Kenali FOMO, Sindrom yang Membuat Seseorang Tidak Pernah Puas dengan Pencapaian Hidupnya

-Ilustrasi: (foto freepik)

SIGIJATENG.ID – Istilah FOMO beberapa tahun belakangan ini seringkali berseliweran di media sosial. Warganet biasanya mengaitkan istilah FOMO dengan orang-orang yang selalu merasa ingin mempraktekkan atau melakukan apa saja yang sedang trend saat itu. Sebenarnya punya rasa ingin tahu dan menerapkan apa yang sedang tren wajar saja, akan tetapi akan menjadi boomerang bagi diri sendiri jika keingin tahuan tersebut berlebihan. Lalu, apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan FOMO? Simak penjelasan singkatnya di bawah ini.

FOMO merupakan singkatan dari fear of missing out, istilah ini pertama kali dikenalkan oleh profesor dari Oxford University, Dr. Andrew K. Przybylski pada tahun 2013. Menurutnya, penyebab utama seseorang mengalami sindrom ini adalah perasaan tidak puas dan tidak bahagia dengan dirinya sendiri. Tidak hanya remaja, siapapun bisa mengalaminya.

Pendapat lain dari psikolog klinis, Lauren Hazzouri, fear of missing out mendorong seseorang untuk selalu memenuhi standar lingkungannya. Ini membuat seseorang mengambil keputusan tanpa berpikir panjang.

Contoh, ada teman yang mengajak minum kopi di kafe. Tanpa pikir panjang kita setuju untuk ikut karena khawatir akan ada momen seru yang terlewat kalau kita tidak ikut.

Menurut Lauren, orang yang punya gangguan kecemasan atau depresi kemungkinan besar bisa mengalami FOMO. Tapi, perasaan rendah diri dan tidak bahagia adalah kontributor utama. Orang yang merasa rendah diri berlebihan jadi seolah perlu menunjukkan eksistensinya pada lingkungan untuk menunjukkan bahwa mereka bahagia atau berguna.

Sebaliknya, orang yang cukup bahagia dengan rasa percaya diri yang tinggi tidak perlu menunjukkan pada siapa pun bahwa mereka benar-benar bahagia. Meski tidak terlihat oleh siapapun, mereka tetap tidak kehilangan rasa bahagia.

Mereka yang mengalami FOMO juga cenderung lebih “konsumtif” terhadap sosial media. Sosial media bertujuan sebagai pelarian atas rasa kurang bahagia. Sering kali pelarian ini justru membuat mereka semakin merasa rendah diri. Karena melihat postingan teman yang punya kehidupan “sempurna” yang memunculkan rasa rendah diri dan iri.

Jika anda merasa memiliki tanda-tanda yang berkaitan dengan FOMO ada baiknya anda perlu menyikapi dengan beberapa tips di bawah ini,

  1. Journaling

Journaling atau menulis diary adalah menuangkan seluruh pikiran dan perasaan anda di atas kertas. Anda bisa menulis, menambahkan foto atau hiasan untuk mempercantik jurnal. Dengan jurnal, anda punya memori untuk dikenang. Menurut Dr. James Pennebaker, journaling dapat menurunkan tingkat depresi dan anxiety, serta meningkatkan kualitas hubungan sosial manusia.

  1. Ubah Persepsi

Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa fear of missing out merupakan salah satu bentuk pemikiran distorsi. Pemikiran distorsi adalah pola pikir irasional yang dapat menyebabkan depresi dan gangguan mental lainnya. Contohnya, anda bisa saja punya pikiran bahwa teman-teman anda membicarakan kekurangn anda ketika mereka berkumpul tanpa anda.

Untuk mengubah pikiran distorsi menjadi pikiran yang positif, anda perlu melakukan langkah ekstra. Jika memang diperlukan, anda bisa “puasa” sosial media selama beberapa waktu. Anda juga perlu mengontrol pikiran anda agar tidak memikirkan hal-hal negatif yang tidak penting. Terakhir, anda bisa mempertimbangkan untuk mencari bantuan profesional.

  1. Ngobrol dengan teman

FOMO bikin kita merasa sendiri dan tertinggal. Kelihatannya yang lain seru-seruan, kenapa aku nggak diajak ya? Tenang, teman-teman anda masih ada kok. Try to seek real connections instead of engagement. Supaya nggak ngerasa ketinggalan, ajak temen anda video call, nonton film online bareng, dan cerita. Udah lama ‘kan nggak denger kabar mereka?

  1. Batasi penggunaan media sosial

Meskipun FOMO bukan hanya tentang sosial media, tapi peran sosmed cukup besar dalam membuat seseorang menjadi FOMO. Dengan membatasi penggunaan sosial media, anda tidak perlu lagi melihat hal-hal yang kurang penting. Anda bisa mulai belajar fokus dan memperhatikan lingkungan sekeliling anda saja. (akhida)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini