JAKARTA (SigiJateng) – Kalung antivirus corona Aromaterapi Eucalyptus perlu uji secara ilmiah sebelum diproduksi massal. Uji secara ilmiah ini dibutuhkan agar publik percaya terhadap kalung yang dinilai benar-benar ampuh melawan virus corona.
Hal itu disampaikan anggota Komisi IX dari Fraksi PKS DPR Netty Prasetiyani.
“Yang menjadi persoalan berikutnya adalah ketika pemerintah mencoba untuk memproduksinya secara massal. Publik pun merespon wacana pemerintah ini karena kalung tersebut belum teruji keampuhannya. Masih dibutuhkan serangkaian pengujian yang berlandaskan pada norma saintifik dengan parameter yang terukur sebelum kemudian maju pada fase industrialisasi hasil penelitian,” kata Netty, kepada wartawan.
Diakui oleh Peneliti Utama Virologi Molekuker BB Litvet, Balitbangtan, Kementerian Pertanian (Kementan) Indi Dharmayanti, bahwa kalung antivirus Aromaterapi Eucalyptus belum melalui uji klinis. Sebab, uji klinis harus dilakukan oleh Tim Dokter, di mana untuk kasus uji klinis harus diketuai dokter spesialis Paru.
“Balitbangtan tidak punya wewenang dan kompetensi melakukan uji klinis. Namun saat ini tawaran untuk uji klinis sudah datang dari Universitas Hasanuddin dan Universitas Indonesia,” kata Indi dalam siaran pers, Senin (6/7/2020).
Indi mengatakan, Balitbangtan melakukan penelitian diawali dengan studi literatur dan juga pengalaman empiris tanaman potensial antivirus dan penambah daya tahan tubuh. Selanjutnya terpilih sekitar 50 tanaman potensial. Kemudian dilakukan ekstraksi maupun destilasi untuk mendapatkan bahan aktifnya.
“Bahan aktif yang diperoleh kemudian diuji karakteristik dan kemampuan anti virusnya dengan pengujian in vitro pada telur berembriyo. Hasil pengujian terhadap beberapa bahan aktif menunjukkan bahwa eucalyptus mampu membunuh 80-100% virus influenza dan corona,” jelasnya.
Tahapan selanjutnya adalah mengembangkan minyak Eucalyptus tersebut menjadi beberapa varian produk diantaranya roll on, inhaler, balsam, diffuser dan kalung aromaterapi.
Eucalyptus sudah turun-temurun digunakan sebagai pengobatan alternatif untuk gangguan saluran pernafasan karena punya kemampuan sebagai pelega saluran pernafasan, pengencer dahak, pereda nyeri, pencegah mual, anti inflamasi dan efek menenangkan. Indi menambahkan, kalung antivirus Aromaterapi Eucalyptus diproduksi PT Eagle Indopharma. Karena produk Eucalyptus sudah dilisensi oleh PT Eagle Indopharma maka mereka yang mendaftarkan.
Asal tahum, kalung Antivirus Corona saat ini menjadi perbincangan di masyarakat karena diklaim bisa mencegah Covid-19. Kalung berbahan eucalyptus keluaran Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian ini diklaim bisa membunuh virus SARS-CoV-2 itu. Bahkan, pemerintah Indonesia berwacana untuk memproduksi kalung itu secara massal mulai Agustus 2020.
Baca Berita Lainnya:
- Setelah PAN, Yoyok Sukawi Terima Surat Rekomendasi Pilwalkot dari PKB
- Mahasiswa KKL Magister Hukum USM Diterima Atase Pendidikan Kedubes Malaysia
- Yoyok Sukawi Dapat Rekomendasi dari PAN untuk Pilwalkot Semarang
- KIT Batang Resmi Beroperasi, Sudah Ada 18 Perusahaan dengan Nilai Investasi 14 Triliun
- Cerita Bahlil Mengenang Awal Mula Akan Bangun Kawasan Industri Raksasa di Batang, Tanpa Master Plan Cuma Modal Berani Saja!
Politisi PKS Netty menilai usaha yang dilakukan oleh Kementan dalam membuat kalung berbahan eucalyptus untuk melawan Covid-19, di satu sisi, memang perlu diapresiasi. Ini bisa dianggap upaya Kementan untuk turut berkontribusi membuat inovasi pada penanganan Covid-19.
“Mengingat sampai hari ini belum ditemukan obat atau vaksin yang dapat mengakhiri ‘perang’ kita melawan pandemi covid-19, maka kita harus berikhtiar sekuat tenaga dengan pelbagai cara termasuk prototipe kalung anti-Corona yang bersumber dari tanaman yang mudah ditemukan di Indonesia,” ujarnya. (jpnn/Aris)