Duh! Kasus Penyebaran PMK Meningkat, Berikut Ini Imbauan Pemkab Kendal

Ilustrasi - Petugas dinas peternakan dan kesehatan hewan Jawa Tengah melakukan desinfeksi serempak di RPH dan Pasar Hewan. (Foto : disnakkeswan.jatengprov.go.id)

Kendal (Sigijateng.id) –  Kasus penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan sapi di Kabupaten Kendal hingga saat ini terus mengalami peningkatan. Dari data Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kendal tercatat pada Selasa 31 Mei 2022 naik menjadi 152 ekor sapi

Padahal, sebelumnya pada 27 Mei lalu ada sebanyak 40 ekor hewan ternak positif PMK yang tersebar di lima kecamatan, yakni di Kecamatan Boja, Singorojo, Limbangan, Kangkung dan Sukorejo.

“Dari data catatan yang ada hingga Selasa 31 Mei 2022 naik menjadi 152 ekor sapi,” kata Pandu Rapriat Rogodjati, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kendal.

“Untuk 9 ekor kerbau wilayah penyebarannya bertambah di 6 kecamatan, yakni Kecamatan Patean, Pageruyung, Plantungan, Patebon, Cepiring, dan Gemuh, sehingga total menjadi 11 kecamatan,” sambungnya.

Berdasarkan pengamatan, Pandu menyebut penyebab meluasnya kasus PMK, karena para pengepul masih aktif mendatangkan sapi dari luar daerah Kendal. Sedangkan pusat penyebarannya terjadi di pusat penjualan hewan.

“Justru penularan itu kebanyakan dari pedagang yang mendatangkan sapi dari luar Kendal, maka tolonglah untuk tidak usah kulakan, paling tidak sampai dengan 14 hari ke depan, setelah masa inkubasi virus selesai,” paparnya.

Pihaknya meminta kepada para pedagang atau pengepul, untuk sementara tidak mendatangkan sapi dari luar daerah Kendal, paling tidak selama dua pekan atau 14 hari ke depan, sesuai dengan masa inkubasi virus, yang sudah melemah.

“Penyebaran virus ini bisa melalui udara, lalu menempel di badan atau pakaian, maka setelah pulang dari pasar hewan, harus langsung mandi dan ganti pakaian, supaya tidak menularkan virus ke hewan ternak sapinya,” jelasnya.

Pandu juga meminta kepada para pedagang dan peternak untuk selalu menjaga kebersihan kandang dengan melakukan penyemprotan disinfektan. Selain itu, juga harus menjaga kebersihan diri, dengan mandi dan berganti pakaian setelah pulang dari pasar hewan.

“Kami sudah sosialisasi untuk penanganan secara mandiri, paling tidak ada penyemprotan-penyemprotan desinfektan dengan ramuan-ramuan yang tidak harus beli di toko, tapi bisa bikin sendiri dari jenis-jenis tanaman untuk penyemprotan maupun suplemen untuk ternak tersebut,” jelasnya.

Terpisah, menyikapi hal tersebut Bupati Kendal Dico M Ganinduto meminta kepada petugas untuk meningkatkan testing dan tracing. Pengawasan terhadap hewan sapi dari luar juga harus diperketat dan pemeriksaan lebih teliti. “Kita tetap waspada, dan testing dan tracingnya ditingkatkan,” tegasnya. (Red)

Berita Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini