Keren, Siswa Siswi SD di Lereng Gunung Prau Batang Antusias Berebut Juara di Ajang Festival Tunas Bahasa Ibu 2024

Siswa Siswi SD di Lereng Gunung Prau Bawang Antusias Berebut Juara di Ajang Festival Tunas Bahasa Ibu 2024. Foto: vian/sigijateng.id

Batang (sigijateng.id) –Ratusan siswa-siswi tingkat Sekolah Dasar (SD) di Lereng Gunung Prau Kecamatan Bawang Kabupaten Batang antusias dan bersemangat mengikuti gelaran lomba ajang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) ke V tahun 2024.

Kegiatan tersebut diikuti sekitar 40 unit Sekolah Dasar se Kecamatan Bawang, mulai jenjang kelas rendah hingga kelas atas sekolah dasar yakni kelas 6. Masing-masing sekolah dasar mengirimkan perwakilan rata-rata 8 hingga 10 orang siswa.

“Ini merupakan edukasi yang patut diberikan support. Bahwa, bahasa jawa merupakan kebudayaan daerah yang harus dipertahankan dan terus di uri-uri,” kata Agus Sutiyoso M.Pd, Ketua Penyelenggara FTBI 2024 tingkat kecamatan Bawang, Kamis (5/9/2024).

“Lomba ini dilaksanakan berjenjang, dari tingkat kecamatan, kabupaten, hingga provinsi,” sambungnya.

Menurut Agus yang juga merupakan ketua KKKS Bawang, ketrampilan komunikasi dengan menggunakan bahasa jawa menjadi sarana bagi siswa-siswi yang sangat mudah dipahami. Sebab, Bahasa yang digunakan merupakan Bahasa kehidupan sehari-hari.

“Para peserta FTBI ini mengikuti berbagai jenis lomba dengan menggunakan bahasa jawa. Untuk kategori lomba ada nulis cerkak, Sesorah, Ndongeng, Ndaghel Ijen, Nulis Aksara Jawa, Nembang Macapat, dan Geguritan,” bebernya.

Lebih luas lagi, sambung Agus, jika Indonesia sangat kaya akan bahasa daerah, tentunya bahasa ibu pun sangat beragam, menurut Laboratorium Kebhinekaan Bahasa dan Sastra, bahasa ibu yang ada di Indonesia sebanyak 718 bahasa.

“Maka dari itu, semua pihak harus melestarikan bahasa ibu agar tidak punah. Apalagi jika jarang digunakan oleh masyarakat dan tidak lagi dipedulikan serta tergeser oleh bahasa yang lebih dominan, seperti bahasa Indonesia atau bahkan bahasa asing,” tuturnya.

Panitia FTBI 2024 Bawang, Sri Widiastuti S.Pd menilai kegiatan ini bertujuan pengarusutamaan bahasa ibu sangat penting dilakukan untuk melestarikan dan membumikan.

“Yakni agar tetap eksis yang dapat dilakukan di tiga lingkungan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat,” papar Sri Widiastuti didampingi Erni Purwandari S.Pd M.Si.

Lebih lanjut, Widiastuti menyebut jika kegiatan ini menjadi salah satu agenda penting dalam menggali dan merawat kecintaan terhadap bahasa ibu sebagai warisan budaya yang sangat berharga, sekaligus memupuk rasa bangga akan keberagaman bahasa yang ada di tanah air.

“Festival ini juga bukan sekadar ajang perlombaan bagi anak-anak di jenjang SD saja. Melainkan peluang untuk mengasah keterampilan berbahasa, kreativitas, dan daya imajinasi,” jelasnya.

“Saya yakin setiap peserta telah menunjukkan kesungguhannya dan kerja keras yang luar biasa dalam mempersiapkan diri untuk tampil hari ini,” imbuh Widiastuti.

Salah satu peserta lomba FTBI 2024, Syafana Halwa Kamalia (10) siswi kelas 5, SDN Sangubanyu 02 mengaku dirinya tidak malu sama sekali saat tampil dhagel ijen di depan para juri.

“Senang bisa ikut lomba dan ini baru kali pertama. Saya rajin berlatih khusus untuk mengikuti lomba ini. Ibu saya yang mengajari cara belajarnya dengan memahami cerita dalam Bahasa Jawa. Selain itu, ceritanya soal kehidupan lucu saat sekolah. Latihannya hanya seminggu,” ujarnya. (Red)

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini