Corona Menggila, Sri Sultan HB X Yogyakarta Ingin Tetapkan Jogja Lockdown

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X. Foto : Istimewa

Yogyakarta (Sigi Jateng) –  Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X berkeinginan menetapkan status Jogja lockdown setelah terjadi kenaikan kasus Corona di Jogja. Diketahui kasus harian masih di angka 500 lebih beberapa hari ini.

Menurut catatan Pemerintah Daerah (Pemda) DIY, kasus positif pada Jumat (18/6) bertambah 592 atau hanya turun tiga kasus dibandingkan dengan Kamis (17/6) kemarin, yaitu 595 kasus.

“Total kasus terkonfirmasi positif sebanyak 592 kasus, berasal dari Bantul 276 kasus, Kabupaten Sleman 171 kasus, Kabupaten Gunungkidul 61 kasus, Kota Yogyakarta 57 kasus, dan Kabupaten Kulon Progo 27 kasus,” kata Kepala Bagian Humas Biro Umum Humas dan Protokoler Pemda DIY Ditya Nanaryo Aji melalui keterangan tertulis kepada wartawan, Jumat (18/6/2021).

Sementara itu, total kasus aktif Corona di DIY saat ini tercatat 4.916 kasus. Kasus aktif adalah yang saat ini masih menjalani isolasi mandiri serta dirawat di rumah sakit dan shelter.

Sultan pun menyebut soal kemungkinan Jogja lockdown. Hal itu disampaikan jika PPKM tak efektif di lapangan.

“PPKM ini kan sudah bicara nangani RT/RW (mengatur masyarakat paling bawah). Kalau realitasnya masih seperti ini mau apa lagi, ya lockdown,” tegas Sultan saat diwawancarai wartawan di kantor Gubernur DIY, kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kemantren Danurejan, Jumat (18/6/2021).

Hasil laporan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota & RS Rujukan Covid di DIY:
Update Hari Jumat, 18 Juni 2021, pkl. 16.00 WIB: Total Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) atau total pasien yang tersuspek: 42.602 orang

Ketua DPRD Kabupaten Bantul Hanung Raharjo terkonfirmasi positif virus Corona atau COVID-19. Sang istri pun sebelumnya sudah terkonfirmasi terlebih dahulu.

“Iya, sesuai hasil swab positif (COVID-19) dan tadi sudah dapat notifikasi via WA (WhatsApp). Kalau secara resmi (hasil swab positif COVID-19) belum saya terima,” kata Hanung saat dihubungi wartawan, Jumat (18/6/2021).

Hanung menduga dia tertular dari istrinya. Sebab, istrinya lebih dulu terkonfirmasi positif COVID-19. “Dari keluarga di rumah, karena istri kena (COVID-19) dulu, dan kemarin merasakan seperti mau flu itu. Ini saya posisinya isolasi mandiri di rumah,” ujar Hanung.

Tingkat keterisian bed di dua RS rujukan Corona Kulon Progo juga nyaris penuh imbas melonjaknya kasus corona di Jogja. Kini BOR mencapai 87,5 persen atau hanya tersisa 6 slot bed.

Juru Bicara Satgas COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati mengatakan berdasarkan data sementara per Kamis (17/6) pukul 12.00 WIB, bed untuk bangsal isolasi RS rujukan di RSUD Wates telah terisi sebanyak 24 dari total kapasitas 30 atau tersisa 6 slot kosong.

Sementara itu, di RSUD Nyi Ageng Serang (NAS) Sentolo, yang berkapasitas 10 bed, semua tempat tidur terisi penuh. Kemudian untuk antrean IGD khusus COVID-19 di RSUD Wates saat ini berjumlah 8 dan RSUD NAS 1.

“Dengan data ini, maka bed occupancy rate-nya (BOR) kita sudah mencapai 87,5%, ini relatif meningkat dibandingkan minggu sebelumnya yang sempat berada di angka 50 persen ya,” ungkap Baning, Jumat (18/6/2021).

Sementara itu, kasus Corona di Jogja yang melonjak menyebabkan ketersediaan bed critical untuk pasien Corona bergejala tinggal 1 dari 56 bed yang tersedia.

“Bed critical tinggal 1 bed dari 56 bed. Jadi saya mengistilahkan isolasi critical-nya kritis,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo kepada wartawan saat ditemui di Kantor Pemkab Sleman, Jumat (18/6/2021).

Kapasitas bed critical pun rencanaya akan ditambah. Namun hal itu tidak mudah karena 1 bed critical memerlukan 12 nakes. (Dye)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini