Diam di Rumah Jangan Sampai Stres Ya..! Ini Tips dari Atikoh

Siti Atikoh saat menjadi narasumber melalui aplikasi zoom dari Rumah Dinas Gubernur, di acara Webinar “Ayo, Start From You! Kita Putus Mata Rantai Penularan Covid-19″, yang diselenggarakan Program Studi Kebidanan Universitas Muhammadiyah Semarang, Senin (22/6/2020). ( foto ist)

SEMARANG – Berada di rumah pada masa pandemi Covid-19 dengan kondisi perekonomian yang kembang kempis bisa memicu terjadinya kesehatan mental yang kurang baik. Bahkan akan bisa cemas, stres bahkan depresi. Ini juga bisa dialami ibu rumah tangga. Belum lagi saat anak mesti belajar di rumah, suami bekerja dari rumah, yang membuat rawan terjadi konflik.

Demikian dikatakan Siti Atikoh saat menjadi narasumber melalui aplikasi zoom dari Rumah Dinas Gubernur, di acara Webinar “Ayo, Start From You! Kita Putus Mata Rantai Penularan Covid-19″, yang diselenggarakan Program Studi Kebidanan Universitas Muhammadiyah Semarang, Senin (22/6/2020). Ketua Tim Penggerak PKK Jateng ini menjawab pertanyaan itu disampaikan Rahma Pamuji,

“Kondisi seperti itu berpotensi terjadi konflik antaranggota keluarga. Berdasarkan penelitian, sebanyak 70 persen konflik terjadi saat pandemi. Tapi pandemi ini memang terjadi di seluruh dunia,” terang Atikoh.

Laku apa yang bisa dilakukan? Atikoh pun memberikan tips sebagai berikut. Agar para ibu dapat mengelola stres. Caranya, yang terpenting adalah bagamaimana bisa membahagiakan diri sendiri dulu, misalkan dengan menggali hobi.

“Misalnya, jika ibu suka menjahit, bisa mendalami informasi terkait menjahit, atau bahkan mempraktikkan informasi yang sudah didapat. Jadi, tidak hanya menambah ilmu, tapi juga membuat bahagia karena tidak lagi merasa jemu dengan mengeksplorasi kesukaannya,” terangnya.

Atikoh sendiri menyampaikan bahwa salah satu hal yang dia dilakukan adalah olah raga. Karena dia memang suka olah raga. “Saya buat chalenge, bagaimana caranya setengah bulan olahraga tidak putus dengan tetap stay at home. Bikin tantangan, besok mau ngapain. Me time semacam itu perlu supaya kita tidak stres. Kalau kita sudah bahagia, akan memberikan kebahagiaan pula kepada anak dan suami,” ungkap ibu satu anak ini.

Lebih dari itu, kata Atikoh, sebetulnya hobi bisa juga dikembangkan untuk mendapatkan penghasilan. Dia mencontohkan, ibu yang hobi menjahit, bisa membuat masker untuk dijual di masa pandemi ini. Mereka yang suka memasak, bisa memproduksi masakan dan memasarkan mulai dari orang terdekat, seperti keluarga dan tetangga.

“Makanya di Jawa Tengah ini ada Jogo Tonggo. Tetangga bisa gotong royong membantu belanja di tetangganya, teman, atau saudara. Cintai produk lokal, belanja untuk mereka dulu. Yang penting optimistis, jangan nglokro, dan tentunya berserah diri pada Tuhan, bergandengan saling menguatkan,” pesannya.

Hal senada juga disampaikan Ketua Program Studi D3 Kebidanan Unimus, Dewi Puspitaningrum. Menurutnya, menjaga kondisi tubuh penting untuk meningkatkan imunitas. Selain dengan membiasakan cuci tangan pakai sabun dengan benar, menggunakan alat pelindung diri termasuk masker, juga mesti rajin berolahraga, istirahat cukup, makan dengan gizi seimbang, melakukan etika batuk dan bersin yang benar.

Ketua Program Studi S1 Bidan dan Profesi Unimus Lia Mulyati mengingatkan, dibanding orangtua, risiko terinfeksi Covid-19 pada anak-anak tidak terlalu tinggi. Namun, bukan berarti anak-anak tak bisa terinfeksi virus Corona. ”Data dari IDAI per 18 Mei 2020, yang mencatat sebanyak 584 kasus positif Covid-19 pada anak, di mana 14 anak di antaranya meninggal karena Covid-19,” katanya.

Menurutnya, bayi baru lahir rentan terinfeksi Covid-19 karena fungsi imunitas belum sempurna. Karenanya, pemberian ASI harus diperhatikan agar tidak terjadi kontak droplet infeksius di udara. (kom/aris)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini