Kemunduran Keilmuan Islam Karena Minim Refleksi, ini Penjelasan Rektor UIN SAIZU

Suasana the 4th agenda International Conference on Ushuluddin and Humanities Studies (ICON HUMANS) 2022 yang digelar oleh Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang di hotel Pandanaran pada Kamis (27/10/2022) dengan tema “Reflecting Ushuluddin and Humanities as Perspective for Analysing Contemporary Issues on Disruptive Religion”. (Foto. Mushonifin/sigijateng.id)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Rektor Universitas Islam Negeri KH Saifuddin Zuhri (UIN SAIZU) Purwokerto, Prof. Dr. KH Muhammad Roqib MAg, mengatakan bahwa kemunduran kelilmuan Islam karena minim refleksi.

Hal itu dia sampaikan dalam the 4th agenda International Conference on Ushuluddin and Humanities Studies (ICON HUMANS) 2022 yang digelar Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang di hotel Pandanaran pada Kamis (27/10/2022) dengan tema “Reflecting Ushuluddin and Humanities as Perspective for Analysing Contemporary Issues on Disruptive Religion”.

Prof Roqib, begitu dai akrab disapa, harus ada reaksi dan reflkesi sebelum melakukan pendalaman keilmuan.

“Kemunduran ilmu disebabkan karena minim refleksi. kita harus banyak melakukan refleksi dan diharapkan Bbrujung pada reaksi dan evaluasi apa yang harus dilakukan,” tandasnya.

Prof Roqib mengatakan konferensi kali ini adalah sebuah bentuk refleksi sekalgus tasyakur kepada Allah yang telah memberikan anugrah ilmu sehingga manusia tidak kesulitan dalam menghadapi kehidupan.

“Konferensi kali ini adalah bagian dari tasyakur kita pada Allah karena anugrah pikiran dan rasa yang bisa kita gunakan,” jelasnya.

Prof Roqib menandaskan bahwa konferensi kali ini harus dimanfaatkan sebagai upaya aplikasi keilmuan untuk memajukan peradaban.

“Lalu, konferensi ini adalah bagian dari upaya aplikasi keilmuan,” ujarnya.

“Rumah yang ideal bagi siapapun yang mengembangkan Islamic Studies adalah Ushuluddin,” ujarnya berseloroh untuk menyemangati peserta konferensi internasional.

Prof Roqib juga menjelaskan tantangan besar yanbg akan dihadapi umat manusia kedepannya. Mulai dari konflik politik, perang, krisis pangan dan energi, resesi ekonomi, hingga kerusakan lingkungan.

Dia berharap ada rekomendasi yang dihasilkan oleh para ilmuwan untuk kembali mendinginkan dunia. baik dingin dalam arti lingkungan yang membaik atau dingin dalam arti tidak ada lagi pernag dan konflik.

“Isu-isu kemanusiaan yang berbasis konflik sangat terkait dengan isu pangan, energi, dan ekonomi. Jika hasil dari diskusi ini bisa memberikan rekomendasi terkait dengan kebutuhan pokok namun didesain secara filosifis dan islami yang membuat orang berkecukupan dan tidak keinginan menganeksasi kelompok, agama, keyakinan atau negara lain, maka kita telah mencapai tujuan Islamic Studies,” tandasnya menjelaskan.

“Lingkungan hidup kita terancam karena ulah manusia. Salah satu yang mengancam lingkungan adalah perang. Isu Rusia-Ukraina cukup membuat dunia harus waspada karena berbagai senjata yang digunakan tidak hanya membunuh manusia, tapi juga merusak lingkungan. Selain itu, Islamic Studies harus menyentuh problem riil seperti pengelolaan sampah, banjir, bencana alam, dan lain-lain,” tutupnya. (Mushonifin)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini