Senin, Oktober 7, 2024
No menu items!

Miris! Guru Kursus Bahasa Mandarin di Kendal Ditemukan Tewas Diduga Bunuh Diri, Disamping Korban Ada Surat Wasiat – Senapan Angin

Kendal (sigijateng.id) – Seorang guru kursus bahasa Mandarin ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di Perumahan Delta Asri 7, Desa Magelung, Kaliwungu Selatan, Kendal pada Jumat (6/9) malam.

Kapolsek Kaliwungu AKP Edi Sukamto Nyoto saat dikonfirmasi mengatakan kejadian bermula saat saat salah satu siswa kursus datang ke rumah korban dan melihat pintu rumah masih tertutup. Padahal, biasanya korban selalu tepat waktu mengajar pukul 19.00 WIB.

“Lalu siswa itu menelpon gurunya. Pas sudah coba ditelpon hanya berdering dan terdengar tetapi tidak diangkat. Lalu setelah temannya datang mencoba masuk melihat korban sudah terkapar,” kata AKP Edi Sukamto.

Lebih lanjut Edi mengatakan, kemudian siswa kursus bahasa Mandarin tersebut meminta tolong kepada tetangga korban untuk mengecek kondisinya. Korban diketahui bernama Phoa Fendi Santoso, berusia 28 tahun, warga Pedurungan, Kota Semarang.

Korban yang tinggal sendirian ini diduga mengakhiri hidupnya, dengan cara menembakan senjata angin ke dadanya. “Nah siswa ini mengetahui korban meninggal dunia, lalu melaporkan ke polisi,” terang Edi.

Mendapati laporan tersebut, polisi datang ke lokasi kejadian dan menemukan, adanya senjata angin laras panjang berada tidak jauh dari tubuh korban. Usai dicek, ternyata di dada korban terlihat luka dan berdarah diduga akibat terkena tembakan senjata angin tersebut.

“Memang ada senjata angin laras panjing di samping tubuh korban,” jelas Edi.

Tak hanya itu, petugas kepolisian juga menemukan surat wasiat yang dibuat oleh korban Phoa Fendi Santoso yang ditulis tangan dan rapi. Dalam surat wasiatnya, tertulis jika korban melakukan hal ini (bunuh diri) untuk bertemu dengan orangtuanya yang sudah meninggal dunia.

Dalam surat wasiat juga dituliskan harta yang dimiliki korban sepenuhnya diserahkan untuk gereja yang ada di wilayah Tlogosari Kota Semarang. “Dari surat wasiat yang ditulis korban, ingin dikremasi dan abunya dilarung di Pantai Marina Semarang seperti kedua orangtuanya,” bebernya.

Dalam kejadian ini, korban diduga mengakhiri hidupnya dengan cara menembakan senjata angina ke dadanya. Posisi senjata diletakan di kursi, dengan pelatuk diikat kabel charing lalu ditarik mengenai dada korban.

“Dugaannya memang bunuh diri. Yakni korban diduga mengakhiri hidupnya dengan cara menembakan senjata angina ke dadanya,” imbuh AKP Edi.

Salah satu tetangga korban, mengaku sempat mendengar letusan senjata tetapi tidak terlalu keras. Begitu ia mengecek ke depan rumah, ternyata sudah ramai kerumunan. “Saya dengar bunyi letusan senjata api tetapi kecil tidak keras, lalu saya kaget kok ramai depan rumah Fendi,” ucap Juwahir.

Juwahir menambahkan, di lingkungan perumahan korban jarang bergaul dengan tetangganya. Namun, perumahan tersebut korban membuka kursus bahasa mandarin. “Jarang bergaul sama tetangga. Cuma buka kursus bahasa Mandarin saja,” tambah Juwahir.

Sementara itu, jenasah kemudian di bawa ke RSUD Soewondo Kendal. Hingga berita ini diterbitkan, kasus ini masih dalam penyelidikan pihak setempat guna penanganan lebih lanjut. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Popular 24 Jam