Siaran TV Analog Dihentikan 2 November, Moh Saleh Minta Harga STB Tetap Stabil dan Bukan Barang Langka

Ketua Komisi A DPRD Jateng Mohammad Saleh dalam sebuah acara. ( foto humas dprd jateng)

SEMARANG (sigijateng.id) – Ketua Komisi A DPRD Jateng Muhammad Saleh mengajak masyarakat segera beralih ke TV Digital mengingat siaran TV analog segera dihentikan. Jajaran DPRD Jateng juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Jawa Tengah tentang program Analog Switch Off (ASO) atau migrasi dari siaran televisi (TV) analog ke siaran TV digital yang akan dilakukan 2 November 2022.

“Penghentian siaran TV analog atau Analog Switch Off (ASO) akan dilakukan menyeluruh tanggal 2 November 2022. Artinya, setelah tanggal itu, siaran TV analog mati dan beralih ke siaran TV digital. Masyarakat harus tahu itu, agar pada saatnya nanti tidak kaget jika tiba-tiba TV nya yang lama tidak bisa,” kata Saleh dikutip dari laman dprd.jatengprov.go.id, Jumat (17/6/2022).

Muhammad Saleh mengatakan hal itu saat menjadi narasumber dalam acara dialog Trijaya Hot Topic di studio Trijaya FM Semarang belum lama ini. Dalam dialog itu juga menghadirkan narasumber Kepala Dinas Kominfo Jateng Riena Retnaningrum

Dikatakan Saleh, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melakukan proses migrasi siaran televisi digital dan penghentian siaran TV analog atau analog switch off (ASO) bersama lembaga penyiaran multipleksing (mux) secara bertahap menjadi tiga tahap. Tahap pertama pada pada 30 April 2022, tahap kedua pada 25 Agustus 2022 dan tahap ketiga pada 2 November 2022

Pada ASO tahap pertama, jajaran DPRD Jateng sudah dilakukan sosialisasi ke 13 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Sosialisasi dilakukan saat melakukan kunjungan ke daerah pemilihan (Kudapil).

“Sosialisasi ini akan terus dilakukan agar masyarakat bisa memahami, mengingat batas waktu peralihan paling lambat November mendatang,” tutur Saleh, politisi Partai Golkar ini.

Terkait pembagian set top box (STB) gratis kepada masyarakat, Saleh minta dinas terkait harus benar-benar mencermati data penerima, khususnya di Jateng. Saleh tidak ingin, pembagian STB gratis tidak menjadi perdebatan seperti data masyarakat miskin datanya yang kurang valid.

“Untuk STB ini juga harus menjadi perhatian betul. Jumlah STB yang dibagi gratis hanya untuk rumah tangga miskin. Jangan sampai setelah nanti ada migrasi, STB menjadi barang mahal dan langka sehingga masyarakat yang mau membeli STB susah mendapatkannya. Ini tentu bisa menjadi masalah baru lagi,” ujarnya.

Ketersediaan STB serta kestabilan harga, lanjutnya, menjadi satu hal mutlak yang harus dijaga pemerintah. Dia tidak ingin, saat program digital sudah berlangsung, berbagai perangkat yang harus dibutuhkan masyarakat malah tidak ada.

Kepala Dinas Kominfo Jateng Riena Retnaningrum mengatakan Dinas Kominfo Jateng pun kini terus melakukan sosialisasi program Analog Switch Off atau migrasi dari siaran televisi (TV) analog ke TV digital kepada masyarakat di daerah-daerah, sesuai amanat dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Bekerja sama dengan ILM, SK mitra, Lembaga Penyiaran Publik (LPP) dan Lembaga Penyiaran Swasta (LPS) serta para media tradisional sosialisasi gencar dilakukan melalui berbagai kanal, termasuk media massa dan media sosial.

Sosialisasi dilakukan dari level yang paling tinggi hingga ke bawah dan tidak hanya di wilayah kota tetapi hingga ke pelosok pedesaan.

“Masyarakat harus bersiap memasuki era baru dengan hadirnya ekosistem teknologi digital. Mari bersama-sama untuk berpindah dari siaran TV analog ke siaran TV digital, tanpa menunggu 2 November 2022” ujarnya.

Riena menuturkan migrasi siaran TV analog ke digital menjadi keniscayaan untuk menghadapi tantangan serta memanfaatkan peluang di era teknologi digital, sekaligus untuk menghindari ketertinggalan dengan Negara lain.

Terkait bantuan STB gratis kepada masyarakat, lanjutnya, tentunya masyarakat yang berhak penerima bantuan sesuai indikator, karena Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Kementerian Sosial sudah ada MoU, sehingga bantuan akan dikirimkan melalui jasa pihak ketiga yakni PT Pos Indonesia yang mendistribusikan bantuan tersebut.

“Sekarang juga sudah tersedia STB di toko-toko dengan harga variatif. Namun, agar pemilihan STB harus yang sesuai standar Kemenkominfo,” ucapnya. (aris syaefudin)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini