Ratusan Warga Datangi Semburan Lumpur Baby Volcano Grobogan, Polisi Imbau Begini

Polisi memantau semburan lumpur di Dusun Cangkring, Grobogan, Jumat (22/3/2024). Foto : dok. Polsek Kradenan Grobogan

Grobogan (sigijateng.id) – Ratusan warga berduyun-duyun mendatangi lokasi melubernya Bledug Cangkring yang terkenal dengan nama Baby Volcano (Bayi Gunung Berapi) Grabagan di Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah Jumat (22/3) sore.

Baby Volcano (Bayi Gunung Berapi) Grabagan tersebut meletup dan menyemburkan lumpur hebat pasca terjadinya gempa dengan episentrum Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Gempa susulan dengan magnitudo 6.5 tersebut membuat sebagian wilayah pulau Jawa ikut merasakan getaran gempa tersebut. Diduga, akibat adanya getaran dan pergeseran tanah menyebabkan munculnya bledug kecil di Desa Grabagan.

Menurut informasi yang diperoleh, lumpur yang keluar dari mulut Baby Volcano tersebut memenuhi area setempat. Untungnya, sekitar satu jam kemudian mulut bledug kecil tersebut kembali meletup biasa.

Pihak kepolisian setempat juga masih terus memantau semburan lumpur di Baby Volcano atau Bledug Cangkring, Desa Grabagan, Kradenan, Kabupaten Grobogan. Pemantauan secara berkala akan dilakukan meski saat ini semburan lumpur sudah berhenti.

“Baby Volcano, Dusun Cangkring, Desa Grabagan yang mengeluarkan lumpur, pada hari Jumat tanggal 22 Maret 2024 jam 16.00 WIB dari letupan besar selama kurang lebih 1 jam,” kata Kapolres Grobogan AKBP Dedy Anung Kurniawan melalui Kapolsek Kradenan AKP Haryono, Jumat (22/3/2024).

Meski begitu, semburan lumpur disebut tak sebanyak letupan sebelumnya. Dia memastikan tak ada rumah yang terdampak. “Debit lumpur saat ini tidak terlalu banyak seperti sebelumnya dan tidak sampai menggenangi area pemukiman,” tambahnya.

Haryono menyebut warga sempat berduyun-duyun datang untuk menonton semburan lumpur tersebut. Namun, saat ini suasana telah kembali normal. “Berduyun-duyun wajar lah, cuma nonton ke lokasi namanya warga ya, tapi kalau kepanikan yang seperti apa nggak ada,” ujarnya.

Dia mengatakan pihak kepolisian masih akan melakukan pemantauan secara berkala. Dia juga mengimbau agar masyarakat tak mendekat ke area lokasi.

“Nanti kita pantau lagi ada perkembangan nggak, pokoknya kita cek terus ada penambahan lumpur atau nggak. Kita sudah koordinasi dengan Kades, kita udah pastikan sementara waktu berhenti total, ya ini fenomena alam ya. Tadi kita imbau boleh melihat tapi jangan terlalu dekat siapa tau nanti ada kita kan juga nggak bisa prediksi siapa tau ada yang membahayakan,” jelasnya. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini