Pasar Induk MAJT-MAS Mulai Dibangun, Gus Nuril Sebut-sebut Nama Mbak Ita

Sesepuh Jawa Tengah KH Ahmad Darodji memotong tumpeng dan menyerahkan kepada Gus Nuril Arifin Husein selanjutnya diserahkan kepada para tokoh yang melaksanakan pembangunan Pasar Induk MAJT-MAS, sebagai simbolis dimulainya pembangunan. (foto humas yayasan nadzir)

SEMARANG (Sigi Jateng.id) – Yayasan Nadzir Wakaf Banda Masjid Agung Semarang memulai pembangunan Pasar Induk MAJT-MAS di atas tanah wakaf banda Masjid Agung Semarang (MAS) yang berlokasi di Blok F dan G, Kompleks Relokasi Pedagang Pasar Johar, Semarang.

Yayasan mengalokasikan anggaran Rp 27,183 Miliar atas pembangunan Pasar Induk MAJT-MAS di belakang MAJT Gayamsari Semarang itu.

Dua Blok yang dibangun ini, hampir setahun tidak lagi difungsikan, sejak terbakar pada tahun awal 2022.

Yayasan memulai pembangunan pasar dengan menggelar Selamatan yang dihadiri para kiai sepuh Jawa Tengah, diantaranya Ketum MUI Jawa Tengah Dr KH Achmad Darodji, Sekum Drs KH Muhyiddin, MAg, Kiai Zaen Yusuf, jajaran Pengurus PP MAJT dan MAS, juga eks Panglima Pasukan Berani Mati Pembela Gus Dur, Dr KH Nuril Arifin Husein, MBA, Senin malam (2/1/2023).

Selamatan yang bernuansa khidmat dan semarak, diawali khataman Al-Qur’an dan hadroh dari para santri Pesantren Tahfidz Raudlatul Al-Qur’an, Kauman, Semarang, pimpinan Ir KH Khammad Maksum, Al-Hafidz, dilanjutkan pemotongan tumpeng diakhiri peletakan batu pertama, oleh Kiai Achmad Darodji dan Gus Nuril Arifin Husein.

Drs KH Istajib AS, yang sebagai master of ceremony (mc) tampil memukau. Salah satu aktor penggerak kembalinya Banda Masjid Agung Semarang di tahun 2000 tersebut, mampu menghipnotis suasana semarak, segar dan gayeng, di tengah cuaca hujan deras.

Direktur Utama Pasar Induk MAJT-MAS Drs H Ahyani, MSi melaporkan, area yang disiapkan untuk Pasar Induk mencapai 77.608 meter persegi dengan 12 blok. Pembangunan 12 blok sudah disiapkan anggaran Rp.16.908.033.144, kemudian pembangunan jalan, saluran dan fasilitas umum seluas 4.710 m2 dengan dana Rp. 10.275.000.000.

Dari 12 blok akan dibangun 2.720 lapak, yang setiap lapal berukuran 2×4 meter persegi, kemudian 54 Ruko ukuran setiap Ruko 4×8 meter persegi berlantai 2. Saat ini sudah ada 715 dari 800 pedagang yang sudah membuat pernyataan di atas meterai yang menginginkan tetap berjualan di PI MAJT MAS.

Kiai Ahmad Darodji berharap masyarakat dan semua pihak termasuk Pemerintah Kota Semarang agar mendukung pembangunan pasar induk, untuk mengakomodasi sedikitnya 800 pedagang buah dan sayur yang selama ini memiliki niat kuat dan tahan banting dalam berjualan di pasar ini.
Diharapkan pula dengan kesemarakan pasar, akan membangkitkan perputaran roda ekonomi secara dinamis hingga berujung terwujudnya kesejahteraan para pedagang.

“Geliat pasar induk akan berkontribusi mengurangi kemiskinan, sekaligus sebagai upaya membuat umat Islam kaya dan berdaya saing kuat,” tegas Kiai Darodji.

Sementara Pengasuh Pesantren Soko Tunggal, Sendangguwo Semarang dan Pesantren Abdurrahman Wahid, Jakarta, Gus Nuril Arifin Husein banyak memompa semangat sekaligus pembelaan kepada Yayasan Nadzir Wakaf sebagai pengelola Pasar Induk MAJT-MAS, untuk tidak takut melangkah dalam membangun pasar.

Mengingat membangun pasar berarti memberdayakan dan menyejahterakan 800 pedagang beserta keluarganya.
“Ini termasuk tugas mulia, apalagi yang mengelola MAJT dan MAS, maka jangan ada yang menghalangi, apalagi pemerintah daerah,” tegasnya.

Terhadap rencana Pemkot Semarang yang akan membongkar asetnya berupa bangunan di eks Relokasi Pasar Johar, yang berada di atas tanah wakaf milik Yayasan Nadzir Wakaf Banda Masjid MAS, sebagai proses lelang, Gus Nuril mengingatkan agar Plt Walikota mengkaji ulang rencana tersebut.

Gus Nuril mengusulkan kepada Kiai Darodji agar mengundang Plt Walikota Semarang untuk dinasihati. Dengan cara ini, Gus Nuril optimis, Plt Walikota masih memiliki nurani untuk membatalkan rencana tersebut.

“Saya yakin Bu Ita akan mengubah niatnya, demi kepentingan 800 pedagang,” katanya, seraya menambahkan bila upaya menasihati tetap kandas, maka apa boleh buat, Yayasan agar mengadendum atau mengitung kembali nilai sewa tanah wakaf yang disewa Pemkot untuk relokasi pedagang Pasar Johar selama enam tahun yang nilai sewanya terlalu rendah sehingga merugikan MAJT. Termasuk langkah somasi pun harus disiapkan.

Pembangunan Pasar Induk ini, kata Direktur Pemasaran Drs KH Istajib AS, mendaspat dukungan dan restu penuh dari para kiai sepuh diantaranya Mantan Gubernur Jawa Tengah Kiai Ali Mufiz MPA, Pengasuh Pesantren Addanuriyah, Kiai Dzikron Abdullah dan Kiai Hanief Ismail. (aris)

Berita Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini