
Batang (sigijateng.id) – Menjawab tantangan dunia kerja industri, sekolah menengah kejuruan terus dituntut harus mampu menyiapkan siswa-siswi yang handal sesuai dengan kompetensi dan kejuruan yang dimiliki.
Salah satunya yakni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah Bawang Kabupaten Batang. Meski berada di kaki gunung lereng prau kecamatan Bawang, keberadaan sekolah kejuruan tersebut sudah tidak diragukan lagi. Pasalnya, kepercayaan akan dunia industri begitu tinggi.
Terbukti, lulusan SMK Muhammadiyah Bawang banyak memiliki skill dan kompetensi. Melalui pembelajaran pendidikan yang diselaraskan dengan program kurikulum menjadikan sekolah tersebut mendapat banyak kepercayaan dari berbagai dunia kerja.
“Kerjasama dengan dunia otomotif yakni Nasmoco Pekalongan ini salah satu upaya kami meningkatkan kepercayaan terhadap masyarakat,” kata Imam Pamungkas S.Pd, M.Pd Kepala SMK Muhammadiyah Bawang saat ditemui sigijateng.id, Sabtu (16/9/2023).
“Buktinya kebutuhan akan dunia kerja dan tantangannya bisa kami jawab. Para siswa mampu memiliki skill yang handal sesuai dengan komptensinya,” sambung Imam.
Ia mengatakan, kerjasmama ini tidak hanya sebatas tertulis dalam kertas. Namun ini merupakan perwujudan visi dan misi sekolah SMK Muhammadiyah Bawang. “Bahwa pembelajaran butuh pelajaran yang nyata / riil,” ucapnya.

Nasmoco Pekalongan melalui program goes to school hadir di SMK Muhammadiyah Bawang Batang. Foto : vian/sigijateng.id
Imam juga menyebut, bahwa belum lama ini siswa-siswinya baru saja mendapatkan juara 2 dalam gelar lomba kreasi dan inovasi (kreanova) tingkat Kabupaten Batang tahun 2023 yakni menciptakan Peanut Peeling Machine (mesin pemilah kacang tanah) dan sebagainya.
“Harapannya ditahun berikutnya, SMK Muhammadiyah Bawang akan terus berinovasi memberikan yang terbaik untuk masyarakat,” bebernya.
Sementara itu, Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XIII Jawa Tengah mengapresiasi adanya kegiatan Nasmoco goes to school tersebut. Pihaknya berharap nantinya ada sekolah lain yang juga bekerja sama menyelenggarakan kegiatan ini.
“Kegiatan ini secara langsung mengedukasi siswa dan masyarakat. Jadi, SMK bukanlah SMK jika tidak bekerjsama dengan industri. Dengan begitu, masyarakat akan percaya terhadap lulusan sekolah yang memiliki kompetensi standar,” kata Kasi SMK Nuniek Mustikaningtyas Runtuweni S.Pd, M.Pd.
Menurutnya, para lulusan SMK semuanya memiliki skill yang bagus. “Namun untuk softskill masih dianggap masih kurang, sehingga ini yang harus di push kembali. Sehingga softskill seperti apa yang benar-benar dibutuhkan oleh dunia industri,” tuturnya. (Red)
100 179