Wow! Jelang Ramadhan Harga Bunga Tabur di Klaten Melambung hingga Rp 300 Ribu Per Kg

Ilustrasi- Pedagang Bunga Tabur. Foto : Istimewa

Klaten (sigijateng.id) – Menjelang sepekan memasuki bulan suci ramadhan 1444 H/2023M, harga bunga tabur di Klaten melonjak. Harga satu kilogram bunga tabur mencapai Rp 300 ribu per kilogram atau Rp 30 ribu untuk satu ons.

Salah seorang pedagang bunga tabur warga Desa Sukorejo, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali mengungkapkan mahalnya harga bunga tabur disebabkan tradisi Nyadran mendekati puncak. Nyadran hari ke-24 paling banyak di semua daerah.

“Nyadran 24 hari ini banyak jadi mahal. Dari pengepul bunga harganya juga sudah mahal, untungnya mepet, selain Nyadran dan untuk ziarah ini bunga juga diserang ulat,” ungkap Darmono kepada wartawan, Jumat (17/3/2023).

“Ini satu kilogram sampai Rp 300 ribu, satu tas kresek berat 1 ons saya jual Rp 35 ribu atau kepepetnya Rp 30 ribu. Padahal sebelumnya cuma Rp 250 ribu per kilogram,” imbuhnya.

Di Tempat terpisah, Marfuah (43) pedagang lainnya menyatakan bunga yang tersedia saat ini hanya mawar merah dan putih. Untuk kenanga, melati, dan kantil harganya mahal.

“Hanya mawar, untuk melati kalaupun ada harganya juga mahal Rp 300 ribu. Bahkan bunga kantil itu satu saja Rp 5 ribu,” kata dia.

Menurut Marfuah, masyarakat sudah hafal dengan naiknya harga bunga tabur saat Nyadran. Tetapi ada konsumen yang menawar dan ada juga yang tidak menawar.

“Ada yang nawar, ada yang tidak karena dari pengepul memang sudah mahal. Saya jual Rp 25 ribu-Rp 30 ribu per kilogram,” imbuhnya.

Sementara itu, Poniyem (51)pedagang bunga di Pasar Induk Klaten menyatakan karena harga mahal dirinya tidak memaksa takaran. Membeli berapapun dilayani.

“Harga per kilogram ini Rp 250 ribu tapi tidak mungkin saya jual Rp 25 ribu per ons, bisa rugi. Ya saya jual berapa pun minta saya layani, tidak harus satu ons,” kata Mbah Iyem, warga Desa Tibayan, Kecamatan Jatinom.

Purwanti, pembeli bunga tabur menyatakan mahalnya harga bunga sudah wajar menjelang Ramadhan. Sebab banyak warga ziarah.

“Kan banyak yang ziarah jadi mahal. Kalau saya beli tidak pakai ukuran, ini tadi saya bayar Rp 20 ribu dan dapatnya berapa terserah, tidak harus satu ons,” ungkap Purwanti, warga Desa Belangwetan, Kecamatan Klaten Utara ini. (Red)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini