
Semarang (sigijateng.id) – Kasus kenakalan remaja atas perilaku hedonisme yang dilakukan Mario Dandy Satriyo Putra salah seorang anak dari Eks Pejabat Pajak berujung penganiayaan terhadap Cristalino David Ozora hingga tak sadarkan diri belum lama ini menjadi perhatian banyak publik.
Bahkan, usai ditangkap polisi terungkap, di usianya yang baru 20 tahun Mario Dandy ternyata sudah hidup penuh dengan kemewahan hingga lupa diri. Belum lagi kasus aksi begal di Magelang yang sempat viral yang dilakukan para remaja belasan tahun.
Lantas apa yang harus dilakukan oleh para orang tua dan peran masyarakat agar perilaku yang identik dengan hal negatif tersebut tidak meracuni anak – anak terutama di usia Remaja?
Menanggapi hal itu, anggota Komisi E DPRD Jateng Yudi Indras Windarto, mengatakan kekerasan dan perkelahian tentang anak hal tersebut tidak lepas dari pergeseran budaya, nilai, pemahaman anak-anak yang dimaknai menjadi besar dan hebat.

Pergeseran budaya zaman dahulu dengan zaman sekarang sangat jauh berbeda. Dahulu banyak kegiatan anak muda yang mengisi waktu dengan kegiatan yang positif. Alat komunikasi juga sangat mempengaruhi.
“Kemajuan IT semakin pesat, dengan genggaman tangan membuat transformasi budaya positif cepat apalagi negative juga cepat,” ujarnya dalam sebuah acara Podcast DPRD Jateng bertema mencegah kenakalan remaja dan perilaku hedonisme yang digelar, Kamis (16/3).
Sementara itu, bicara mengenai hedonism, Yudi mengatakan perlu pengendalian gaya hidup. Hedonism menjadi gaya hidup hedonisme yang memuja kesenangan dengan menuruti hawa nafsu tanpa batas, akan sangat berbahaya bila hal itu menjangkiti para remaja.
“Perilaku ini dapat merapuhkan mental generasi anak,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas DP3AKB Prov Jateng Dra. Retno Sudewi, MM mengungkapkan data kenakalan remaja masih sangat tinggi. Hal itu tidak lepas dari gadget. Alat komunikasi yang sangat mempengaruhi.
“Anak harus diberi bekal yang positif. Dengan memberikan kecakapan keterampilan. Kita harus mulai dari keluarga terlebih dahulu,” ucapnya.

Sementara itu, Dyah Indah Noviyani, S.Psi, M.Psi selaku Pemerhati Anak dan Remaja mengungkapkan pihaknya mengajak dan menjalin komunikasi yang saat ini sudah tergantikan dengan teknologi komunikasi. Membangun kelekatan emosi antara orang tua dan anak.
“Pentingnya kelekatan emosi dan komunikasi yang bersifat konstruktif. Disitulah kita memberikan wawasan kepada anak sebagai upaya mencegah hal yang negatif,” tuturnya.
Sebagai informasi, Hedonisme merupakan pandangan hidup yang menganggap kebahagiaan didapat dengan mencari kesenangan sebanyak-banyaknya dan menghindari perasaan yang menyakitkan atau kurang menyenangkan bagi dirinya. Tak dapat dipungkiri, fenomena ini sudah terlihat pada remaja di Indonesia saat ini. (Adv)
100 176