Elemen Lintas Agama di Semarang Deklarasi Kecam Bom Makassar

Berbagai elemen lintas agama dan organisasi keagamaan melakukan deklarasi kemanusiaan untuk mengecam bom di gereja Katedral Makasar. (Mushonifin)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Berbagai elemen masyarakat dan lintas agama mengecam teror bom yang terjadi di Gereja Katedral Makasar pada Minggu siang kemarin (28/3/2021). Di Kota Semarang, Senin (29/3/2021) dilakukan pernyataan bersama lintas agama di Gereja Katedral Kota Semarang dan dihadiri oleh enam agama serta berbagai organisasi keagamaan seperti JAI, GP Ansor, PGI, PGKS, Budhadarma, FKUB, Rasa Dharma, dan lain sebagainya.

Dalam pernyataannya, Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah, H. Sholahuddin Aly menyatakan kesiapannya jika sewaktu-waktu aparat keamanan membutuhkan Banser untuk membantu menjaga keamanan saat perayaan Paskah yang akan datang beberapa hari ke depan. Terutama dalam satu minggu ini.

“Saya prihatin, namun kecaman dan kutukan saja tidak cukup. Perlu tindakan konkret untuk menjamin keamanan dan kenyamanan pelaksanaan ibadah bagi semua umat lintas agama, Ansor-Banser siap membantu aparat jika dibutuhkan,” tegas pria yang akrab disapa Gus Solah itu.

Di lain sisi, Ketua FKUB Jateng, KH. Taslim Sahlan memastikan pihaknya akan mengunjungi sebuah gereja di Ndermolo Jepara untuk mengikuti perayaan Paskah. Kedatangan ini juga jadi simbol pembukaan ibadah pertama kali untuk Gereja tersebut setelah selama 19 tahun dilanda sengketa karena penolakan warga sekitar.

“Ini simbol bahwa setiap umat beragama harus ikut bergembira ketika umat beragama lain merayakan hari besarnya,” ungkapnya.

“Jangan takut untuk beribadah, tak ada yang berhak melarang kita beribadah sesuai keyakinan agama kita masing-masing,” tegas sang Kyai.

Perwakilan Kanwil Kemenag Jateng, Fajar Adi Nugroho, yang datang dalam deklarasi bersama juga menyarankan kepada semua umat beragama untuk menghargai perbedaan agama.

“Tak ada yang bisa memaksakan agama kita sama. Maka marilah kita rayakan perbedaan ini,” jelasnya.

Di siso lain, Banthe Chatamano yang merupakan perwakilan dari agama Budha menegaskan kesedihan yang dirasakan umat Katolik juga menjadi kesedihan semua umat.

“Semoga kesedihan ini menjadi kesedihan kita semua. Yang artinya kita semua memiliki rasa kemanusiaan yang diajarkan oleh Budha,” ungkapnya.

Romo Herman selaku perwakilan dari Gereja Katedral Semarang menegaskan pihaknya tak menyalahkan pihak manapun atas apa yang terjadi di Makasar. Herman berharap pelaku segera mendapat kasih tuhan dan kembali ke jalan yang benar.

“Percuma rasanya jika menyalahkan satu pihak tertentu. Justru ini semakin memberi kami semangat untuk selalu memancarkan kasih pada sesama,” ungkap Romo Herman. (Mushonifin)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini