
Yogyakarta (sigijateng.id) – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan Hamengku Buwono (HB) X akan memberi bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat miskin seumur hidup. Saat ini kebijakan tersebut dalam pembahasan dengan DPRD DIY.
Sultan HB X menggolongkan masyarakat miskin menjadi beberapa kategori, yakni masyarakat miskin yang sudah tua dan benar-benar tidak bisa bekerja, dan masyarakat miskin yang bisa bekerja tetapi tidak memiliki modal usaha atau keterampilan kerja.
“Kira-kira yang umur 60 tahun lebih sampai 70 dia pendidikan mungkin hanya SD tidak punya fasilitas apapun dia tidak bisa bekerja ya sudah dibantu wae (saja) sampai meninggal. Bantuan sosial begitu,” ungkap Sultan saat ditemui wartawan, Rabu (25/1/2023).
Sultan menjelaskan kebijakan tersebut sedang dibahas dengan legislatif. Menurutnya pembahasannya terkait memungkinkan atau tidaknya usulan dari Pemda DIY tersebut untuk direalisasikan ke APBD.
“Itu coba saya dialogkan sama teman-teman di legislatif saya juga sudah bicara dengan pimpinan DPRD mau nggak DPRD membantu setuju nggak dengan (bantuan) sosial seperti itu,” ujar Sultan.
Sultan mengatakan kebijakan tersebut bisa mulai diterapkan di dua kabupaten terlebih dahulu, yakni Gunungkidul dan Kulon Progo. Dari data Pemda DIY, masyarakat miskin yang sudah tidak bisa bekerja di DIY berkisar 3-4 persen.
“Pertama kita coba di Gunungkidul sama Kulon Progo dulu, seperti ini sudah bantuan sosial seumur hidup kalau itu 3-4 persen saja,” jelasnya.
Sedangkan bagi masyarakat miskin di luar lansia yang tidak bisa bekerja, Sultan mengatakan dapat dibantu dengan memanfaatkan tanah kas desa yang disewakan kepada masyarakat. Uang sewanya bisa diambil dari Dana Keistimewaan (Danais) yang disalurkan ke setiap kalurahan.
“Nggak punya uang, bisa pakai Danais untuk menyewa tanah kas desa, dengan begitu dia bisa punya pendapatan,” jelas Sultan.
“Menggunakan tanah kas desa disewa mereka melalui Danais yang akan kita bagikan per desa Rp 1 miliar itu,” pungkasnya.
Sebelumnya, mengomentari soal DIY provinsi termiskin di Pulau Jawa versi Badan Pusat Statistik (BPS). Sultan HB X membandingkan data DIY dengan Jawa Tengah. Sultan menyebut tidak terlalu mempersoalkan rilis BPS tersebut. Menurutnya, jika dilihat dari jumlah penduduk, warga miskin di DIY jauh di bawah Jateng.
“Ya Jogja (DIY) 11 persen kalau penduduk 3,7 (juta jiwa) ya kira-kira 400 ribu (penduduk miskin). Tapi kalau Jawa Tengah 9 persen memang lebih rendah, ning (tapi) kalinya kan 36 juta (jiwa). Kan beda. Iya to,” kata Sultan kepada wartawan, Rabu (25/1/2023).
Sultan menyebut masyarakat miskin akan selalu ada. Dengan asumsi klasifikasi masyarakat miskin di DIY menghabiskan kurang dari Rp 480 ribu untuk biaya hidup, walaupun diberi bantuan pun menurut Sultan klasifikasinya juga ikut naik.
“Tapi bagi saya no problem hanya sekarang bagaimana bantu orang miskin itu tidak mudah gitu lho. Ya soalnya misalnya biaya konsumsi Jogja itu 480 ribu. Mungkin lebih tinggi daripada Jawa Tengah yang dikonsumsi. Tapi kan tetap itu yang miskin,” terang Sultan. (Red)
100 18