Tak Bisa Jual Saham dan Tak Ada Kejelasan Deviden, Investor Santara Kecewa

PT Santara Daya Inspiratama

Semarang (Sigijateng.id) –Mayoritas investor Santara kecewa. Hal itu lantaran dalam pembukaan pasar sekunder banyak saham yang tidak bisa terjual. Padahal saham UMKM mereka yang miliki sudah anjlok.

antara sendiri adalah platform online yang diluncurkan pada Desember 2020 dan yang dikelola oleh PT Santara Daya Inspiratama. Santara melakukan pengumpulan dana investasi dengan cara Equity Crowdfunding.

Atau bisa diartikan, Santara melakukan pungutan dana melalui penawaran saham berbasis teknologi informasi. Sederhananya, Santara adalah penghubung antara pelaku bisnis yang ingin mengembangkan usahanya dengan masyarakat yang ingin memiliki bisnis (investor).

Dalam promosinya, Santara akan membantu investor menyeleksi bisnis unggulan. Investor dapat berinvestasi membeli saham pada sebuah bisnis dan menikmati passive income dari dividen hasil usaha tersebut.

“Sistemnya beli saham dan dapat deviden tiap 6 bulan sekali,” kata Afri Rismoko salah satu investor Santara asal Semarang pada Rabu (8/6/2022).

Namun dalam perjalannya, dari bulan September 2021 sampai dengan Desember 2021, tidak ada laporan keuangan bulanan maupun laporan keuangan 6 bulanan. Sehingga para investor mulai menagih jatah devidennya.

Hanya saja menurut Afri, saat dirinya mengirim email tagihan dan keluhan ke Santara tidak dibalas sama sekali.

“Hanya chat melalui whatsapp dan Instagram yang dibalas, itu pun menyuruh agar saya hanya sabar tanpa ada kejelasan. Hal ini tentu sangat merugikan konsumen Santara yang telah mempercayakan uangnya,” ujar Afri yang juga pengusaha karangan bunga itu.

“Saya beli saham Salad Nyoo Rp 100 per lembar di akhir 2020. Sekarang mau saya jual meski harganya turun jadi Rp. 50 di pasar sekunder. Itu pun hingga kini belum ada yang beli. Saya melihat order book memang tidak ada yang beli. Isinya mereka para investor yang ingin jual rugi, itupun tidak ada yang beli,” beber Afri.

Dia menerangkan jika ingin melihat banyak investor kecewa bisa membuka kolom komentar Instagram resmi Santara. Menurutnya banyak investor yang kecewa selain penurunan harga saham dan dividen yang tidak sesuai janji juga pelayanan komunikasi untuk para investor.

Menurut Afri, dana yang dihimpun dari investor seperti dirinya yang terkumpul bukan main-main. Apalagi saat ketika Santara dilaunching pada akhir 2020 lalu.

“Kalau bisa dijual tidak apa-apa. Ini saham bisa dibeli tapi tidak bisa dijual. Mau jual tidak ada yang beli. Buang-buang waktu sejak akhir 2020. Mending beli kripto rugi bisa dijual, likuiditas tinggi,” sambungnya.

Dia menambahkan dana buyback dari PT Aspal Polimer Emulsindo sudah hampir dua pekan sejak tanggal 10 Mei 2022 tak kunjung masuk ke wallet. Padahal dari penerbit perusahaan mereka sudah melakukan buy back.

“Masalah berulang setiap secondary market. Ada beberapa penerbit yang tidak lagi memberikan laporan keuangan. Seperti tidak ada tindakan tegas dari penyelenggara ke penerbit-penerbit nakal,” tutup investor lain nya, Yudi Aswandi. (Mushonifin)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini