Dinobatkan jadi Gubernur Pendukung Utama Pengelola Zakat, Ganjar Ungkap Hal Ini

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendapat penghargaan sebagai Gubernur Pendukung Utama Pengelolaan Zakat di Indonesia dari Baznas RI. Foto: Pemprov Jateng

Semarang (sigijateng.id) – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Republik Indonesia menobatkan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Pendukung Utama Pengelolaan Zakat di Indonesia, yang dinilai sukses mengelola zakat untuk kemaslahatan umat.

Ketua Baznas Jateng Ahmad Darodji mengatakan penghargaan tersebut diharapkan bisa menjadi motivasi untuk semakin lebih baik lagi.

“Dan kami sangat berterima kasih pada pak Gubernur, karena beliau selalu mendorong kami untuk lebih baik lagi. Baznas Jateng bisa berhasil seperti saat ini ya atas dorongan pak Ganjar,” jelasnya usai acara Baznas Award 2023 di Hotel Grand Sahid Jakarta, Senin (21/3).

Dia menyebut dulu Baznas Jateng hanya bisa mengumpulkan beberapa juta saja. Namun ketika Ganjar memimpin, Baznas bisa mengumpulkan hingga puluhan miliar.

“Itu karena pak Ganjar yang mendukung semua kegiatan kami. Beliau buat aturan dengan sistem payroll, jadi potongan langsung dan para ASN setuju. Jadi jumlahnya meningkat dan kami yakin di 2023 nanti bisa mencapai Rp 100 miliar,” terang Darodji.

Atas penghargaan tersebut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menilai capaian ini tidak diperoleh dengan cara tiba-tiba. Melainkan melalui proses yang panjang sejak awal dirinya menjabat gubernur Jateng.

“Sebenarnya penghargaan itu buat pengurus Baznas Jateng, bukan untuk saya. Karena saya tidak terlalu istimewa, yang hebat itu teman-teman,” kata Ganjar dalam keterangan tertulis, Selasa (21/3/2023).

Ganjar menyebut, sejak dicanangkan pada 2014, program Baznas Jateng terus meningkat. Tahun 2022 saja Baznas Jateng mampu mengumpulkan Rp 82 miliar dan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.

“Ini bukan kerjaan kemarin, tapi kerjaan sejak 2014, di mana tiap tahun selalu ada instruksi gubernur yang membahas mereka para pengurus baznas memberikan rekomendasi kepada kami, bagaimana mengoptimalisasikan, bagaimana masuk dalam sistem payroll, sampai kemudian pentasyarufannya,” terangnya.

Baznas Jateng disebutnya juga menjadi contoh daerah lain. Ganjar mengatakan ketika acara berlangsung, ada dari Palu yang ingin meminta bantuan, baik secara langsung maupun pendampingan dan pengelolaan.

“Saya katakan pasti bisa, karena ini syaratnya tidak ada teritori. Lalu saya tanya kenapa mintanya ke kami tidak menggali potensi yang ada di sana, mereka jawab kami belum optimal. Maka di samping usulan yang akan diajukan ke baznas Jateng, mereka juga mau belajar bagaimana mengelola,” ucapnya.

Dikatakan Ganjar, pengelolaan Baznas di Jateng tidak hanya untuk kebutuhan konsumtif. Di sisi lain, dana tersebut juga digunakan sebagai tambahan modal, pelatihan, dan lainnya.

“Maka hari ini Baznas menjadi satu kekuatan dari umat untuk umat. Banyak hal yang bisa dikerjakan, seperti pesan pak Wapres tadi, yang memerintahkan kepada kita agar menanggulangi kemiskinan ekstrem bahkan stunting. Nah di kami, Baznas ini yang kami optimalkan, selalu kami ajak bersama,” terangnya. (Red)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini