SIGIJATENG.ID – Sebagai orang muslim harus meyakini bahwa hidup ini adalah sementara. Setiap orang akan mati dan aka nada kehidupan lagi setelah kematian.
Pada saat manusian dihidupkan lagi, pada saat itulah Allah akan meminta pertanggjawaban kepada semua manusia, tanpa kecuali, atas semua perbuatan yang dilakukan dunia.
Semua amal perbuatan manusia saat hidup yang dicatat oleh malaikat Raqib dan Atid akan ditunjukkan. Jika catatan amal baik lebih banyak maka akan mendapatkan balasan kebahagiaan, namun jika catatan buruk lebih banyak maka akan mendapatkan kesengsaraan.
Pertanyaannya, berapa banyak amal baik yang sudah kita lakukan sampai detik ini?. Jangan sampai catatan amalan kita merah. Mumpung kita masih punya kesempatan, mari tinggalkan amal buruk dan perbanyak amal sholeh sambil memohon Ridho Allah
Berikut ini, beberapa amalan ringan berpahala besar yang diajarkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Meskipun amalan ini sedikit dan ringan, atau bahkan dipandang remeh oleh sebagian orang. Namun ternyata tanpa kita sangka, ternyata amalan tersebut mengandung pahala yang besar.
Berikut adalah beberapa amalan yang mudah dan ringan untuk dilakukan, namun besar pahalanya, berdasarkan hadits yang shahih:
1. Mendoakan orang lain tanpa diketahui mendapatkan pahala sebanyak orang yang didoakan.
Melakukan amalan tanpa melakukannya dengan susah payah tapi mendapatkan pahala besar adalah hal yang sangat mustahil. Mendapatkan pahala besar tanpa mengeluarkan biaya, keringat dan tenaga. Salah satu amalan yang dapat dilaksanakan adalah mendoakan orang lain.
Setiap manusia harus berdoa. Doa merupakan suatu keharusan yang dipikul umat Islam. Doa merupakan salah satu jalan dan pola yang harus dipahami manusia sebagai hamba dari Sang Pencipta
Adanya doa itu diharapkan dapat menyadarkan manusia untuk selalu mengingat Allah sebagai tempat meminta ampunan dan pertolongan. Doa lahir dari sebuah pemahaman, lahir dari sebuah kondisi makna dan manusia diciptakan memiliki macam kelemahan.
Dan berdoa hendaknya tidak hanya uuntuk diri sendiri. Namun juga orang tua. Bahkan sudara-suadara kita, tanpa kita perlu memberi tahu sudah mendoakan orang lain. Diam diam mendoakan orang lain.
Dari Abu Darda’ bahwa dia berkata bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُوْ لأَِخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلاَّ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوْكِلُ بِهِ آمِيْنَ وَلَكَ بِمِثْلِ
“Tidaklah seorang muslim berdoa untuk saudaranya yang tidak di hadapannya, maka malaikat yang ditugaskan kepadanya berkata : “Amin, dan bagimu seperti yang kau doakan”. [Shahih Muslim, kitab Doa wa Dzikir bab Fadli Doa fi Dahril Ghalib].
Maka perbanyaklah mendoakan orang lain dalam kebaikan dan ketaqwaan. Dan janganlah kalian mendoakan mereka dalam keburukan, suatu hal yang tak mungkin terjadi, memutus silaturahmi dan mendoakan orang kafir agar diampuni, tetapi boleh bagi kalian berdoa agar ia di beri hidayah untuk masuk ke dalam Islam. Salah satu doa yang mungkin biasa dipraktekan:
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِىْ ذُنُوْبِىْ وَلِوَالِدَىَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِىْ صَغِيْرًا. وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ،اَلْاَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ وَتَابِعْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ بِالْخَيْرَاتِ، رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُالرَّاحِمِيْنَ
Allaahummaghfirlii dzunuubii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiira, waliljamii’il muslimiina walmuslimaati, walmu’miniina wal mu’minaati Al ahyaa’i minhum wal amwaati, wataabi’ bainanaa wa bainahum bil khairaati, rabbighfir warham wa annta khairur raahimiin.
“Ya Allah, berikanlah ampunan kepadaku atas dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku, dan kasihanilah keduanya sebagaimana beliau berdua merawatku ketika aku masih kecil, begitu juga kepada seluruh kaum muslimin dan muslimat, semua orang yang beriman, laki-laki maupun perempuan yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia, dan ikutkanlah diantara kami dan mereka dengan kebaikan. Ya Allah, berilah ampun dan belas kasihanilah karena Engkaulah Tuhan yang lebih berbelas kasih”
2. Menjenguk Orang Sakit
Menjenguk orang sakit itu termasuk amal sholih yang bisa mendatakan pahlan. Orang yang menjenguk orang sakit didoakan oleh 70.000 Malaikat. Dalam hal menjenguk orang sakit tidak hanya menjenguk saudara kandung saja, namun juga saudara muslim.
Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda:
إِذَا عَادَ الرَّجُلُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ مَشَى فِيْ خِرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ فَإِذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ، فَإِنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ كَانَ مَسَاءً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ.
“Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad dengan sanad shahih).
Menjenguk orang sakit mudah dilakukan sesambi kita mempererat tali silaturahmi dan kekerabatan. Apalagi menjenguk orang sakit adalah salah satu kewajiban muslim terhadap muslim lainnya. Hukum menjenguk orang sakit adalah fardhu kifayah, karena ada perintah dan merupakan hak saudara sesama muslim
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ: رَدُّ السَّلاَمِ، وَعِيَادَةُ الْمَرِيْضِ، وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ، وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ، وَتَشْمِيْتُ الْعَاطِسِ
“Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain ada lima yaitu menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengikuti jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan orang yang bersin (bila yang bersin mengucapkan hamdalah, jika tidak maka tidak didoakan, pent.).” [HR. Al-Bukhari no. 1240 dan Muslim no. 5615].
3. Membaca Al Quran
Membaca Al Quran itu pahalanya besar. Sebagai seorag muslim jangan sampai tidak bisa membaca Al Quran. Jika waktu kecil belum bisa membaca Al Quran, ketika dewasa dan bahkan sudah tua jangan malas atau bahkan malu belajar memba Al Quran.
Pahala membaca Al Quran itu dihutung per huruf. Satu Huruf dari Al-qur’an Mendapat Sepuluh Pahala
عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ».
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن مسعود رضى الله عنه قَالَ : تَعَلَّمُوا هَذَا الْقُرْآنَ ، فَإِنَّكُمْ تُؤْجَرُونَ بِتِلاَوَتِهِ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرَ حَسَنَاتٍ ، أَمَا إِنِّى لاَ أَقُولُ بِ الم وَلَكِنْ بِأَلِفٍ وَلاَمٍ وَمِيمٍ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ.
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pelajarilah Al Quran ini, karena sesungguhnya kalian diganjar dengan membacanya setiap hurufnya 10 kebaikan, aku tidak mengatakan itu untuk الم , akan tetapi untuk untuk Alif, Laam, Miim, setiap hurufnya sepuluh kebaikan.” (Atsar riwayat Ad Darimy dan disebutkan di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 660).
Dan hadits ini sangat menunjukan dengan jelas, bahwa muslim siapapun yang membaca Al Quran baik paham atau tidak paham, maka dia akan mendapatkan ganjaran pahala sebagaimana yang dijanjikan. Dan sesungguhnya kemuliaan Allah Ta’ala itu Maha Luas, meliputi seluruh makhluk, baik orang Arab atau ‘Ajam (yang bukan Arab), baik yang bisa bahasa Arab atau tidak.
Para imam terdahulu salah satu contohnya adalah imam Syafi’I mampu menamatkan al-qur’an 60 kali dalam bulan ramadhan. Memang para ulama terdahulu sangat serius sekali dalam bertadarrus di bulan Ramadhan. Dan yang lainnya adalah:
a. Usman bin Affan radhiAllah ‘Azza wa Jalla ‘anhu menamatkan al-qur’an setiap hari dalam bulan ramadhan.
b. Al-Aswad menamatkan tadarrusnya setiap malam dalam bulan Ramadhan.
c. Qatadah menamatkan tadarrusnya setiap tiga hari dalam bulan Ramadhan, tapi kalau masuk sepuluh malam terakhir Ramadhan, dia menamatkan setiap malam sekali.
Waktu yang mudah untuk kita menghafalkan atau membaca al-qur’an yaitu setelah maghrib sampai ‘isya dan setelah shubuh. Waktu-waktu itu mempermudah kita menghafal dan menbaca al-qur’an , sehingga kita dapat lebih konsentrasi, mudah mengingat dan mudah dalam mentadaburi al-qur’an. Selain itu kita dapat melakukanya pada saat kita mempunyai waktu luang yang kosong. Dan bagi kamu yang belum lancar membaca al-qur’an kamu akan mendapatkan bonus tambahan.
Membaca Al Quran akan mendatangkan syafa’at
عَنْ أَبي أُمَامَةَ الْبَاهِلِىُّ رضى الله عنه قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ
“Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya” (HR. Muslim).
4. Berdzikir
Dzikir berasal dari kata dzakara, yadzukuru atau dzukr/dzikr yang memiiliki arti perbuatan dengan lisan (menyebut, menuturkan, mengatakan) dan dengan hati (mengingat dan menyebut). Kemudian ada yang berpendapat bahwa dzukr (bidlammi) saja, yang dapat diartikan pekerjaan hati dan lisan, sedang dzkir (bilkasri) dapat diartikan khusus pekerjaan lisan.
Berdzikir merupakan hal yang telah umum di dalam Islam. Banyak ayat Al-Qur‟an yang berisi perintah Allah SWT. agar manusia senantiasa berdzikir mengingat-Nya. Beberapa di antaranya adalah surat An-Nisa‟ ayat 103, Al-Ma‟idah ayat 4, Al-Hajj ayat 36 dan Al-Jumu‟ah ayat 10.
Berdzikir telah menjadi suatu bentuk kegiatan atau ibadah yang dilakukan umat muslim yang juga dapat memperoleh pahala. Maka dari itu, akan baik jika dilakukan.
Banyak bacaan dzikir. Salah satunya hadits, amalan dzikir yang pahalanya memenuhi timbangan amal.
Pada hari akhir nanti semua orang akan ditimbang oleh Allah ‘Azza wa Jalla akan amal perbuatannya. Apabila lebih berat pahalanya maka ia akan dimasukan ke dalam syurga dan apabila lebih berat dosanya maka ia akan dimasukan ke dalam neraka. Nauudzubillahi min dzaalik. Nah amalan ini ringan tidak susah di amalkan namun berat dalam timbangan. Dari Abu Malik Al-asy’ari radhiallah‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
عَنْ أَبِي مَالِكٍ الحَارِثِ بْنِ عَاصِمٍ الأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:) الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيْمَانِ، وَالحَمْدُ للهِ تَمْلأُ المِيْزَانَ، وَسُبْحَانَ اللهِ والحَمْدُ للهِ تَمْلآنِ – أَو تَمْلأُ – مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ، وَالصَّلاةُ نُورٌ، والصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ، كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَو مُوْبِقُهَا رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Malik Al-Harits bin ‘Ashim Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Bersuci itu sebagian dari iman, ucapan alhamdulillah (segala puji bagi Allah) itu memenuhi timbangan. Ucapan subhanallah (Mahasuci Allah) dan alhamdulillah (segala puji bagi Allah), keduanya memenuhi antara langit dan bumi. Shalat adalah cahaya, sedekah adalah bukti nyata, kesabaran adalah sinar, Al-Qur’an adalah hujjah yang membelamu atau hujjah yang menuntutmu. Setiap manusia berbuat, seakan-akan ia menjual dirinya, ada yang memerdekakan dirinya sendiri, ada juga yang membinasakan dirinya sendiri.’” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 223]
Apabila kita mengucapkannya dengan keyakinan mantap maka tidaklah ringan timbangan kita di hari kiamat kelak. InsyaAllah. Dan pada hadist lain: Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung). (HR. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694).
5. Beristighfar
Istighfar merupakan salah satu doa memohon ampun kepada Allah SWT atas dosa dan juga khilaf yang kita lakukan. Dengan mengucapkan kalimat istighfar, itu artinya kita merendahkan diri di hadapan Allah SWT dan beriman akan hari pembalasan. Hal tersebut tergambar di dalam hadits Rasulullah mengenai nasib Ibnu Jad’an di neraka akibat tidak pernah membaca istighfar.
Bacaan istighfar ini akan menyelamatkan kita dari dosa merasa suci dan juga ma’sum bagai nabi. Karena Nabi Muhammad ataupun Nabi Ibrahim sekalipun yang dijamin oleh Allah terjaga dari doa, mereka tetap berdoa memohon ampun kepada Allah. Jadi, selain kewajiban, amalan yang satu ini menjadi kebutuhan kita sebagai orang Islam.
Adapaun bacaan Istighfar bermacam-macam. Ada yang pendak dan Panjang.
Istighfar Singkat
Biasanya, bacaan istighfar singkat ini dibaca oleh Nabi Muhammad SAW sebanyak tiga kali setelah shalat. Bacaannya yaitu sebagai berikut:

(Astaghfirullah)
Artinya: Aku memohon ampun kepada Allah.
Ada juga yang belakangnya ditambah beberapa kata:
(Astaghfirullahal ‘adhiim)
Artinya: Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung.
Kemudian ini
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ، وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
“Astaghfirullôhal ‘adzîm alladzî lâ ilâha illâ huwal hayyul qoyyûm wa atûbu ilaihi”.
(Aku memohon ampunan kepada Allah yang Mahaagung. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Dia Yang Mahahidup dan Maha berdiri sendiri).
“Barang siapa mengucapkannya, niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun ia lari dari medan pertempuran.” (HR Al-Hakim)
Bacaan istighfar yang satu ini relatif lebih panjang dengan keutamaan yang luar biasa, yaitu bisa menghapus dosa walaupun dosanya sebanyak buih yang ada di lautan.
Wallahu A’lam bishowab. (dari berbagai sumber)
(aris)
Berita Terbaru:
- Kualitas Pemilu Ditentukan oleh Partisipasi Masyarakat dalam Pengawasan
- Mengenang Pemeran ‘Si Manis Jembatan Ancol’ Kiki Fatmala yang Tutup Usia Akibat Kanker, Ini Profilnya
- Inilah Urutan Daerah dengan UMK 2024 Tertinggi hingga Terendah di Jateng, Cek Disini!
- Hujan Deras, Pohon Besar Roboh Tutup Jalan Pantura Batang – Lalulintas Sempat Macet Panjang
- LPPM USM Gelar Workshop Akreditasi dan Reakreditasi Jurnal