Prof Dr Ilyas Supena Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Ilmu Filsafat Islam FDK UIN Walisongo

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Prof Dr Imam Taufiq dan Prof Dr Ilyas Supena, yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Ke-32 UIN Walisongo Semarang dalam rapat senat terbuka di auditorium 2 kampus 3 Jalan Prof Hamka, Ngalian, Semarang, Senin (25/7/2022).( foto humas uin ws)

SEMARANG (sigijateng.id) – Guru Besar di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang bertambah satu, yakni  Prof. Dr. H. Ilyas Supena, M. Si.

Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Filsafat Islam pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Pengukuhan Prof Ilyas Supena sebagai guru besar digelar dalam sidang senat terbuka yang dipimpin Rektor UIN Walisongo Semarang Prof. Dr. Imam Taufik, M.Ag di Aula II Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, Senin (25/7/2022).

Dalam kesempatan itu, Ilyas Supena menyampaikan orasi berjudul ‘Redesain Ilmu-Ilmu Keislaman Masa Depan Berbasis Ratio Legis Al-Qur’an’.

“Pada kesempatan ini izinkan saya menyampaikan beberapa gagasan mengenai pentingnya filsafat ilmu bagi pengembangan ilmu keislaman,” jelas Ilyas Supeno mengawali orasi ilmiahnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan nilai-nilai pragmatis dari ilmu-ilmu keislaman. “Kajian filsafat ilmu ini penting agar ilmu-ilmu keislaman dapat merespons secara tepat terhadap berbagai persoalan yang dihadapi umat Islam Indonesia,” sambungnya.

Ilyas Supena menyatakan optimis bahwa rekonstruksi epistemologi ilmu-ilmu keIslaman akan melahirkan pendekatan baru dalam studi-studi keislaman di Indonesia.

“Saya berharap akan lahir prinsip-prinsip moral universal yang menjadi pedoman bersama semua umat Islam, sekaligus mengurangi gap antara kelompok-kelompok fundamentalis dan kelompok liberal,” sambungnya.

Sementara, Rektor UIN Walisongo, Imam Taufik berharap pengukuhan Guru Besar kali ini dapat menginspirasi para dosen dan segenap civitas akademika di kampusnya dan PTKIN pada umumnya.

“Kita syukuri bahwa pengukuhan Guru Besar ini menjadi bagian dari rangkaian akselarasi Guru Besar di UIN Walisongo Semarang.  Harapan saya secepatnya bisa menjadi inspirasi bagi para dosen yang saat ini terbuka secara luas seiring dengan banyaknya Jurnal dan kebijakan yang menurut saya berpihak pada PTKIN,” terang Rektor.

Terkait dengan pengembangan filsafat Islam, dikatakan Imam Taufik, pengukuhan Ilyas Supena terasa antik karena selain sulit, bidang ini juga peminatnya tidak banyak. “Filsafat Islam sebagai sarana untuk mengakses ke semua cabang keilmuan dan ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari misi kampus,” sebutnya.

“Di mata saya, Prof Ilyas Supena adalah sosok ilmuwan, peneliti dan penulis yang sangat berdedikasi pada ilmu pengetauan,” pungkasnya.

Dalam daftar riwayat hidup yang dibacakan oleh Wakil Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Mudhofi. Prof Dr Ilyas Supena pernah menjadi santri Pondok Pesantren Al-Ishlah, Rawamerta Karawang, Pondok Pesantren Futuhiyyah Suburan Mranggen Demak dan Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta.

Para hadirin yang memadati auditorium UIN berdecak kagum saat mengetahui lima anak Prof Ilyas hafidz Qur’an. Mereka adalah Naela Nabila (lulusan Kebidanan Poltekes Semarang Reza Naquib Faishal (al-hafidh), Thoriq Nadhif Husein (al-hafidh), Muhammad Fazril Hadziq (al-hafidh) dan Shilla Arshamalika (al-hafidhah). (aris)

Berita Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini