Wali Kota Semarang Ajak Perguruan Tinggi dan Media Dampingi UMKM Agar Cepat Berkembang

Wali Kota Semaragng Hj Hevearita G Rahayu, Rektor Unwahas Prof KH Mudzakir Ali, Ketua PWI Jateng Amir Mahmud NS berfoto bersama dengan pengurus PWI dan peserta kuliah umum Akselerasi Sertifikasi Halal dalam Peningkatan Daya Saing UMKM, di kampus Unwahas, Rabu (22/2/2023). ( foto pwi)

SEMARANG (sigijateng.id) – Wali Kota Semarang Ir Hj Hevearita Gunaryanti Rahayu mengapresiasi kampus Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang yang turut membantu kesulitan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam mengurus sertifikasi halal. Apalagi Unwahas menggratiskan bagi UMKM usaha dalam mengurus sertfikasi halal untuk usahanya itu.

‘’Kami kira ini upaya yang bagus. Ini artinya, Pemkot Semarang bisa berkolaborasi dengan perguruan tinggi seperti Unawahas ini. Kebetulan di Semarang ada banyak klaster-klaster usaha sesuai potensi wilayah masing-masing,” kata Hevearita Gunaryanti Rahayu, saat memberi sambutan pada acara Kuliah Umum Akselerasi Sertifikasi Halal dalam Peningkatan Daya Saing UMKM, yang digagas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unwahas dan PWI Jateng dalam rangkaian Hari Pers Nasional 2023, di Aula Fakultas Kedokteran Unwahas, di Gunungpati Semarang, Rabu (22/2).

Adapun kuliah umum yang diikuti oleh ratusan mahasiswa baik offline dan online via zoome ini juga dihadiri oleh Rektor Unwahas Prof KH Mudzakir Ali, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dr Hasan SE MSc, Kaprodi Manajemen Ratih Pratiwi SPd MSi, dan Ketua PWI Jateng Amir Machmud  bersama jajaran, dan Sekretaris Dewan Kehormatan Provinsi PWI Sosiawan, serta dosen dan ratusan mahasiswa dari kampus tersebut.

Para pembicara dalam acara Kuliah Umum Akselerasi Sertifikasi Halal dalam Peningkatan Daya Saing UMKM, Rabu (22/2/2023). ( foto pwi jateng)

Adapun acara kuliah umum ini menghadirkan tiga pembicara yakni trainer manajemen Dr Cuk Jaka Purwanggono ST MM dan Ketua Pusat Kajian Halal Unwahas Dewi Hastuti SPt MP, serta menghadirkan Amelia Wallad Ssos, pelaku UMKM Dapur Sang Diva. Acara dipandu oleh dipandu Roshia Martiningrum

Walikota yang akrab disapa Mbak Ita mengatakan, di Kota Semarang banyak kearifan lokal yang memicu menjamurnya usaha-usaha yang butuh support.  Apalagi ada segudang event wisata yang akan dilangsungkan pada tahun 2023 ini yang bisa dimanfaatkan entrepreneur muda dari kampus sebagai ladang usaha seperti Festival Kota Lama, Festival Bunga, Semarang Night Carnival. Semarang saat ini juga menjadi Jaringan Kota Pusaka yang anggotanya ada 85 kota di Indonesia yang punya kawasan heritage.

“Dalam mendampingi UMKM ini, kami dari Pemrintah tak mungkin bergerak sendiri, diperlukan konsep gerakan Bersama. Perguruan tinggi dan juga media juga terlibat. Media turut mempromosikan,’’ kata Ita.

“Harapan kami, Unwahas juga bisa mendapingi pengusaha dalam manajamen keuangan. Biar UMKM di Kota Semarang bisa segera berkembang dan maju,” tambahnya.

Sementara, Rektor Unwahas Prof KH Mudzakir Ali dalam sambutannya menyampaikan bahwa makanan halal  menjadi kebutuhan seluruh umat manusia bukan hanya yang muslim. Maka kuliah umum ini menjadi tanggung jawab kemanusiaan kampusnya dalam produk halal.

“Kami melayani sertifikasi halal tidak hanya untuk pengusaha di Kota Semarang namun juga luar kota Semarang. Kami melakukannya dengan gratis,” kata Kiai Ali.

Dia juga menyampaikan terima kasih kepada PWI Jateng atas kepercayaan dan dukungannya dalam menggelar diskusi kuliah umum ini.

“Terima kasih atas kehadiran Ibu Walikota Semarang dan teman-teman PWI ke kampus kami ini,” kata dia.

Sedangkan Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS mengatakan, kemitraan dengan Unwahas mengandung  satu visi bahwa PWI ingin membangun performa sebagai bagian dari kaum intelektual dan kaum akademisi.

‘’Agak berbeda dengan dari kegiatan HPN pada tahun sebelumnya, kegiatan tahun ini mengusung tema ‘Goes to Campus’. Kami menekan pentingnya aplikasi bukan sekadar tataran MoU ataupun konsep-konsep seperti rekomendasi seminar. Tapi ingin memberikan kontribusi atau kolaborasi yang nyata misalnya yang kami gagas bersama Unwahas adalah sertifikasi halal UMKM.  Apalagi Bu Ita sudah mengajak untuk bergerak bersama, dan kami siap menyambut ajakan itu,’’ tandasnya.

Dalam  sesi diskusi, Dr Cuk Jaka Purwanggono ST MM mengatakan kesalahan terbanyak yang dilakukan oleh pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah keengganan dan ketidaktahuan mereka dalam mengurus Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), termasuk melabeli produknya dengan sertifikasi Halal yang dikeluarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama.

‘’Hampir 90 persen pelaku UMKM yang kami dampingi, usahanya tak memiliki Surat Izin Berusaha dan tak melengkapi dengan sertifikasi halal. Mereka lebih fokus pada mencari modal dan bisnis kuliner yang digeluti,’’ kata Cuk dalam paparannya.

Menurut Cuk, mulai tahun 2021 hingga 2023, status halal menjadi penentu daya konsumsi bagi masyarakat Indonesia yang notabene muslim. Dia menyebut, dalam mengurus sertifikasi  halal tak sesulit yang dibayangkan karena Pemerintah telah membuka kran lewat website. Dosen Unwahas itu  tak menampik tantangan yang dihadapi tentu saja kemampuan SDM pelaku usaha yang beragam.

Narasumber lainnya Dewi Hastuti mengatakan, kewajiban sertifikasi halal bagi produk UMKM tertuang dalam Peraturan Menteri Agama RI Nomor 20 Tahun 2021 tantang sertifikasi halal bagi pelaku UMKM.

Dia menandaskan, program Sertifikasi Halal Gratis atau Sehati dari Kemenag telah dibuka sejak 2023 dengan kuota sebanyak  satu juta. Sertifikasi Halal itu diartikan pengakuan kehalalan suatu produk yang dikeluarkan oleh BPJPH  berdasarkan fatwa tertulis yang dikeluarkan MUI. Dia bersyukur Unwahas mendapat kepercayaan dari BPJPH untuk mendampingi pelaku UMKM meraih sertifikasi itu.

‘’Ayo, mari ibu bapak pelaku UMKM untuk meraih kesempatan ini. Jangan ragu, karena ada Sehati yang cuma-cuma. Kami dari Unwahas siap membantu untuk melakukan pendampingan,’’ kata Dewi. Dia pun lalu menggambarkan mekanisme pendaftaran sertifikasi kepada peserta.

Sedangkan Amelia Wallad lebih banyak berbagi cerita, bagaimana dirinya sempat ragu dengan biaya pengurusan SIUP dan sertifikasi halal melalui calo yang besarnya lumayan. Namun setelah dibimbing oleh tim dari Pusat Kajian Halal dirinya bisa melewati semua proses administrasi dengan lancar. (aris)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini