Miliki 2 Kawasan Industri Terpadu, Potensi Market dan Tantangan Besar Bagi Perumda Sendang Kamulyan Batang

Dewan Komisaris dan Direksi PTPP menggelar kunjungan kerja ke proyek KIT Batang dan Rusun Pekerja untuk mengecek progress pengerjaan proyek strategis nasional tersebut. Kunjungan kerja dipimpin Komisaris Utama dan Komisaris Independen PT PP Andi Gani Nena Wea. (Foto: Istimewa)

Batang (Sigi Jateng) – Bupati Batang Wihaji menyebut bahwa keberadaan dua kawasan industri yakni Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) dan Batang Industrial Park (BIP) menjadi potensi ekspansi bisnis khususnya air baku Perumda Sendang Kamulyan.

“Kedua kawasan industri tersebut butuh tenaga kerja sekitar 350 ribu orang yang semuanya butuh air. Ini menjadi pangsa pasar bagi Perumda Sendang Kamulyan untuk memasukkan kebutuhan akan air baku,” kata Wihaji, Jumat (25/3/2022).

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia didampingi Bupati Batang Wihaji dan jajaran pejabat PT, PP, PT KIW dan PT PN IX saat melakukan pengecekan progres pembangunan KIT Batang, Sabtu 17/10/2020. (Foto : IST-Dok)

Politisi Golkar ini juga mengatakan, dari kawasan industri itu semua membutuhkan air di luar kebutuhan air untuk industri.

“Tahun depan hampir 25 ribu tenaga kerja baru sekarang lagi bangun pabrik KCC Glass butuh 5 ribu orang, pabrik sepatu dari Taiwan 10 ribu orang dan pabrik lampu Alfan dari Amerika juga butuh 10 orang,” bebernya.

Menurutnya, dengan bertambahnya pelanggan air baku akan berbanding lurus dengan kesejahteraan masyarakat Batang melalui kontribusi PAD Perumda Sendang Kamulyan.

“Saya optimis dan sangat yakin itu, tinggal menunggu waktu saja. Untuk itu mulai sekarang Perumda Sendang Kamulyan harus berbenah menyiapkan segala sesuatunya secara profesional,” tutur Wihaji.

Sementar, Direktur Utama Perumda Air Minum Sendang Kamulyan Batang, Yulianto mengatakan keberadaan dua kawasan industri besar menjadi tantangan besar bagi Perumda Air Minum Sendang Kamulyan.

“Tantangan kita saat ini menyiapkan sumber – sumber air bakunya yang membutuhkan investasi yang tidak sedikit,” kata dia.

Diungkapkan, jika kebutuhan air baku di KITB diperkirakan mencapai 1800 liter per detik. Sedangkan yang bisa dicukupi air permukaan hanya 500 liter per detik sisanya mengolah air laut.

“Ini dibutuhkan biaya investasi yang tidak sedikit. Untuk itu, kita kerjasama dengan pihak ketiga. Jika ini bisa tercapai, Insyaallah tahun kedua dividen kita bisa mencapai Rp10 miliar,” katanya.

“Rencana tahun ini ada empat pabrik, kalau satu pabrik saja perhitungan kebutuhan air baku bisa 10 liter per detik dengan asumsi tarif industri akan mencapai pendapatan perbulan yang di KITB di atas Rp 1 miliar,” imbuhnya. (Dye)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini