumen kerasan dan betah datang ke pasar. Apalagi di pasar ada interaksi antara pedagang dan penjual yang itu tidak didapatkan di pasar modern,”pungkasnya.

Sebelumnya, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu usai menerima penghargaan tersebut secara langsung dari Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, mengatakan, bahwa penghargaan ini merupakan sebuah apresiasi bagi pemerintah Kota Semarang.

“Bapak Menteri Perdagangan secara langsung menyerahkan dua kategori penghargaan untuk Kota Semarang. Yaitu SNI pasar rakyat dan daerah tertib ukur,” kata Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Menurut Mbak Ita, Kota Semarang menjadi satu-satunya kota yang mendapatkan dua penghargaan. “Tentunya ini merupakan satu semangat agar semua pasar di Kota Semarang bisa ber-SNI. Dari Dinas Perdagangan juga harus mensupport, mengawasi, dan memantau agar semua pasar bisa sesuai SNI,” katanya.

Mbak Ita menyebut, penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pasar Rakyat dan Pasar Tertib Ukur merupakan upaya pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap konsumen di daerah. Hal ini juga menjadi kontribusi terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. (Dcp)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini