Sabtu, September 21, 2024
No menu items!

Harga Tomat Anjlok, Petani Sayur di Boyolali Sudah Terbiasa

BOYOLALI (SIGIJATENG.ID) – Saat ini harga komoditas tomat sedang anjlok, yakni hanya Rp. 500 – Rp 1.000 per kilogram. Padahal biaya operasional mulai dari penanaman hingga pemanenan menghabiskan biaya jutaan rupiah. Kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa pekan terakhir.

Sebenarnya bukan hanya kali ini saja harga tomat mengalami penurunan, namun hampir tiap tahun terjadi. Oleh karena itu, para petani sudah terbiasa dan tidak kaget lagi dengan kondisi kurang mengenakkan ini. Hal itu diungkapkan Mujianto, petani tomat asal Kecamatan Selo. “Petani sudah tidak kaget. Harga sayur memang kerap jatuh, sedangkan biaya tanam tinggi. Jadi harus bisa memutar otak,” ujarnya, Senin (17/10).

Mujianto saat ini menanam sekitar 1.500 tomat. Biaya rata-rata untuk memproduksi batang tomat hingga adalah sekitar Rp. 800.000. Belum lagi biaya pemupukan yang melebihi 2 juta rupiah. Meski harganya turun, dia tetap menjual tomat ke tengkulak dan pasar daerah lain.

“Meski harga tomat jatuh, petani nggak mau berlarut. Untuk petani muda menyikapinya dengan mengurangi biaya produksi,” imbuhnya.

Sementara itu, petani tomat di Desa Tarubatang, Kecamatan Selo, Semi, menuturkan bahwa ia malas memanen tanaman tomatnya dan malah dijadikan pakan ternak karena harga tomat yang anjlok. Padahal biasanya dalam sekali panen, dia bisa mendapatkan sekitar 7 kwintal tomat. “Paling jadi komboran (pakan ternak). Kalau harganya begini terus, ya petani sulit,” ujar Semi.

Tak hanya itu, harga cabai juga ikut anjlok, dimana bulan lalu bisa mencapai Rp. 55.000 per kilo, namun sekarang hanya Rp. 35.0000 per kilo. Hal ini membuat petani cabai berharap agar kondisi ini cepat membaik. “Padahal ini baru masuk puncak panen. Semoga harganya bisa membaik,” ucap Sumi, salah satu petani cabai di Desa Demangan, Kecamatan Sambi.

Lebih lanjut Sumi mengatakan bahwa biaya perawatan tanaman cabai tidak kalah besar dengan tomat. Mulai dari modal pengolahan lahan, pemasangan mulsa, bibit, lanjaran, pupuk, serta pestisida. Apalagi, Saat musim penghujan, penyemprotan pestisida harus dilakukan tiga kali dalam seminggu agar tidak cepat membusuk. (dimas)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Popular 24 Jam