Menag Bacakan Puisi Gus Mus dalam Pidato Penutupan Forum Antaragama G20

Gus Yaqut

JAKARTA ( Sigijateng.id ) – Dalam pidato secara virtual upacara penutupan Forum Antaragama G20 di Bologna, Italia, Selasa (14/9) malam waktu setempat, Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas membacakan puisi karya KH Mustofa Bisri (Gus Mus).

Begini sair puisinya:

Agama

adalah kereta kencana

yang disediakan Tuhan

untuk kendaraan kalian

berangkat menuju hadiratNya

Jangan terpukau keindahannya saja

Apalagi sampai

dengan saudara-saudara sendiri bertikai

berebut tempat paling depan

Kereta kencana

cukup luas untuk semua hamba

yang rindu Tuhan

Puisi karya Mustasyar PBNU yang juga paman Menag itu langsung mendapat tepuk tangan meriah dari peserta Forum Antaragama G20.

Di hadapan Presiden dan Perdana Menteri Italia, sejumlah menteri, pemimpin agama-agama serta intelektual dari berbagai negara, Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan pidato secara virtual.

Pada kesempatan itu, Gus Yaqut dalam pidato berbahasa Inggris memberikan isyarat-isyarat tentang arah lebih lanjut bagi ikhtiar-ikhtiar perdamaian global melalui Forum Antaragama G20. Untuk diketahui, pada 2022 mendatang giliran Indonesia akan menjadi tuan rumah.

Menag Yaqut mengajak para tokoh yang hadir untuk pertama-tama mengakui sejarah yang sulit dan didominasi oleh konflik selama berabad-abad dalam pergaulan antarkelompok agama dan antarbangsa.

“Baru sesudah Perang Dunia II masyarakat internasional berupaya membangun konsensus untuk mewujudkan tata dunia yang lebih aman dan stabil, dengan lahirnya Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dibentuknya Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa,” kata Menag, Rabu (15/9).

Namun, menurut Gus Yaqut, tata dunia baru itu hingga kini masih rapuh, sedangkan pola pikir yang diwarnai dorongan permusuhan dan konflik masih membayang-bayangi. Untuk itu, Menag menyerukan kepada para pemimpin dunia, baik pemimpin politik maupun pemimpin agama dan intelektual, untuk menyempurnakan dan mengukuhkan konstruksi tata dunia pasca Perang Dunia II dengan membangun konsensus perdamaian atas dasar nilai-nilai peradaban bersama. (aris)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini