Lakukan Inovasi Kurikulum, HES Unwahas Gelar FGD Dengan Narasumber Pakar

0
6870
Suasana Focus Grup Discussion (FGF) review kurikulum untuk merencanakan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar Industri oleh Jurusan Hukum Ekonomi Syari'ah (HES) Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang. (Foto Humas Unwahas)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah (HES) Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang menggelar Focus Grup Discussion (FGF) review kurikulum untuk merencanakan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar Industri.

Kaprodi HES Unwahas, Ubadul Adzkiya’ MA mengatakan pihaknya telah melakukan penelitian dalam beberapa tahun ke belakang utamanya saat sedang merebak wabah covid-19 yang juga mengubah peta industri Ekonomi Syari’ah, sehingga dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.

“Insyaallah jika kurikulum yang kita bahas ini bisa diterapkan dengan serius tidak ada lulusan dari prodi HES unwahas yang “nganggur”, semuanya akan bisa diterima di dunia usaha dan industri,” ujarnya pada Jum’at (10/6/2022).

Kurikulum ini sendiri diprediksi akan sangat dibutuhkan, baik bagi lulusan ataupun pengajar Ekonomi Syari’ah pada masa mendatang. Setidaknya 10 tahun kedepan.

“Tugas kita adalah menjawab kebutuhan zaman 10 tahun mendatang, semua yg dibutuhkan dunia usaha dan industri terjawab dlm profil lulusan kita,” tandas Ubadul.

Narasumber pakar yang diundang dalam FGD tersebut, Drs. Sahidin, MSi, menyampaikan Kurikulum harus update dengan perkembangan zaman dan teknologi, serta harus link and match dengan dunia usaha dan industri.

“Profil lulusan harus jelas, sehingga tidak ada lulusan HES yang tidak diterima di dunia profesional,” urainya.

Selain itu, dalam mempromosikan kurikulum baru mulai tahun ajaran baru ini, HES Unwahas dituntut untuk memberikan sosialisasi gambaran studi awal hingga tugas akhir yang bisa dijalani oleh mahasiswa. Harapannya mahasiswa mampu memilih dengan pasti apa yang ingin mereka raih di HES Unwahas. Selain itu, kurikulum baru juga wajib mengadaptasi konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

“Tugas pengelola adalah memberikan kebebasan mahasiswa untuk memilih sesuai dengan minat dan skill yang diinginkan, mengadaptasi kurikulum MBKM,” tutupnya.

Acara ini dibuka oleh wakil dekan FAI, Dr. M. Ahsanul Husna. Kegiatan melibatkan pimpinan kampus, dosen, mahasiswa, stakeholder, alumni, pengguna lulusan, dan pakar. (Mushonifin)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini