1.074 Hektare Lahan Tanaman Padi di Klaten Terendam Banjir, Tersebar di 10 Kecamatan

Lahan padi terendam air di Desa Jiwo, Kecamatan Wedi, Klaten, Jumat (5/2/2021). (Foto:detikcom)

Klaten (Sigi Jateng) – Lahan seluas 1.074 hektare tanaman padi di Kabupaten Klaten terendam banjir. Peristiwa tersebut setelah wilayah Klaten diguyur hujan dengan intensitas cukup tinggi dalam kurun waktu empat hari terakhir ini.

Diketahui, ada 10 wilayah kecamatan terdampak banjir diantaranya Kecamatan Trucuk, Cawas, Karangdowo, Jogonalan, Prambanan, Juwiring, Wedi, Bayat, Kalikotes dan Gantiwarno. Usia tanaman padi rata-rata 25-80 hari tanam.

“Data terakhir lahan padi yang terendam mencapai 1.074,1 hektare di 10 wilayah kecamatan. Mudah-mudahan tidak sampai puso,” kata Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Pemkab Klaten, Erni Kusumawati, Jumat (5/2/2021).

Dijelaskan, jumlah luas lahan terendam itu terhitung sejak curah hujan tinggi dan mulai menyebabkan tanggul jebol. Tanggul jebol pertama di Kecamatan Cawas pada 2 Februari 2021.

“Sejak tanggal 2 Februari datanya kita himpun sampai hari ini. Ini semua data masih kita himpun dan tim masih di lapangan setelah Kamis (4/2) malam beberapa wilayah juga terendam,” terang Erni.

Menurut Erni, rendaman air itu disebabkan banjir dan luapan akibat intensitas hujan tinggi. Dinas saat ini masih mendata lahan yang terdampak di lapangan. “Kita data, termasuk untuk mengetahui apakah petani ikut asuransi usaha tani padi (AUTP) atau tidak untuk pengurusan klaim. Sebab selama ini belum semuanya yang ikut,” tuturnya.

Rendaman tahun ini, lanjut Erni, hanya menimpa tanaman padi dan tidak pada lahan tanaman hortikultura. Total luas lahan padi di Klaten sejak Januari sudah 7.264 hektare. “Dari Januari sampai bulan ini kita sudah mencapai 7.264 hektare. Dengan jumlah luas tanam ini memang terlihat belum signifikan tapi jika dihitung kerugian bisa besar,” paparnya.

“Usia padi rata-rata 25-80 hari setelah tanam. Kalau sampai tiga hari lebih terendam akan terpengaruh tapi untungnya banyak varietas Inpari (Inbrida Padi Sawah Irigasi) yang lebih tahan kondisi,” imbuhnya. (dye)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini