Dibalik Pasutri Purwokerto Pergi Haji Naik Sepeda, Jual Mobil Rp 60 Juta Untuk Bekal Selama Perjalanan

Nashrullah Ong (tengah) dan istrinya saat sampai di Kabupaten Karawang disambut rekan komunitasnya. Foto: Dok Pribadi

Purwokerto (sigijateng.id) – Niat untuk pergi berangkat ibadah haji yang dilalukan pasangan suami istri warga Sumampir Purwokerto jawa Tengah ini terbilang nekat bahkan bikin geleng kepala.

Bagaimana tidak, Nashrullah Ong (57) bersama istrinya Erma Hanura Sari (57) warga Perumahan Griya Satria Indah 2, Kalisari, Sumampir, Purwokerto ini bakal menempuh perjalanan dan menargetkan kurang lebih 12 bulan untuk bisa pergi ke tanah suci dengan naik sepeda ontel.

Diketahui, hingga saat ini ia sudah sampai di Bekasi di rumah teman lamanya. Setiap harinya ia menargetkan gowes sejauh 60 km dari awal berangkat pada Minggu (7/5).

Kisah romantis pasutri ini bermula ketika sang istri ingin sekali naik haji untuk pertama kalinya. Keinginan tersebut diutarakan ke Nashrullah pada tahun lalu.  Namun oleh Nashrullah menyebut jika antrean daftar haji di Indonesia cukup lama, akhirnya ia mengajak istrinya mengayuh sepeda.

Ajakan ini disambut positif istrinya. Sejak tahun lalu mereka giat berlatih sepeda dengan jarak tempuh yang setiap harinya bertambah.  Dari berkeliling sekitaran Purwokerto sampai akhirnya gowes ke Jogja berdua dalam waktu tiga hari.

“Persiapannya sudah lama, sekitar satu tahunan. Tadinya mau sendiri-sendiri. Bukan sepeda tandem. Karena lebih sulit, tapi istri saya penginnya begitu,” kata Nashrullah saat dihubungi melalui telepon selulernya, Rabu (17/5).

Sebenarnya, istrinya pernah mendapat tawaran untuk terlebih dahulu menunaikan ibadah umrah oleh anaknya. Namun hal itu, ia tolak dan kukuh untuk ibadah haji.

“Istri saya sudah ditawari anak-anak buat umrah dulu. Tapi tidak mau. Ya sudah, tadinya mau pakai motor. Cari informasi ternyata pakai motor lebih ribet. Belum lagi kalau rusak di jalan, sparepart belum tentu ada,” bebernya.

Ia pun lantas mendapat informasi harus ada uang jaminan motornya untuk aturan internasional. Beda jika kalau turing naik sepeda, cenderung lebih dimudahkan. “Masuk ke perbatasan pasti ditanya lebih banyak kalau naik motor,” ucapnya.

Nashrullah menyebut alasan menggunakan sepeda karena baru ada rezeki untuk menunaikan rukun islam kelima baru-baru ini, selain itu mengingat daftar tunggu haji cukup lama.

“Alhamdulillah Allah lagi kasih kemudahan rezeki. Terus kalau daftar sekarang masa tunggunya agak lama. Kami tidak menyalahkan pemerintah. Orang Indonesia minat hajinya sangat tinggi,” ungkapnya.

Ia bahkan harus menjual mobilnya seharga Rp 60 juta untuk bekal di perjalanan. Nashrullah menyadari bekal segitu tidak cukup untuk bekal dalam perjalanan. Oleh sebabnya ia sambil berdagang obat herbal.

“Saya jual mobil saya seharga Rp 60 juta. Sebenarnya kalau dihitung tidak cukup dengan hitungan manusia. Tapi ya sudahlah saya bismillah saja,” jelasnya.

Nashrullah mengatakan dalam satu hari targetnya 60 km dalam kondisi jalan rata. “Dari kemarin Alhamdulillah memenuhi target. Malah sempat jalan satu hari 80 km. Start pagi kadang jam 6 atau 7, abis asar sudah berhenti,” tuturnya.

Dalam perjalanannya, ia berbekal pakaian masing-masing 3 set. Lalu pakaian resmi satu set. Serta membawa obat herbal, sparepart seperti ban dalam, rem dan tak lupa membawa alat rekam video untuk dokumentasi selama perjalanan.

Rencananya ia akan gowes melalui rute Pulau Sumatera wilayah timur dan singgah di Pekanbaru di rumah saudaranya. Lalu lanjut ke Pulau Batam, lalu menyeberang ke Singapura dan menyusuri jalan ke arah utara sampai Arab Saudi.

“Menyeberangnya nanti dari Batam terus ke Singapore, Malaysia, Thailand, Myanmar kalau bisa masuk ya, karena saya dengar belum bisa masuk ini Myanmar. Targetnya 12 bulan sampai. Jadi untuk haji tahun 2024. Tapi di dalamnya kan ada umrahnya,” pungkasnya. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini