Waspadai Karhutla, BNPB: Di 20 Tahun Terakhir, Kita Akan Alami Fase Tahun Terpanas

Ilustrasi Karhutla. Foto : Dok. vian/sigijateng.id

Semarang (sigijateng.id) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mewaspadai kebakaran lahan dan hutan (karhutla) pada fase kering pada 2023. Untuk itu, berbagai langkah terus dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya karhutla.

Sejauh ini, BNPB mencatat sudah terjadi beberapa kejadian karhutla di di Aceh dan Kalimantan Tengah. Padahal, kondisi saat ini curah hujan masih tinggi.

“Saat ini, kita semua masih dalam puncak musim hujan. Banjir juga masih melanda sebagian wilayah Indonesia. Tapi di Aceh dan Kalimantan, ada kejadian kebakaran,” ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Rabu (25/1/2023).

Menurutnya, adanya dua kejadian bencana tersebut membutuhkan penanganan serius ini. Karena itu, BNPB terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk menentukan langkah dan penanganan.

Ilustrasi Karhutla. Foto : Dok. vian/sigijateng.id

Pemerintah daerah, kata dia, harus mempersiapkan antisipasi dua jenis bencana yang berbeda. Yakni banjir, tanah longsor dan kebakaran hutan serta lahan.

“Kalau misalkan kita bicara antisipasi bencana banjir, untuk mengantisipasinya bisa kita lakukan dengan teknologi modifikasi cuaca,” ujar Abdul.

Sedangkan ketika berbicara karhutla, awannya di dorong supaya turun hujan di situ (lokasi karhutla). “Kalau dua-duanya terjadi, ini kan cukup sulit untuk bisa menanggulangi secara bersamaan. Ini tantangan sendiri,” tuturnya.

Abdul menyatakan, frekuensi kejadian karhutla frekuensinya mulai naik. Ini menunjukan bahwa hidrometrologi basah sudah mulai terimbangi atau mulai terbagi.

Berdasarkan prakiraan cuaca, pada 2023 di Indonesia akan mengalami fase kering lebih lama dari tahun lalu. Sehingga di beberapa daerah di Indonesia rawan kekeringan serta karhutla.

“Mungkin kita akan berada pada salah satu tahun terpanas dalam 20 tahun terakhir. Kalau kita bicara tahun terpanas, pasti efeknya ke kita yaitu kekeringan. Namun, kita tetap harus melakukan langkah pengendalian kekeringan dan banjir. Sebab, meski kita nanti berada pada fase kering, pasti ada daerah yang terjadi banjir,” pungkasnya. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini