Fase Phallic, Ketika Anak Mulai Mengenal Alat Kelaminnya Sendiri, Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua

Ilustrasi: (foto unsplash)

SIGIJATENG.ID – Pola pengasuhan anak berkaitan dengan interaksi orang tua dengan anak dalam proses perkembangan fisik, emosial, sosial, intelektual, dan spiritual anak, sehingga mereka tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang cerdas, mandiri, sehat, berbudi pekerti luhur, dan berakhlak mulia.

Peran orang tua dalam pengasuhan sangatlah berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Freud membagi perkembangan anak menjadi lima fase yakni fase Oral (0 – 1.5 tahun), Fase Anal (1.5 – 3 tahun), Fase Phallic (3 – 5 tahun), Fase Laten (5 – 10 tahun) dan terakhir Fase Genital (10 tahun – remaja). Pada setiap fasenya terdapat perkembangan dan kepuasan yang berbeda-beda.

Salah satu fase yang membuat banyak orang tua sulit untuk menerapkan pola asuh yang benar adalah fase phallic.
Pada fase ini, anak menaruh perhatian kepada alat kelaminnya dan mulai mengerti perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Apabila salah satu fase ada yang terlewat maka itu akan mempengaruhi perkembangan anak pada fase berikutnya.

Selain itu, kata-kata yang digunakan orang tua kepada anak akan sangat mempengaruhi perkembangan buah hati, ada beberapa kata yang dapat diganti dengan kalimat lain, seperti kata larangan jangan dan penolakan tidak. Sebaiknya sebagai orang tua dapat mengurangi penggunaan kedua kata tersebut.

Pada fase phallic seorang anak akan suka mengamati dan menyentuh alat kelaminnya. Ini karena zona sensitif seksual terletak di sekitar alat kelamin dan tahapan ini lebih cenderung terjadi pada anak laki-laki.

Pada tahapan ini, anak mulai menyadari alat kelaminnya sendiri. Mereka mengenal diri mereka sendiri baik sebagai laki-laki atau perempuan.

Orang tua tidak perlu khawatir jika pada fase ini anak cenderung menyentuh alat kelaminnya.
Karena perilakunya didasari oleh rasa ingin tahu dan kecenderungan anak untuk mengeksplorasi tubuhnya sendiri.
Perilaku tersebut juga tidak didasarkan pada hasrat seksual, di mana pada usia tersebut, hasrat seksual anak sudah pasti belum terbentuk.

Lalu bagaimana pola asuh yang tepat ketika anak memasuki fase phallic?

  1. Menjelaskan pada Anak tentang Alat Kelamin
    Anda selaku orang tua dapat menjelaskan pada Si Kecil bahwa alat kelamin adalah organ sensitif yang akan terluka jika sering disentuh.
    Selain itu, penting bagi anak-anak untuk menjaga kesehatan dan kebersihan secara umum. Maka dari itu, sebagai orang tua pastikan kebersihan anak tetap terjaga ya.
  2. Alihkan Perhatian Anak
    Tips yang bisa orang tua lakukan selanjutnya adalah dengan mengalihkan perhatian anak untuk bermain, berolahraga atau melakukan aktivitas lainnya.
    Sehingga, mereka dapat berhenti melakukan kegiatan memainkan alat kelaminnya tersebut.
  3. Jangan Membentak Anak
    Jangan membentak atau memarahi anak saat memasuki fase ini. Sebab jika melakukan hal tersebut, maka akan menimbulkan persepsi yang buruk terhadap konsep seksual bagi anak di kemudian hari.
    Yang paling penting adalah agar ayah dan bunda tidak menunjukkan ekspresi tidak setuju ketika mereka melakukan kegiatannya tersebut.

Jadi, anda tidak perlu khawatir berlebihan jika melihat anak sedang memainkan alat kelaminnya, berikan edukasi yang tepat dengan cara yang benar seperti tips di atas agar si buah hati bisa melewati fase ini dengan baik. (akhida)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini