Kamis, September 19, 2024
No menu items!

Siswa SMK di Klaten Ini Kehilangan Dua Tangan Saat PKL, Begini Harapan Alfian Ke Depan

Klaten (Sigi Jateng) – Kisah pilu Alfian Fahrul Nabila (18) siswa kelas XI salah satu SMK di Klaten yang dua tangannya diamputasi viral di media sosial. Kedua tangannya diamputasi setelah tersengat aliran listrik saat mengikuti praktek kerja lapangan (PKL).

Kondisi anak pertama pasangan Wagimin (55) dan Tri Ismani (54) itu terkuak setelah sempat viral di media sosial. Kisah pilu warga Dusun Dalem, Desa Sawit, Kecamatan Gantiwarno, Klaten itu diunggah di beberapa grup Facebook dan mendapatkan seribuan tanggapan.

Salah satu akun Fthya***** mengunggah kisah Alfian di grup Facebook ISK-Info seputar Klaten. Disertai foto Alfian bertelanjang dada dengan tangan teramputasi diiringi kalimat cerita di antaranya sebagai berikut:

“Alfian seorang siswa kelas XI yang sedang belajar praktik industri di dunia usaha tak akan menyangka bakal kehilangan kedua tangannya saat PKL…..”

Saat dijumpai detikcom di rumahnya, Alfian menceritakan kembali kecelakaan yang dialaminya. Kecelakaan tragis itu terjadi tanggal 9 Maret 2020.

“Kejadiannya saat itu tanggal 9 Maret 2020 sekitar pukul 16.30 WIB saya sedang PKL memasang jaringan WiFi di Kecamatan Wedi. Saya mau naikkan pipa tiang antena tapi tidak kuat dan ambruk kena kabel listrik,” cerita Alfian seperti dikutip detikcom, Selasa (2/3).

Berita Lainnya:

Alfian mengatakan saat itu dia membawa tiang besi sepanjang 4 meter naik ke atas genteng. Sementara lima temannya berada di bawah. Hingga akhirnya dia tersengat listrik dan jatuh dari ketinggian.

“Saya tidak kuat nahan pipa 4 meter itu karena saya naik sendiri dan teman saya dibawah. Saya tersengat dan tersangkut di genteng, tak sadarkan diri,” sambung Alfian.

Begitu sadar, papar Alfian, dirinya sudah di rumah sakit. “Saat naik ke genteng sendiri saya juga seperti tidak sadar kalau ada kabel listrik. Sampai akhirnya satu per satu tangan diamputasi dokter,” ungkap Alfian.

Paman Alfian, Purwanto, yang juga juru bicara keluarga menjelaskan, saat perawatan Alfian di rumah sakit pihak keluarga sudah mengupayakan agar kedua tangannya bisa dipertahankan. Tapi dua minggu kemudian akhirnya pilihan sulit datang karena harus diamputasi.

“Dari awal sudah kita usahakan tapi titik akhirnya harus diamputasi. Sebab dua minggu berselang tidak ada perkembangan membaik dan tangan kanan menghitam,” kata Purwanto.

Purwanto menjelaskan, tangan Alfian yang diamputasi pertama adalah tangan kanan. Dua minggu kemudian tangan kiri yang harus diamputasi.

“Dari awal sudah kita usahakan tapi titik akhirnya harus diamputasi. Sebab dua minggu berselang tidak ada perkembangan membaik dan tangan kanan menghitam,” kata Purwanto.

Purwanto menjelaskan, tangan Alfian yang diamputasi pertama adalah tangan kanan. Dua minggu kemudian tangan kiri yang harus diamputasi.

“Dua minggu setelah tangan kanan, tangan kiri mulai menghitam, membusuk. Oleh dokter disarankan juga diamputasi sebab jika tidak bisa meracuni jaringan di dalam tubuh,” papar Purwanto.

Alfian mengaku awalnya merasa sangat terpuruk karena kondisinya tangannya yang harus diamputasi. Namun setelah hampir setahun berlalu kini dirinya sudah biasa menerima keadaan.

“Sekarang sudah biasa. Teman-teman sekolah juga banyak main ke sini bertanya soal pelajaran,” kata Alfian yang masih tercatat siswa jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) itu.

Berita Terbaru:

Dengan kondisinya saat ini tak membuat Alfian patah arang. Siswa yang terakhir rangking dua di kelas itu bercita-cita memiliki tangan robotik dan bisa jadi ahli komputer. “Ya pengen punya tangan yang robotik. Biar bisa tetap beraktivitas,” kata Alfian.

Menurut Purwanto, keponakannya ingin punya tangan robotik yang dari berbagai informasi harganya sampai Rp 400 juta. Saat ini keponakannya itu mulai bangkit dan bisa beradaptasi dengan kondisinya. Berbagai aktivitas dilakukan dengan jari kaki.

“Mulai belajar adaptasi, apa-apa sekarang dengan jari kaki. Termasuk menggunakan HP sampai laptop bisa dengan kaki,” imbuh Purwanto.

Selain ingin punya tangan robotik, lanjut Purwanto, Alfian ingin tetap meneruskan sekolahnya ke perguruan tinggi. Bahkan sudah mendaftar penerimaan mahasiswa baru di dua perguruan tinggi.

“Sudah mendaftar kuliah tinggal nunggu seleksi. Satu di UNY jurusan pendidikan teknik informatika dan teknik komputer Undip, sejak dulu ingin jadi ahli komputer,” ujar Pungkas Purwanto.

Sementara itu, Kepala Desa Sawit, Maryadi, mengatakan keluarga Alfian masuk sebagai penerima bantuan sosial pemerintah pusat karena tergolong keluarga tidak mampu.

“Jadi keluarga masuk kategori tidak mampu, ada stikernya di rumah. Dia (Alfian) tidak berharap uang tapi harapannya kalau ada lembaga yang membantu membuatkan tangan robotik itu yang diharapkan,” kata Maryadi. (Dtc/dye)

2 KOMENTAR

  1. Tetap semangat ya, Nak. Semoga kamu bisa diterima di perguruan tinggi sesuai harapanmu, bisa menyelesaikan studi dengan lancar dan ada donatur yang bisa membantu mewujudkan keinginanmu.
    Doa terbaik untukmu.

    #cerdasdassantunberkokentar

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Popular 24 Jam