Inilah Sanad Keilmuan Ulama Seorang Syekh Yasin al-Fadani

(foto Twitter SejarahUlama)

SIGIJATENG.ID – Syekh Yasin al-Fadani dijuluki sebagai “Gudang Sanad Dunia Abad ke-20” atau Musnid ad-Dunya. Untuk diketahui, gelar musnid tidak dapat disematkan begitu saja tanpa pengakuan yang luas. Sebab itulah tanda bukti kedalaman ilmu seseorang.

Al-Fadani mulai mempelajari Islam dari ayahnya Syekh Muhammad Isa. Kemudian dia melanjutkan pendidikannya di Madrasah Al-Shaulatiyah. Karena guru-guru asal India menghina para pelajar Indonesia, maka ia mendirikan dan menamatkan pendidikannya di sekolah ini.

Artinya, dengan gelar itu seseorang telah diakui meriwayatkan hadis lengkap dengan sanad. Gelar lainnya yang kerap disandangkan kepada Syekh Yasin al-Fadani adalah Bahr al-’Ulum. Sebab, tokoh kelahiran 17 Juni 1915 ini memiliki mata rantai keilmuan (sanad) yang banyak dalam bidang Hadist. Beliau diyakini telah mengumpulkan sanad dari ratusan ulama dalam bidang Hadist.

Syekh Yasin juga memiliki sanad berkenaan dengan kitab-kitab klasik yang sebagian besar telah dia kaji. Sanad dalam hal itu bahkan sampai kepada pengarang aslinya. Pada mulanya, Syaikh Yasin al-Fadani belajar pada ayahnya dan pamannya sendiri, yakni Syekh Mahmud Engku Hitam al-Fadani. Beberapa tahun kemudian, beliau menimba ilmu di Madrasah Ash-Shaulatiyyah al-Hindiyah, Makkah.

Namun, sebuah konflik di internal madrasah itu membuat para pelajar Jawi (Melayu) termasuk dirinya mesti keluar. Seperti kawan-kawannya, beliau kemudian pindah ke Madrasah Darul Ulum. Lembaga ini didirikan para tokoh haji asal Nusantara.

Syaikh Yasin dan kawan-kawan termasuk murid angkatan pertama di sekolah tersebut. Kelak, saat dewasa, beliau berkesempatan menjadi guru di sini. Sebagai pengajar di Madrasah Darul Ulum, Syekh Yasin al-Fadani tiap bulan Ramadhan membaca dan memberikan ijazah tentang Kutub al-Sittah kepada para muridnya. Kebiasaan itu bertahan 15 tahun lamanya.

Pada suatu kesempatan Syeh Yasin Al Fadani mushofahah musalsal atau menempelkan telapak tangannya degan telapak tangan orang lain secara berturut-turut kepada Romo KH. M. Anwar Manshur, diapit Romo KH. Abdulloh Kafabih Mahrus dan Al Maghfurlah Romo KH. A. Idris Marzuqi. (akhida)


Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini