
SEMARANG (sigijateng.id) – UIN Walisongo Semarang dan Pengurus Wilayah Ikatan Persaudaraan Haji (PW IPHI) Jawa Tengah mengelar kegiatan Tarhim (tarawih dan silaturahim) Ramadhan 1444 H /2023M di Masjid Walisongo Kampus III UIN Walisongo Semarang, Jumat (31/3/2023) malam.
Keluarga besar UIN Walisongo Semarang, PW IPHI bergabung bersama dengan ratusan jemaah warga sekitar kampus UIN dengan khusuk mengikuti semua rangkaian kegiatan dari awal sampai selesai.
Sebagai tuan rumah, Rektor UIN Walisongo Prof Dr KH Imam Taufiq MA menyambut rombongan PW IPHI Jateng, bersama para wakil rektor, para dekan dan wakil dekan di lingkungan UIN Walisongo, puluhan pegawai dan dosen UIN Walisongo.
Rangkaian acara diawali dengan salat Isyak dan Tarawih yang diimami oleh Dr KH Ali Imron MAg Alhafidz, Wakil Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo yang juga sebagai Wakil Ketua PW IPHI Jateng. Kemudian dilanjut dengan ramah tamah diakhiri dengan tausiyah sekitar 25 menit oleh Ketua PW Muhammadiyah Jateng yang dosen UIN Walisongo Semarang, Dr KH Tafsir MAg.
Rektor UIN Walisongo Prof Dr KH Imam Taufiq MA dalam sambutannya mengatakan suasana UIN Walisogo dan PW IPHI Jateng boleh dibilang sama. Seperti diketahui, perintah puasa Ramadhan kali pertama kalinya disyariatkan pada tahun kedua Hijriah atau tahun 624 M untuk. Tepatnya pada hari Senin tanggal 10 Sya’ban pada satu setengah tahun setelah Rasulullah SAW dan umat Islam berhijrah dari Kota Mekah ke kota Madinah.
Saat itu suasana Kota Madinah sedang membangun komunitas Islam yang mampu menyemai madaniyah, kedamaian dan kemaslahan kepada umat, ditengah sebelumnya tidak ada nuansa islam,
“Momentum Ramadhan ini, adalah menjadi suasana yang tepat bagi UIN dan PW IPHI Jateng yang sama-sama sedang melakukan konsolidasi. UIN melakukan pencapaian rekognisi yang saat ini sudah dimiliki, sedang IPHI dengan suasana pengurus baru membutuhkan kebersamaan yang lebih solid,” kata Prof Imam Taufiq.
Menurut Prof Imam Taufiq, sebuah kehormatan dan berkah bagi UIN Walisongo, malam ini pengurus dan anggota IPHI Jateng hadir dalam acara Tarhim di kampusnya. Atas nama kampus, pihaknya menyampaikan terima kasih, disertai dengan doa semoga membawa berkah bagi keluarga besar UIN Walisongo, yang saat sedang mempunyai kegiatan besar yakni memperingati Dies Natalis ke 53 tahun 2023 yang puncaknya nanti akan digelar rapat senat terbuka pada 6 April mendatang.
“IPHI adalah organisasi yang elit. Karena semua pengurus dan anggotanya adalah lulusan tanah saci, dalam arti semua sudah pernah menjalankan ibadah haji. Jamaah yang hadiri di sini yang belum tindak haji, belum bisa gabung IPHI. Jadi tidak gampang masuk anggota IPHI, apalagi sekarang antrian haji sangat Panjang, sampai 30 tahun,” kata Prof Dr Imam Taufiq, yang juga Ketua PW IPHI Jateng ini.
Sementara, Wakil II PW IPHI Jateng Drs H Kabul Supriyadhie MH mewakil Ketua PW IPHI Jateng mengatakan, Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia adalah organisasi masyarakat pasca melakukan ibadah haji ke tanah suci. Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia kalau disingkat menjadi IPHI tapi dibaca I Pe Ha I. Menurunya, ada dua organisasi yang mengunakan IPHI, yang satunya adalah Ikatan Penasehat Hukum Indonesia.
Dan kehadiran Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia adalah untuk mewujudkan dan melestarikan haji mabrur sepanjang hayat, sebagaimana yang tertulis di logo IPHI.
“Saya kira semua umat Islam mencita-citakan bisa menjalankan rukun Islam ke lima ini, melaksanakan ibadah haji. Tadi dikatakan Pak Rektor, saat ini antrian panjang, mungkin organisasi IPHI ini ke depan anggotanya sudah tua-tua. Daftar sekarang, 30 tahun baru berangkat. Mudah-mudah kedepan ada jalan keluar, sehingga antrian tidak panjang lagi dan yang berangkat haji usianya tida tua-tua lagi,” kata dia.
Dikatakan Kabul Supriyadhie, program Tarhim ini menjadi program tahunan PW IPHI Jateng setiap bulan Ramadhan. Malam hari ini, di Masjid Walisongo adalah adalah Tarhim pertama pada di Ramadhan 1444 Hini. Insya Allah Tarhim IPHI Jateng kedua akan dilaksanakan di Masjid Diponegoro UNDIP Pleburan Semarang, tanggal 7 April mendatang.
“Tujuan dari acara Tarhim ini, tidak lain hanyalah mencari ridho Allah SWT. Bulan Ramadhan adalah bulan sangat mulia, bulan yang kita tunggu-tunggu kehadirannya,” ucap dia.
Sementara, Ketua PW Muhamadiyah Jateng Dr KH Tafsir MAg dalam ceramahnya mengajak jemaah untuk bersyukur. Selain bersyukur karena kita bisa masuk di bulan Ramadhan dan bisa menjalankan puasa, namun juga bersyukur karena posisi Indonesia berada di daerah garis katulistiwa. Daerah-daerah yang berada di daerah katulistiwa itu, durasi siang dan malanya adalah nyaris sama. Waktu puasa itu mulai fajar sampai magrib atau matahari tenggelam. Yang durasinya sekitar 13 jam.
“Coba anda membayangkan hidup di daerah kutub, dimana waktu siang dan malamnya berbeda jauh. Waktu siangnya bisa mencapai 21 jam, bahkan sampai 23 jam, kemudian waktu malanya hanya 1 sampai 3 jam. Memang juga sudah ada ketentuannya, cara puasa orang kutub, namun puasa orang-orang di kawasan garis katulistiwa adalah sangat enak,” terangnya.
KH Tafsir juga mengajak jemaah untuk bisa meningkatkan kualitas puasanya. Jangan sampai puasa yang dilakukan itu hanya mengalihkan waktu makan dan minum saja. Kalau sedang tidak puasa makan dan minum dilakukan pada siang hari, kemudian saat puasa dialihkan pada malam hari. Jangan sampai makan dan minum pada malam hari adalah untuk pelampiasan mengganti makan dan minum siang hari.
“Logikanya karena sedang puasa anggaran belanja berkurang. Namun kenyataanya, anggaran belanja saat puasa meningkat. Belum lagi saat datang lebaran, anggarannya juga bertambah berlipat-lipat. Mari kita renungkan hal ini,” pintanya.
Selanjutnya, Kiai Tafsir juga mengingatkan jemaah agar terus menambah dan meningkatkan ibadah selama bulan Ramadhan, apalagi semakin mendekati Idul Fitri. Seharusnya, semakin mendekat Idul Fitri, kualitas dan kuantitas ibadah, seperti dzikir, membaca alquran I’tikaf di masjid semakin banyak. Bahkan Ketika berada 10 hari terakhir Ramadhan lebih dimaksimalkan lagi. Namun kenyataanya, mendekati Idul Fitri kebanyakan orang tidak disibukkan dengan amal ibadah namun disibukkan dengan persiapan lebaran.
“Semakin akhir Ramadhan bisa dilihat mall semakin ramai, tapi masjid-masjid semakin sepi,” katanya. (aris)
Berita terbaru:
- Calon Jemaah Haji Gelombang 2 Diihimbau Pakai Ihram Sejak di Embarkasi
- Gus Yasin: Pernikahan Dini Bikin Angka Perceraian Tinggi
- Keppres Terbit, Pelunasan Bipih Kuota Tambahan Dibuka 8 – 12 Juni 2023
- Tegas! Kemenristekdikti Cabut Izin Operasional 23 Perguruan Tinggi, Ini Alasannya
- 30 Kitab Kuno Koleksi Museum MAJT Kondisi Mengkhawatirkan, Perpus Nasional Datang dan Melakukan Ini
100 300