Kamis, September 19, 2024
No menu items!

Dimentori Seorang Difabel, PC Muslimat NU Kota Semarang Gelar Pelatihan Menjahit

SEMARANG (Sigi Jateng) – Kementerian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Kemnakertrans) RI bekerjasama dengan Muslimat NU Kota Semarang menyelenggarakan pelatihan menjahit dan membordir pada Jum’at hingga Minggu (23-25/10/2020) di Pantu Asuhan Darul Hadlonah Jl. Kemantren RT 02 RW 5 Wonosari Ngaliyan Kota Semarang.

Pelatihan yang berbasis inklusi untuk menjangkau kaum disabilitas ini menghadirkan Instruktur pelatihan dari sahabat difabel Semarang, Hidayah Ratna (45). Ida, panggilan akrabnya juga seorang pengajar penjahit di Komunitas Sahabat Difable sejak tahun 2000.

“Alhamdulillah peserta antusias walaupun ada yang berlatih dari nol,” ungkap pemilik brand Modisto ini.

Ida mengatakan beberapa peserta yang dia latih ada yang sudah pernah menjalankan bisnis permak pakaian. Namun saat ini usahanya agak terkendala akibat terdampak covid-19.

“Ada yang sudah bisa secara otodidak dan sudah buka permak pakaian, tapi untuk mengisi waktu luang dan meningkatkan keahlian mereka mengikuti pelatihan ini lagi,” tandasnya.

“Ada yang sudah buka jahitan tapi kurang percaya diri,” ungkapnya.

Selain memberikan pelatihan teknis, Ida juga akan mengawal tindaklanjut pelatihan ini untuk mengembangkan strategi pemasaran produk yang dihasilkan.

Sri Mundiyati (50 th) seorang peserta asal Rowosari, Tembalang mengaku dalam pelatihan ini dirinya baru merasakan pengalaman pertama menjahit.

“Sebelumnya tidak pernah pegang mesin jahit,” ujar anggota PSM Tembalang.

Beruntung materi gampang dapat dimengerti. Menurut Sri, Cara penyampaian mentor mudah dimengerti.

“Dari mengukur, membuat pola, motong, sampai menjahit. Bisa menjadi kesibukan tersendiri dalam wirausaha,” ungkapnya.

Khizanaturrohmah, Tim Penyuluh Kemandirian dan Kewirausahaan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemnalertrans) RI mengatakan tujuan dari adanya kegiatan pelatihan ini untuk menumbuh kembangkan semangat wirausaha di tengah pandemi.

“Membina peserta pelatihan agar menjadi tenaga kerja produktif dalam kegiatan usaha yang menjadi sumber penghasilan, dengan harapan dapat merangsang munculnya motivasi dan inovasi produk dalam menjalankan usaha,” jelas wanita yang akrab disapa Khizanah ini.

Selain itu, Kemenakertrans berharap agar peserta mampu mengembangkan jaringan usaha sehingga meningkatkan pendapatan, meningkatkan kapasitas produksi garmen/konveksi baik secara kualitas maupun kuantitas.

Untuk mewujudkan harapan Kemenakertrans agar peserta semakin produktif, Muslimat NU Kota Semarang mendapat hibah 14 buah meain jahit modern untuk dikelola menjadi alat usaha.

Ketua Panitia Hj Umiyati Humam menegaskan, kemandirian dan kewirausahaan menjadi pokok penting dalam memberdayakan peserta pelatihan.

Ulama perempuan yang sering disapa Nyai Humam itu sudah menyiapkan Rencana Tindak Lanjut (RTL) pasca pelatihan dengan membentuk kelompok usaha dengan alat jahit serbaguna. Dirinya mengaku akan menstimulasi produksi perdana dengan alat jahit yang sudah ada.

Baca Berita Lainnya

“Sesuai arahan Disnakertrans tentang mengembangkan sistem manajemen yang baik. Nantinya kami akan melakukan kerja sama dengan koperasi serta UMKM yang ada,” ungkap Wakil Ketua Muslimat NU Kota Semarang Bidang ketenagakerjaan ini. (Mushonifin)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Popular 24 Jam