Ribuan Hektar Tanaman Jagung Terserang Hama Ulat, Petani Terancam Gagal Panen

Purjin (petani) saat menunjukan ulat yang menyerang jagung (foto : sugiono / sigi jateng)

GROBOGAN (Sigi Jateng) – Para petani di kawasan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Gundih Grobogan  terancam merugi bahkan terancam gagal panen. Hal ini disebabkan tanaman jagung miliknya telah terserang hama jenis Ulat.

Tidak hanya hama ulat yang menyerangnya, bahkan tanaman jagung dengan luas ribuan Hektar itu juga mengalami terserang penyakit yang berakibat membusuk pada batang jagung. Dampak dari keberadaan hama dan penyakit pada tanaman jagung ini dialami oleh para petani di Desa Boloh dan Desa Genengsari Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. 

Dargo (60 th) seorang petani warga Desa Genengsari mengatakan, ia hanya bisa pasrah atas kondisi tanamanya, karena 1 Hektar tanaman jagung miliknya 60 persen sedang diserang hama ular. Tentu saja harapan untuk mendapatkan keuntungan sudah tidak ada lagi. Tanaman jagung yang tinggal menunggu tiga minggu lagi sudah panen kini telah habis terserang ulat. Selain itu dibeberapa petak tanamanya juga mengalami pembusukan.

“Seandainya bisa panen, paling paling tinggal 40℅ itu sudah bagus mas. Kalau dikatakan rugi ya pasti rugi,” jelasnya, Kamis (18/01/2024). 

Hal serupa juga dialami oleh Purjin (55 th)  seorang petani dari Dusun Kayen, Desa Boloh bahwa, dari pinggir jalan tanaman jagung diakui kelihatan subur dan normal. Namun semakin ke dalam lahan tanaman semakin banyak ditemukan ulat dan tanaman jagung yang membusuk. Menurut Purjin jika masalah hama ulat caraa menguranginya bisa disemprot pakai Insektisida.

Namun untuk penyakit yang membusuk sampai dengan sekarang belum ada obatnya. Bahkan nama penyakitnya tidak ada yang mengerti. Penyakit ini telag dialami oleh para petani sejak tiga tahun yang lalu. Meski demikian pihak terkait dari Pemerintah Kabupaten Grobogan belum pernah memberikan solusi.

“Penyakit ini sudah ada sejak tiga tahun yang lalu, sampai sekarang kita belum tahu nama penyakitnya. Dan obatnya juga belum ada,” terang Purjin. 

Sementara Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan Sunanto, terkait hal ini saat dihubungi melalui Ponsel mengatakan, pihaknya langsung memerintahkan stafnya untuk croscek ke lapangan. Kemudian hasilnya akan dilakukan pendalaman untuk mencari solusi yang terbaik.

“Biar dicroscek dulu oleh petugas ya mas, selanjutnya biar kita ada solusi yang terbaik,” terangnya, Kamis (18/01/2024). (gik)

Berita Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini