![IMG-20220513-WA0002-750x375](https://sigijateng.id/wp-content/uploads/2022/05/IMG-20220513-WA0002-750x375-1-696x348.jpg)
Jakarta (Sigijateng.id) – Kementerian Pertanian (Kementan) telah berupaya dalam menangani penularan dan pencegahan penyakit mulut dan kuku (PMK).
Epidemiolog dari NTT, Ewaldus Wera mengapresiasi upaya pemerintah tersebut adalah dengan mengatur lalu lintas hewan ternak dari satu daerah ke daerah lainnya.
Menurut Ewaldus Doktor bidang Epidemiologi dan ekonomi Veteriner Wageningen University ini, upaya pencegahan oleh pemerintah saat ini sudah sangat tepat mengingat penularan PMK bisa melalui kontak langsung bahkan melalui udara.
“Pemerintah telah melakukan tupoksinya dengan baik. Pengawasan lalulintas ternak dari dan ke daerah tertular sudah dilakukan dengan baik. Namun tugas pengawasan ini perlu dukungan dan partisipasi dari masyarakat juga,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa, (24/5/2022).
Meski demikian, Ewaldus berharap pemerintah segera menyelesaikan pembuatan vaksin dalam negeri untuk mengurangi resiko penularan yang lebih besar. Adapun vaksin yang ada nanti harus yang sesuai dengan serotipe wabah.
“Saya sangat setuju kalau vaksin yang digunakan merupakan vaksin hasil produksi dalam negeri,” kata Ewaldus.
Di sisi lain, Ewaldus menghargai upaya para peternak dalam memperkuat imun tubuh hewan melalui racikan kunyit, madu dan bahan alami lainya.
Menurutnya, racikan semacam itu bisa jadi menambah daya tahan imun tubuh hewan, sehingga sistem organ tubuhnya mampu melawan virus yang ada di dalam tubuh.
“Tapi itu hanya mengobati infeksi sekunder, bukan mengurangi jumlah virus yang menginfeksi ternak. Jika ada yang sembuh, bukan berarti sembuh dari PMK. Itu hanya sembuh lukanya saja. Sedangkan virusnya mungkin masih ada potensi menyebarkan virus ke ternak lain yang masih sehat,” ujarnya.
Meski demikian, Ewaldus meminta pemerintah menekan penyebaran penularan melalui pengetatan lalu lintas ternak terutama daerah tertular. Dirinya menegaskan, jangan sampai masuk ke daerah yang masih bebas.
“NTT adalah salah satu daerah ternak dan masih bebas, kami berharap pemerintah melakukan penguatan terhadap pengawasan ini,” pinta Ewaldus. (Red)
Baca Berita Lainnya
- Setelah PAN, Yoyok Sukawi Terima Surat Rekomendasi Pilwalkot dari PKB
- Mahasiswa KKL Magister Hukum USM Diterima Atase Pendidikan Kedubes Malaysia
- Yoyok Sukawi Dapat Rekomendasi dari PAN untuk Pilwalkot Semarang
- KIT Batang Resmi Beroperasi, Sudah Ada 18 Perusahaan dengan Nilai Investasi 14 Triliun
- Cerita Bahlil Mengenang Awal Mula Akan Bangun Kawasan Industri Raksasa di Batang, Tanpa Master Plan Cuma Modal Berani Saja!