Semarang dan Sofia Lakukan Kerjasama Urban Mobility melalui IURC, Ini Maksud dan Tujuannya

Semarang (Sigijateng.id) – Kota Sofia, Ibukota Bulgaria dan Semarang bekerja sama melaksanakan identifikasi proyek percontohan bersama untuk diimplementasikan melalui program International Urban and Regional Cooperation (IURC) yang didanai oleh Uni Eropa hingga tahun 2023.

Hal itu dibahas saat perwakilan Kota Sofia berkunjung ke Semarang dan bertemu dengan Wali kota Semarang, Hendrar Prihadi pada Selasa (28/6/2022).

Sejak peluncuran kerja sama pada bulan November tahun lalu, kunjungan ini merupakan kali pertama perwakilan Kota Sofia dan Semarang bertemu tatap muka. Pertemuan sebelumnya dilakukan secara daring, kedua kota telah menyatakan ketertarikan dalam pengembangan mobilitas perkotaan berkelanjutan.

Sofia sebagai ibu kota Bulgaria memiliki banyak pengetahuan dalam mengaplikasikan inovasi digital untuk meningkatkan layanan mobilitasnya. Sementara itu, Kota Semarang berbagi pengalaman penyediaan transportasi umum lewat kerja sama dengan sektor swasta.

Wali kota Semarang yang akrab disapa Hendi menyampaikan bahwa salah satu persoalan sebuah kota adalah pertumbuhan penduduk dan juga kendaraan bermotor yang juga meningkat sangat luar biasa. Pada tahun 2021, data kendaraan bermotor dan mobil di Kota Semarang ada 1,8 juta, naik 200 ribu dibandingkan tahun sebelumnya.

“Maka kalau dibiarkan, jumlah jalan ini tidak bisa menampung, kita edukasi kepada masyarakat untuk menggunakan transportasi publik (BRT). Dimulai pada tahun 2010 ada 1 koridor, yang setelah kita evaluasi jumlah penumpangnya sampai 80 ribu satu koridor lalu setelah 12 tahun (2022), kini kita punya 9 koridor ditambah 4 feeder sehingga ada 13 rute yang dilalui BRT dan jumlah penumpang kita mencapai 13 juta,” terang Hendi.

Dirinya berharap kerja sama antara Kota Semarang dengan Kota Sofia bisa segera terwujud dan bahkan bisa berkembang ke sektor-sektor yang lain. Saat ini, Kota Semarang telah memiliki beberapa rencana perbaikan angkutan umum, diantaranya adalah pengembangan jalur khusus bus Trans Semarang dan pengaktifan kembali sistem trem yang menghubungkan kawasan wisata.

“Sesuai Rencana Mobilitas Perkotaan kami, tujuannya adalah agar penggunaan kendaraan pribadi berkurang menjadi 60X dan angkutan umum meningkat menjadi 404 pada tahun 2040,” kata Hendi.

“Selain itu, sistem angkutan massal terintegrasi diharapkan dapat mencakup 95X dari total luas kota. Kami percaya kerja sama dengan Kota Sofia akan memberikan rekomendasi nyata atas pelaksanaan rencana kami untuk mencapai target 2040,” jelasnya.

“Uni Eropa berkomitmen untuk berkontribusi pada pembangunan perkotaan Indonesia lewat aspirasi pencapaian Sustainable Development Goals (SDG) dan Visi 2045. Kami senang bisa mendukung kemitraan mobilitas perkotaan antara Semarang dan Sofia di bawah program IURC karena ini merupakan masalah penting yang dihadapi kota-kota di seluruh dunia. Saya berharap kerjasama ini akan menawarkan peluang baru untuk belajar menghadapi tantangan,” ujar H.E. Vincent Piket, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam.

Diketahui, rombongan Delegasi Kota Sofia dipimpin oleh Penasehat Deputi Walikota Sofia, Iva Vilkova.

“Kota Sofia telah mengembangkan Rencana Transportasi Perkotaan yang Berkelanjutan tahun 2035. Indikator utama dari rencana ini adalah 80 dari semua perjalanan pada tahun 2035 harus dilakukan dengan bentuk transportasi yang berkelanjutan, seperti berjalan kaki, bersepeda, penggunaan angkutan umum, dan hanya menyisakan 20X perjalanan menggunakan mobil pribadi. Melalui program IURC, Kota Sofia berharap dapat memperoleh ide-ide segar untuk pengembangan mobilitas perkotaan yang berkelanjutan,” kata Iva. (Mushonifin)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini