SEMARANG (sigijateng.id) –Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Jawa Tengah Daei Aljani mengungkapkan keprihatinannya terkait pengesahan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2024 yang menyediakan kontrasepsi bagi pelajar. Menurut dia, kebijakan ini berpotensi memicu perilaku menyimpang di kalangan remaja.
“Alih-alih menyediakan kontrasepsi yang bisa disalahartikan sebagai lampu hijau untuk perbuatan zina, pemerintah seharusnya fokus pada pendidikan kesehatan reproduksi yang berlandaskan nilai-nilai moral dan agama,” ujar Aljani dalma keterangan tertulisnya yang diterima sigijateng, Selasa (14/8/2023).
Aljani menekankan pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi yang berakar pada prinsip agama dan moral, serta memberikan pemahaman yang mendalam tentang risiko dan tanggung jawab. Ia juga mengajak masyarakat untuk aktif mengedukasi generasi muda agar menjauhi perilaku negatif seperti zina, minuman keras, dan narkoba. Aljani menganggap bahwa pendekatan yang diadopsi dalam peraturan ini terlalu dipengaruhi oleh konsep Pendidikan Seks Komprehensif (CSE) Barat yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Aljani berharap pemerintah dapat meninjau ulang peraturan ini dan mempertimbangkan implikasi jangka panjang terhadap moralitas generasi muda. “Kami tidak menolak perlunya edukasi kesehatan reproduksi, tetapi metode penyampaiannya harus sesuai dengan nilai-nilai yang kami junjung,” tegasnya.
Daei Aljani, menyuarakan keprihatinannya terhadap PP No. 28/2024 yang menyediakan kontrasepsi bagi pelajar, mengingat potensi dampaknya terhadap moralitas remaja.
“Sebagai pelajar Muhammadiyah yang memegang teguh ideologi belajar dan gerakan kepemimpinan berdampak, kami menegaskan bahwa isu ini harus dikawal dengan serius,” kata dia.
Aljani menekankan pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi yang berlandaskan nilai-nilai agama dan moral, bukan sekadar menyediakan alat kontrasepsi.
Sementara, Rizki Anugrah Robby, Ketua Bidang Advokasi IPM Jateng, menambahkan bahwa Muhammadiyah akan berada di garda terdepan dalam mengawal moralitas generasi muda, menunjukkan betapa pentingnya peran pelajar Muhammadiyah dalam mengatasi isu ini. Bersama, kita jaga moralitas dan kualitas pendidikan nasional.
Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jawa Tengah juga berkomitmen untuk menggalakan gerakan menghindari zina, alkohol, dan narkoba. Komitmen ini merupakan bentuk tanggung jawab moral dan sosial mereka dalam menjaga diri dan lingkungan dari pengaruh negatif.
Rizki Anugrah Robby menambahkan bahwa peran organisasi pelajar sangat penting untuk memastikan kebijakan yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan realitas yang dihadapi pelajar.
“Ruang dialog sangat penting untuk menciptakan kebijakan yang inklusif dan responsif terhadap aspirasi pelajar,” katanya.
Robby juga menyarankan agar pemerintah menyelenggarakan forum rutin dengan organisasi pelajar untuk membahas isu-isu pendidikan.
“Forum seperti ini dapat menjadi wadah untuk memberikan masukan dan mencari solusi bersama atas berbagai permasalahan,” jelasnya.
Dia menegaskan bahwa keterlibatan aktif dari semua elemen masyarakat, khususnya organisasi pelajar, akan memperkuat sistem pendidikan nasional. “Kita harus bekerja sama untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas dan sejalan dengan nilai-nilai bangsa,” tutupnya. (aris)
Baca Berita Lainnya
- Dinas PUPR Batang Tanggapi Begini Soal Gorong-gorong Jalan di Bawang Arah Dieng Rusak Berlubang Panjang Menganga
- Luar Biasa! Pesilat Jateng Rabut 3 Emas, 1 Perak dan 4 Perunggu PON XXI, Penuhi Target
- Dilakukan di Gudang Mushola, Aksi Guru Ngaji di Sragen Nekat Cabuli Murid
- 44.709 Jiwa Warga di Cilacap Terdampak Kekeringan, BPBD Salurkan Bantuan 220 Tanki Berisi Air Bersih
- Ancaman Gempa Megathrust di Obyek Wisata Pesisir, Sandiaga Minta Tetaplah Berwisata & Waspada