Tradisi Munggah Molo Masih Dilakukan di Desa Siwatu Batang, Begini Kata Mahasiswa KKN UIN Walisongo

Masyarakat Desa Siwatu saat menggelar Tradisi Munggah Molo, saat prosesi slametan. (Foto : Tim Medinfo Posko 103)

SIGIJATENG.ID – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Posko 103 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang ikut menjadi saksi atas acara tradisi Munggah Molo yang dilaksanakan di Rumah Sifiana Amd, Keb, Kepala Desa Siwatu Kecamatan Wonounggal Batang pada Kamis Pahing (8/8/24) pukul 07.30 WIB. Bahkan, tim KKN UIN Walisongo terlabit aktif dalam kesuksesan tradisi Munggah Molo ini.

Munggah molo merupakan salah satu tradisi masyarakat di wilayah Jawa. Tradisi ini dilakukan saat akan memasang atap rumah pada proses pembangunan. Meskipun tradisi ini sudah mulai memudar di beberapa daerah, namun di Desa Siwatu, Kecamatan Wonotunggal tradisi tersebut masih sangat melekat.

Salah satu Perangkat Desa Siwatu, Enah mengatakan, acara Munggah Molo ini merupakan acara turun-temurun sedari dahulu yang sudah biasa berlangsung saat membangun bangunan baru. “Dulu ibu juga pernah saat punya rumah baru, yang memegang molo ibu bersama suami, terus nanti dibawa ke atas rumah sama tukang,” ujarnya di lokasi.

Acara ini dihadiri oleh perangkat desa, masyarakat setempat, tokoh masyarakat, tukang yang membangun rumah, dan mahasiswa KKN Posko 103 UIN Walisongo Semarang. Acara dimulai tepat pada pukul 08.00 WIB.

Sifiana Amd, Keb, Kepala Desa Siwatu, mengatakan makanan yang disediakan untuk acara ini bermacam-macam. Selain itu, acara ini juga memiliki tata caranya kusu.

“Dalam munggah molo nanti ada juwadah pasar, tebu, payung, padi, jagung, pisang, jarik selendang, kantong molo, pisang. Nanti diangkat ke atas rumah sesuai jamnya, jika jam 8 ya jam 8 harus tepat waktu seperti orang mantenan,” terang Sifiana.

Acara dimulai dengan Adzan oleh Luzmil Irsyad, perwakilan Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang. Adzan dilakukan bersamaan dengan pengangkatan molo oleh beberapa tukang yang membangun rumah tersebut, disaksikan oleh seluruh masyarakat yang datang. Kemudian setelah pengangkatan molo, dilakukan slametan di dalam rumah.

Prosesi slametan dipimpin oleh Kamari, salah satu tukang dalam pembangunan rumah. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa tujuan diadakannya munggah molo ini adalah untuk meminta keberkahan pada Yang Maha Kuasa.

“Nyuwun wicaksana, nyuwun panguasa, nyuwun rahayu, slamet, berkah, lan tentrem. Sejatine nyuwun wicaksana iku karo tonggo peparo keno, karo sopo bae keno, dadi manungso kang urip ning alam dunio sanajan sedelok ora sui. Sejatine yuwun panguasa yaiku manungso nduwe keinginan, ingin urip sing tata, kepenak,” ujar Kamari..

Acara kemudian dilanjutkan dengan doa bersama, dan makan bersama, selesai pada pukul 09.30 WIB. Seluruh masyarakat yang hadir sangat antusias dan khidmat.

Fitriyatul Laili, salah satu mahasiswa KKN UIN Walisongo Posko 103, kegiatan ini adalah salah satu tradisi. ” Kami berharap tradisi ini akan tetap berjalan di desa Siwatu, karena selain sebagai warisan tradisi ini juga sebagai sarana untuk mempererat tali kebersamaan dan gotong royong antar masyarakat,” kata dia. (Aldera/ kkn posko 103/*)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini