Perlu Tau, Begini Acara Pesta Pernikahan yang Sesuai Syariat Menurut Buya Yahya

Perlu Tau, Begini Acara Pesta Pernikahan yang Sesuai Syariat Menurut Buya Yahya (foto: Al-Bahjah TV)

SIGIJATENG.ID – Di dalam agama Islam, pernikahan dapat diartikan bahwa suatu perjanjian suci yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang ingin melanjutkan hubungan menjadi hubungan yang halal. Mereka akan mengikat janji untuk menyatakan bahwa sudah siap untuk membangun rumah tangga.

Biasanya, dalam merayakan pernikahan, masyarakat sering menggelar pesta pernikahan.

Namun terkadang pesta pernikahan itu tak sesuai syariat Islam, sebab tercampurnya tamu undangan laki-laki dan perempuan.

Lantas bagaimana penjelasan ulama tentang hal ini? Simak penjelasan Buya Yahya berikut ini!

Melalui salah satu kajian yang diunggah di kanal YouTube Al-Bahjah TV, seorang jamaah bertanya kepada Buya untuk meminta saran tentang acara pernikahan nya yang rencana nya tamu undangan akan dipisah antara laki-lak dan perempuan. Namun, dalam rencana resepsi tersebut, orang tuanya menginginkan konsep yang lain.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Buya Yahya mengungkapkan tentang pesta pernikahan yang sesuai dengan syariat.

Buya Yahya menyebut jika akad pernikahanan merupakan momen terpenting, jadi untuk mengharapkan rahmat dari Allah.

“Pernikahan itu dari akad hingga resepsinya adalah momen terpenting, memahami momen penting saat ini bukan tentang urusan keindahan di acara resepsi, akan tetapi di dalam sisi mengucurkan rahmat Allah,” jelas Buya Yahya, dikutip SIGI JATENG, Selasa (31/1/23).

“Di dalam mengucurkan rahmat Allah, sebagian berkata begini ‘kan nikah Cuma sekali saja, ya sudahlah jadi sebebas-bebasnya’ sehingga di acara tersebut terjadi macam-macam keharaman, dia memahami makna nikah sekali,” tambahnya.

Lebih lanjut, Buya Yahya mengatakan jika sebuah pernikahan itu jangan sampai malah mengundang kemurkaan Allah. Sebaliknya, pernikahan tersebut harus mengundang keberkahan.

“Seharusnya dia paham, nikah itu sekali jangan sampai Allah itu murka, bagaimana kita mengundang keberkahan dengan menjaga syariat di dalam pernikahan, ini yang harus dipahami, cuma kalimat sekali kok ribet banget sih banyak aturan, ini kita ngundang berkah loh ya,” ujarnya.

“Cuma permasalahan besar di sini apa, mohon maaf, besan, awas anda punya besan yang ruwet ini mulai keruwetan, besan anda harus paling mudah kalau diajak bicara soal syariat. Ya ini saya selalu mendapat permasalahan di besan, orangnya sudah dekat diatur sama kita ngerti tapi gitu, besan,” imbuhnya.

Kemudian Buya menjelaskan, jika resepsi itu dianjurkan pula oleh Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi, tentu resepsi tersebut tak boleh terlalu berlebihan yang jutsru mengundang hal yang tak baik.

“Ayo diupayakan resepsi dengan yang lebih, secara irit-iritan lebih ini. Masalah kemeriahan hati bergembira, hati kan sudah lebih meriah disaat dengan keberkahan Nabi Muhammad, resepsi dianjurkan cuma jangan berbaur sana-sini,” kata Buya.

Di akhir, Buya menegaskan ulang, untuk memperhatikan kondisi para tamu undangan dan dibicarakan dengan baik-baik terhadap besannya itu.

“Apalagi mohon maaf, saudara kita kan ada yang non muslim yang datang, kalau dia perempuan dicampurkan dengan laki-laki, kalau perempuan dengan perempuan ok lah lebih bebas kan begitu. Jadi harus dipertimbangkan betul-betul, terlebih masalah besan,” pungkas Buya. (dimas)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini